Aldorado 25

851 83 3
                                    

Berdamai🍃

Happy reading.....

"Selamat menikmati." Ucap Dona ramah sambil sedikit membungkukan badannya. Ia tersenyum manis kepada pelanggannya, kemudian pergi dengan nampan yang ia dekap dalam pelukan. Dona Mengangguk saat ada tamu yang datang dan tersenyum ke arahnya sebagai respon, melayani dengan sepenuh hati keinginan tamu, memasak sambil tertawa di dapur, sungguh membuat harinya tidak merasa kosong.

"Na!"

Tepukan ringan terasa di pundaknya. Dona berbalik, berhadapan dengan sesosok gadis yang berpakaian sama.

"Eh, hai sil. Ada apa?" Tanya Dona, Sisil tersenyum sambil menyodorkan sebuah kertas yang di dalamnya terdapat sebuah alamat rumah.

Dona menerimanya dengan dahi yang berlapis, "apa ini?"

"Kertas." Dona tersenyum paksa.

"Kalau itumah gue juga tau." Decaknya kesal.

Sisil terkekeh, "lo delipery ya. Ini alamat rumahnya, makanannya ambil di belakang, udah siap order kok."

"Harus banget ya? Gak bisa ke yang lain aja gitu?" Ucap Dona enggan.

"Gak bisa. Yang suka order makanan udah pada penuh. Audy juga lagi order sekarang. Berhubung yang bisa motor di sini sisanya cuman lo, jadi lo harus mau." Ucap Sisil.

Dona mencibir singkat, mendesah pelan kemudian menganguk malas.

"Yaudah, gue ambil dulu. Nih, nitip." Ucapnya penuh keterpaksaan sambil memberikan nampan yang ia bawa.

Sisil menerima nampan itu dengan cengiran lebar, "yang semangat dong!"

"Yayaya, nih, semangat nih." Ucapnya sambil tersenyum paksa.

Dona berjalan menuju dapur untuk mengambil pesanan. Bibirnya membentuk garis tipis saat mendapati Rangga ada di sana.

"Hai bos," sapa Dona.

Rangga menoleh kemudian berdecak kecil. "Kak! Dona, panggil aku kakak!" Laratnya.

Dona terkekeh, "bos lagi ngapain di sini?" Tanya nya tanpa mempedulikan wajah kesal Rangga.

"Dona!"

"Oke-oke, Kak Rangga." Tawa Dona bahagia, berbada dengan Rangga yang kini mendengus kesal.

"Biasa, kontrol harian. Kamu sendiri, ngapain di sini? Bukannya di depan ngelayanin pelanggan." Ucap Rangga.

"Mau ngambil makanan, di suruh order sama Sisil." Jawab Dona sambil menerima satu nasi kotak yang di berikan koki Alfa.

Rangga mengangguk. "Hati-hati di jalan! Jangan ngebut! Cepat kembali, oke." Perintahnya.

Dona terkekeh pelan, "siap kapten." Ucapnya dengan gaya laksana perajurit negara.

"Jalan melati, no 12?" Gumam Dona memeriksa kembali isi dari selembar kertas yang bertuliskan alamat, kemudian memandangi rumah mewah berwarna putih gading itu dengan seksama.

"Kaya rumahnya Aldo?" Monolog Dona sambil mengingat-ngingat poto rumah yang pernah di tunjukan padanya saat jadian tempo lalu.

Dona menggeleng pelan, "mungkin cuman mirip." Monolognya lagi.

Dengan semangat Dona melangkah menuju pintu coklat yang tertutup setelah mendapatkan ijin dari satpam penjaga.

Tok! Tok! Tok!

Dona mengetuk pintu itu sebanyak tiga kali. Pintu terbuka, menampilkan seorang gadis di bawah usianya yang berdiri di sana.

"Ngapain lo di sini?" Ucapnya ketus.

HELLO DONA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang