Aldorado 12

1.2K 124 1
                                    

Suara hati Rangga🍃

Happy reading....

"Belum saatnya, hatinya masih luka, bukan waktu yang tepat untuk gue ngungkapin sebuah perasaan. Lagi pula ...," Rangga menjeda kalimatnya, mengambil napas panjang lalu menghembuskannya. "Dona masih sayang sama mantannya." Sambungnya.

Edwin menyernyit, "lo tau dari mana?"

"Dona sendiri yang cerita," jawab Rangga setelah meminun jus yang baru saja ia pesan.

"Kalau seandainya Dona balikan lagi gimana?" Edwin bertanya lagi.

"Ya gak gimana-gimana," lirih Rangga pelan. "Gue cuman bisa pasrah. Lagi pula, yang namanya perasaan mana bisa di paksakan. Manusia berhak mencintai seseorang, tapi tidak berhak untuk memaksanya. Sama kaya gue. Gue sayang sama Dona, tapi bukan berarti gue mau dia tau semua perasaan gue. Kalau Dona balikan sama Aldo, gue ikhlas, selagi Dona bahagia. Cukup dengan gue selalu di samping dia, gue udah ngerasa menjadi orang yang berguna. Maka dari itu, untuk saat ini biar perasaan ini gue simpen sendiri. Tapi bukan berarti gue berhenti berharap. Gue yakin, jika seandainya Dona di takdirkan buat gue, dia adalah jodoh gue, secinta-cintanya dia sama cowo lain, pada akhirnya hanya gue yang akan ia cintai di sisa hidupnya." Jawab Rangga mengeluarkan isi hati dan pikirannya.

Cinta adalah salah satu permainan takdir. Kita di buat seolah-olah tidak bisa hidup tanpa adanya cinta. Hingga akhirnya cinta itu pergi meninggalkan kita sendiri. Dan di saat itu pula, ada banyak cinta yang lain, yang datang menghampiri. Meskipun begitu, hanya ada satu cinta yang akan menemanimu di sisa hidupmu. Cinta sejati yang tak akan pernah pergi. Meski, banyak cinta yang lain berusaha untuk merebutnya darimu.

Carilah cinta sejatimu. Karna hanya dia, yang pantas untuk kau cintai.

Edwin tersenyum bangga, "lo emang-"

BRAK!

PRANG!

Ucapan Edwin terpotong oleh suara gaduh yang tidak jauh dari tempatnya berada. Sontak mereka berdua mengalihkan pandangannya. Suara gaduh itu di susul oleh suara seseorang dengan nada tinggi. Edwin dan Rangga memutuskan untuk melihat apa yang terjadi.

"LO ITU PUNYA MATA DI PAKE DONG! JALAN LIAT-LIAT! KERJA GITU AJA GAK BECUS! LO ITU NIAT KERJA GAK SIH!"

Dona semakin menundukan kepala nya. Ya, suara berisik tadi berasal darinya. Dona tidak sengaja menjatuhkan nampan berisi sisa minuman yang ia bawa hingga mengenai seorang perempuan berpakaian seksi hingga pecah.

"Maaf, saya tidak sengaja." Cicitnya pelan.

"MAAF-MAAF, MINTA MAAF AJA GAK CUKUP! BAJU GUE MAHAL, LIMA BULAN LO GAJIAN AJA MASIH KURANG BUAT BELI BAJU KAYA GINI!" Masih dengan suara yang mengundang banyak orang, gadis itu teriak tidak terima.

Edwin dan Rangga berhasil menyelip kerumunan. Di depan mereka terpampang jelas Dona yang sedang menunduk, dengan seorang wanita yang sedang bersidekap dada sambil menatap Dona tajam.

'Sombong banget, baju kekurangan bahan juga.' Batin Dona kesal.

"Saya minta maaf, kan saya gak sengaja. Salah anda juga yang berdiri tiba-tiba, jadi saya nabrak anda." Ucap Dona sopan namun terkesan membela.

"Sombong banget ya lo! Lo itu cuman pelayan kafe, punya apa lo berani ngelawan gue? Lo gak tau gue siapa?" Sinis perempuan tersebut.

Dona sontak mendongak. Sudah cukup baginya bertata krama. Ternyata apa yang di katakan orang-orang itu benar adanya. Semakin tinggi drajat seseorang, semakin ia lupa bahwa ia hanya manusia biasa yang bisa sakit dan mati.

HELLO DONA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang