Aldorado 41

484 48 5
                                    

Perihal perasaan🍃

Happy reading ....

Siang ini terasa begitu terik, rasa panas terasa membakar kulit. Tidak hanya itu, cuacanya yang pengab menumbulkan rasa haus dan gerah bagi setiap orang yang berada di bawahnya tanpa perlindungan.

Dona menghela napas lega saat cairan dingin dengan bulatan-bulatan kecil di dalamnya masuk kedalam tergorokan.

"Enak ya neng, makan es gak bagi-bagi." Sindir Audy menatap sinis Dona.

Sambil menyeruput es Dona mendongak, menatap Audy  kemudian menyengir lebar. "Jelas dong. Lo kenapa? Iri? Kan lo juga punya." Ucapnya kembali menyeruput penuh nikmat.

Audy memutar kedua bola matanya lalu tersenyum manis penuh paksaan. "Tapi masalahnya ...," raut wajah Audy berubah seketika. "Lo minum punya gue! Punya lo tuh tinggal setengah. Punya gue kan masih banyak." Ketus Audy memunjuk satu minuman boba yang tinggal setengah.

Dona reflek menoleh ke kanan lalu beralih ke es yang ia pegang di tangannya. Senyum polos seketika menghiasi wajah. Menatap Audy, kemudian meringis kecil saat mendapati tatapan Audy yang menajam.

"Lo kan bisa beli lagi." Ucapnya kelewat santai.

"Beli lo bilang!" Sentak Audy tak terima.

"I-iya, kan masih banyak. Tuh, yang jualannya aja masih ada." Dona sedikit gugup. Sungguh, kemarahan Audy sangat menakutkan. Tatapannya itu loh, yang bikin Dona ciut. Astaga.

"Lo-"

"Hai." Dona menghela napas lega mendapati Aldo yang mendatanginya. Setidaknya untuk saat ini kemarahan Audy bisa ia skip untuk nanti.

Aldo duduk tepat di samping Dona. Matanya menatap Audy dan Dona bergantian. Sepertinya sebelum ia datang mereka berdua terlibat skandal.

"Hai Aldo," sapa Dona balik. "Tumben cepet?" Tanya Dona menompang dagu.

Audy melirik sinis keduanya lalu memutar kedua bola matanya lagi. Dari pada di sini mending ia pergi untuk memesan es Boba lagi.

"Dosennya gak masuk, jadi di bubarin." Jawab Aldo. "Kamu minum apa sih? Enak banget kayaknya." Tanya Aldo memperhatikan segelas minuman di tangan Dona.

Dona menggoyang-goyangkan es boba miliknya, "kamu mau?"

Aldo mengangguk. "Kalau boleh."

Audy baru saja duduk setelah kembali membeli es bobanya lagi dengan mata berbinar. Dan lagi, ia dibuat kesal karna Dona kembali mengambil minuman miliknya. Jika tadi Dona melakukannya tanpa sadar, maka ini sebaliknya. Dona secara sadar mengambil boba miliknya lalu memberikannya pada Aldo.

"Gue pinjem entar gue ganti." Ucap Dona tanpa rasa bersalah.

"Gii pinjim intir gii ginti, stres lo!" Cibir Audy. Ia beralih menatap Aldo tajam. "Balikin boba gue." Sambungnya.

Aldo menatap Audy polos lalu menatap es boba yang tinggal setengah di tangannya. "Udah gue minum."

"Aish ...!" Audy menggebrak meja saking gemasnya. Ingin sekali rasanya ia menceburkan mereka berdua ke laut. Berdecak kecil lalu menatap keduanya dengan pandangan memelas. "Untung gue beli dua."

Audy langsung mengeluarkan satu gelas penuh es boba dari kantung plastiknya. Menyeruput penuh nikmat kemudian mendesah lega. "Akhirnya ya Allah, lega juga ini tenggorokan."

Aldo dan Dona saling pandang lalu menggeleng pelan. Kini ketiganya asik sendiri sendiri. Dona yang asik bercanda ria dengan Aldo, sedangkan Audy asik dengan hendphonenya sendiri. Semburat merah muda hadir dari pipi kedua gadis itu. Ah, Audy, meskipun di jadikan kambing conge, dirinya tetap terhibur oleh sang kekasih di sebrang sana.

HELLO DONA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang