Aldorado 26

728 72 3
                                    

Duet?🍃

Happy reading....

Satu minggu setelah kejadian itu semuanya berubah. Dona kini lebih banyak tersenyum dari hari-hari sebelumnya. Tuhan seakan mendukungnya untuk bahagia.

Sejak kejadian itu pula Aldo sering bersamanya. Meskipun Audy masih menunjukan raut tidak suka, tapi itu tidak menyurutkan Aldo agar selalu berada di samping Dona.

Aldo masih ingat saat minggu itu ia mengantar Dona pulang. Di sana sudah ada Audy yang menatapnya garang. Pandangannya sempat terhenti saat Dona menceritakan apa yang terjadi. Tapi, setelah Dona mengatakan semuanya Audy kembali menatapnya sengit, dan berkata, "gue kasih lo satu kesempatan lagi. Kalau sampai gue lihat Dona nangis gara gara lo, gue bersumpah demi diri gue sendiri, gue akan mukul lo sepuas mungkin."

Aldo meringis namun tak urung ia mengangguk. Mengingat hal itu Aldo bergidik ngeri sekaligus geli. Aldo masih bisa merasakan tamparan Audy yang membekas, bahkan perihnya saat itu sangat lama. Tidak bisa di bayangkan kalau saja Audy memukulnya sesuka hati, Aldo jamin sakitnya akan berhari-hari.

"Kamu kenapa?"

Lamunan Aldo buyar saat suara itu terdengar di telinganya. Aldo tersenyum kemudian menggeleng. "Gak papa na, Kamu udah siap?" Tanya Aldo.

Dona mengangguk seraya tersenyum. "Kamu gak papa ikut aku kerja?" Tanya balik Dona sambil melangkah mendekat.

"Tentu saja," Jawab Aldo. "Ngomong-ngomong Audy mana? Dari tadi aku gak lihat dia keluar." Sambungnya.

"Udah berangkat duluan, di jemput bang Bayu tadi." Jawab Dona, Aldo mengangguk mengerti.

Dalam perjalanan keduanya bercoleteh ria. Sesekali tertawa saat salah satu dari mereka mengeluarkan lolucon sederhana. Hati Dona menghangat seketika, meski status mereka tidak lagi sama, tapi rasanya, situasi ini lebih indah di banding saat mereka pertama pacaran dulu.

"Hai, Dona."

Dona yang baru saja keluar dari mobil langsung menoleh ke asal suara. Bibirnya menipis, mendapati seorang laki-laki yang sedang menenteng dua paperbag di tangan nya.

"Eh, bang Bayu, selamat pagi bang." Sapa Dona.

Bayu mengangguk singkat, "pagi juga." Sapanya balik. "Abang bahagia, akhir-akhir ini kamu sering tersenyum." Sambung Bayu menyampaikan rasa senangnya melihat Dona yang hidupnya kini lebih berwarna.

Dona tersenyum malu. Semburat merah sedikit hadir di pipinya. Aldo hanya mendengus dalam hati, dari tadi ia berdiri di samping Dona tapi orang di depannya ini tidak kunjung menyapanya. Sial!

Bayu tiba-tiba mendesah pelan saat mengingat perubahan pacarnya akhir-akhir ini. "Kayaknya kesedihan itu kini beralih pada Audy deh, na. Belakangan ini Audy sering melamun. Pas abang tanya kenapa? Di jawabnya gak papa mulu, abang 'kan jadi bingung." Curhat Bayu.

Dona terdiam sejenak. Memang. Beberapa hari kebelakang Audy terlihat mengurung dirinya. Apa ini ada hubungan nya dengan ... Dona menggeleng pelan mengenyahkan pikiran buruknya itu.

'Gue harap ini tidak ada hubungannya dengan dosen itu.' Batin Dona.

"Akhir-akhir ini tugas kuliah banyak banget bang, mungkin karna itu Audy sedikit murung. Gue juga hampir nangis mengingat tugas dari dosen yang gak tanggung-tanggung itu." Dona berkata dengan ekspresi sedih, agar terlihat meyakin kan di mata Bayu. Aldo menyernyit heran, perasaan, dosen tidak memberikan tugas sebanyak yang Dona katakan tadi. Aldo tau? Tentu saja, jangan lupakan bahwa sahabatnya-Restu, satu kelas dengan Dona.

"Begitu ya?" Dona mengangguk lesu, tapi satu detik kemudian, ia tersenyum lebar seoalah tidak ada beban.

"Bagaimana kalau malam ini kita jalan-jalan. Gue dengar, malam ini ada pestival buah di pasar baru. Kayaknya seru kalau kita kesana, gimana?" Tawar Dona.

HELLO DONA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang