Aldorado 11

Mulai dari awal
                                    

"Mmmft," Dona menahan tawanya. Niat untuk memarahi Audy pun pupus begitu saja. Mendengar cerita Audy membuatnya ingin tertawa.

"Jangan ketawa! Gak lucu!" Gertak Audy.

"Oke-oke, lebih baik sekarang lo mandi terus makan. Setelah itu kita siap-siap pergi ke Kafe, hari ini lo kebagian jabwal manggung 'kan?" Ucap Dona terkekeh kecil.

Audy membuang napasnya perlahan lalu mengangguk. Audy melirik laki-laki di samping Dona dengan dahi menyernyit. "Siapa dia?"

"Ouh ... A Edwin," jawab Dona cuek.

"A Edwin?" Ulang Audy sambil menatap Edwin lekat, "A EDWIN, KAPAN PULANG?" Teriak Audy setelah ingat siapa orang yang berada Di depannya ini.

"Iya ini gue, kenapa? Makin ganteng ya." Ucap Edwin sambil menyugar rambutnya ke belakang.

Audy mengangguk, "gue pang-"

"Udah, entar aja nanya-nanyanya, lebih baik sekarang lo mandi." Potong Dona sambil mendorong tubuh Audy.

"Tapi-"

"Gak usah banyak bacot! Sana mandi!"

Brak!

Dona menutup pintu toilet dengan kasar. Menepuk tanganya sambil tersenyum manis. "Cepetan mandi, gak usah ngumpat." Ucapnya

"Bangsat lo na!" Maki Audy di balik kamar mandi.

Dona terkekeh, melirik kearah Edwar yang sedang menggelengkan kepala melihat tingkahnya.

"Lo juga A, mau ikut ke kafe 'kan?" Tanya Dona, Edwin mengangguk.

"Yaudah biruan sana siap-siap, gak pake lama, udah telat soalnya." Tegas Dona.

Edwar dengan santai mengeringkan rambutnya yang sedikit basah. Menghiraukan pekikan Dona.

"Naik apa kalau ke kafe?" Tanya Edwin.

"Jalan kaki." Jawab Dona sambil memeriksa kembali tasnya.

"Yang bener aja? Bukannya dari kostsan lo ke kafe jauh ya?" Ucap Edwin tak percaya.

"Deket kok."

"Berapa lama?"

"Palingan dua jam."

"Lo gila, waktu segitu lo bilang deket!" Edwin menghentikan aktifitasnya, menatap Dona dengan pandangan tak percaya.

Dona berdecak, Edwin bener bener lebai menurutnya. "Aa mau ikut kan?"

Edwin mengangguk, "mau."

"Kalau gitu gak usah komplen! Sana ganti baju, masa mau ke kafe pake kolor sama kaos oblong doang." Kesal Dona.

"Tapi-"

"Cepetan ganti baju, hus hus hus." Usir Dona dengan melambaikan tangannya.

Edwin mendengus, ia beranjak ke kamarnya untuk mengganti pakaian. Dona bernapas lega, setidaknya lima menit kedepan ia akan hidup tenang.

"Kakak sama sahabat sama aja, sama-sama gila." Umpatnya pelan.

Malam minggu adalah malam dimana para muda mudi berjalan-jalan dengan pasangan mereka atau sekedar bersantai dengan teman sebayanya untuk menikmati malam. Berbeda dengan Dona dan Audy yang kini sedang merapihkan seragamnya untuk bekerja di sebuah kafe tempatnya bekerja.

Kaus merah dengan rok hitam selutut, kemeja yang di khususkan untuk para pelayan kafe. Dona tersenyum melihat penampilannya. Bekerja di kafe adalah hal yang paling menyenangkan, karna di sinilah ia dapat mengenal banyak orang.

HELLO DONA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang