Aldorado 43

584 65 8
                                    

Terlukanya banyak hati🍃

Happy reading....

Bug!

Bug!

Bug!

Audy memukul Aldo membabi buta. Rasa perih pada kepalan tangannya ia hiraukan. Sakit memang saat tangannya bertubrukan dengan rahang Aldo, tapi hatinya jauh lebih sakit saat sahabat terbaiknya di sakiti seperti ini.

Rupanya amukan Audy juga berimbas pada orang orang di sekitarnya. Sudah lebih dari tujuh orang dewasa yang hendak melerai ia lempar dengan mudah, hingga salah satu mereka berinisiatif pergi memanggil keamanan.

Sisil yang berada tidak jauh dari tempat keributan menatap dengan manil membulat. Ia sedikit bingung dan dan tidak mengerti keadaan. 'Apa yang terjadi?'

"Itu dia orangnya pak! Tolong tangkap pak!" Teriak seorang wanita sabil menunjuk kearah Audy.

Dua orang petugas dengan pakaian serba hitam itu segera menghampiri. Namun, langkah mereka tertahan saat tau siapa orang yang akan mereka usir.

"Nona tolong hentikan!" Teriak salah satu petugas itu.

Di sisi lain, jauh dari Audy yang sedang membuat kekacauan, Dona berlari tanpa kenal arah memasuki hutan. Air matanya tidak berhenti mengalir. Sakit, sesak, marah, kecewa, semuanya berbaur menjadi satu. Isakan keras terdengar, seolah isyarat bahwa ia tidak sedang baik-baik saja.

Bug!

Dona menjatuhkan dirinya ke tanah. Malam yang sunyi, angin yang berhembus, dan bintang, seakan ikut merasakan sedih yang ia rasakan. Ingatan demi ingatan bersama Aldo menambah sesak di dada.

"Dona, aku berjanji akan selalu membuatmu bahagia." Ucap Aldo penuh keyakinan
-----
Dona menggeleng pelan. "Munafik! Bahagia dari mana hah? Apa ini yang kamu bilang bahagia."

"Suatu hari, aku akan melamarmu di malam penuh bintang. Tunggu aku ya."
-----
Dona tertawa. "Buktinya bukan aku yang berada di sana. Kamu bohong, hiks. Aku, aku, huaa!" Dona menangis keras. Menumpahkan semua emosi yang menyesakan dada.

"AKU CINTA KAMU DONA! SANGAT." Teriak Aldo di tepi tebing membuat Dona terkekeh geli.
-----
"AKU MEMBENCIMU ALDO! SANGAT! SANGAT MEMBENCIMU!" Teriak Dona di akhiri kekehan miris, menjawab teriakan Aldo yang terus berputar di kepalanya. Dona memukul dadanya yang terasa sangat sesak, berharap mengurangi sakit di dalamnya.

"I love you Dona. I love you forever."
-
"I hate you! I hate you forever," lirih Dona menunduk dalam. Membiarkan air mata jatuh membasahi tanah.

"Kata cintamu sangat berbanding terbalik dengan perlakuanmu Aldo. Hiks, semua kepercayaanku selalu kamu hancurkan. Apa salahku? Apa! Kenapa kamu selalu menyakitiku seperti ini." Ricau Dona di tengah isakannya.

"Bohong jika aku tidak lagi peduli. Bohong jika aku tidak lagi mengharapkanmu. Aku mengharapkanmu Aldo, sangat. Tapi kamu, lagi dan lagi menghancurkan harapanku. Sebegitu tidak berartinya kah aku di matamu ...," isakan Dona yang mengeras kini melemas. "Sekarang apa yang harus aku lakukan Aldo? Hatiku sudah hancur, sangat hancur." Sambung Dona.

Dona menghapus kasar air matanya. Dirinya tidak boleh menyerah. Ia gadis kuat. Sudah cukup menangisi laki-laki seperti dia. Ia harus bangkit. Ya, harus!

"Aku nyerah Aldo. Seberapa kuat kita mempertahankan hubungan ini, sepertinya takdir memang tidak ingin kita bersama. Aku ikhlas ...," Dona berdiri lalu mendongakan wajahnya menatap langit. Kedua tangannya ia tangkup, merapat mendekati di dada. "Aku ikhlas kamu bersamanya. Selamat tinggal Aldo, cukup sampai di sini kisah kita. Terima kasih telah menemaniku selama ini. Aku pergi. Semoga kamu tetap bahagia."

HELLO DONA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang