NAVYA || TERBIT

De admla_

6.4M 574K 70.1K

•DILARANG PLAGIAT DALAM HAL APAPUN! •NAVYA telah terbit di penerbit Galaxy Media. •Temukan novel Navya di TBO... Mai multe

PROLOG
BAB 01: NAVYA
BAB 02: NAVYA
BAB 03: NAVYA
BAB 04: NAVYA
BAB 05: NAVYA
BAB 06: NAVYA
BAB 07: NAVYA
BAB 08: NAVYA
ROOM CHAT
BAB 09: NAVYA
VISUAL NAVYA
BAB 10: NAVYA
BAB 11: NAVYA
BAB 12: NAVYA
BAB 13: NAVYA
BAB 14: NAVYA
BAB 15: NAVYA
BAB 16: NAVYA
BAB 17: NAVYA
BAB:18 NAVYA
BAB 19: NAVYA
BAB 20: NAVYA
BAB 21: NAVYA
BAB 22: NAVYA
BAB 23: NAVYA
BAB 24: NAVYA
BAB 25: NAVYA
BAB 26: NAVYA
BAB 28: NAVYA (RC)
BAB 29: NAVYA
BAB 30:NAVYA
BAB 31: NAVYA
BAB 32: NAVYA
BAB 33: NAVYA
BAB 34: NAVYA
BAB 35: NAVYA
BAB 36: NAVYA
BAB 37: NAVYA
BAB 38: NAVYA
BAB 39: NAVYA
BAB 40: NAVYA
BAB 41: NAVYA
BAB 42: NAVYA
BAB 43: NAVYA
BAB 44: NAVYA
BAB 45: NAVYA
BAB 46: NAVYA
BAB 47: NAVYA
BAB 48: NAVYA
BAB 49: NAVYA
BAB 50: NAVYA
BAB 51: NAVYA
BAB 52: NAVYA
BAB 53: NAVYA
BAB 54: NAVYA
BAB 56: NAVYA
BAB 55: NAVYA
BAB 57: NAVYA
BAB 58: NAVYA
BAB 59: NAVYA
BAB 61: NAVYA
BAB 62: NAVYA
BAB 63: NAVYA
BAB 64: NAVYA
BAB 65: NAVYA
BAB 66: NAVYA
BAB 67: NAVYA
BAB 68: NAVYA
NEW STORY!
VOTE COVER
BANNER PO NAVYA

BAB 60: NAVYA

76.7K 6.7K 1K
De admla_

Happy reading!
.
.
.


Author POV

Setelah Samuel menintrograsi Silla dan mendapatkan kabar jika istrinya mengalami kontraksi, pria itu langsung kembali ke rumah sakit keluarga nya. Tapi sebelum kesana, Samuel menyempatkan diri untuk mandi sebentar dan mengganti pakaiannya.

Kini Samuel berada di ruang Navya yang dimana dia memeluk tubuh Samuel. Para sahabat Samuel dan Navya tetap stay di rumah sakit, kecuali keluarga dan Farhan, Letta. mereka pulang ke rumah untuk istirahat. Baby Jena tidak bisa terlalu lama-lama di rumah sakit karna masih bayi, takut terkena virus disini.

Sekarang waktu masih menunjukkan jam 12 malam. Mila, Clara, dan Vana tertidur di sofa dengan menyenderkan kepala mereka dimana di sofa.

Keluarga Navya dan Samuel? Mereka pulang untuk istirahat. Dan itu adalah suruhan Samuel agar keluarganya tidak sakit. Begitu pun dengan Letta dan Farhan yang harus pulang, karna mereka memiliki bayi dan tidak mungkin untuk menemaninya hingga pagi.

Sean dkk? Mereka tidak tidur, keenam pria itu menunggu di depan ruangan Navya.

Navya mengeratkan pelukannya. "Sakit," gumam Navya.

Samuel terus mengelus punggung istrinya. "Sabar ya sayang? tadi dokter bilang baru pembukaan lima," bisik Samuel dengan lembut.

Navya mendongakkan kepalanya ke atas. "Mau pipis,"  ucap Navya.

Pria itu mengangguk pelan. Samuel membantu istrinya turun dari atas brankar, ia menuntun istrinya menuju toilet yang ada di pojok ruangan.

"Bisa nggak sayang?" tanya Samuel yang takut Navya terpeleset di dalam.

Navya mengangguk pelan. "Bisa." Ia masuk ke dalam dan menutup pintu kamar mandi.

Samuel menyenderkan tubuhnya di tembok, sebenarnya dia sangat ngantuk banget sekarang, tapi Samuel tidak ingin membiarkan istrinya sendiri karna tidak bisa tidur.

Pria itu juga belum mengasih tau tentang Silla kepada keluarganya. Samuel rasa ini bukan waktu yang tepat, ia akan menunggu sampai Navya keluar dari rumah sakit. Mungkin setelah Navya pulang nanti akan ada drama di keluarga mereka.

Dan tidak lama Navya keluar dari toilet, Samuel pun langsung memegang tangan istrinya dan menuntun kembali ke kasur.

Navya menatap Samuel. "Sam, pinggang aku sakit ihhh," rengek Navya yang sejak tadi merasakan sakit.

"Mau duduk di sofa?" tawar Samuel kepada istrinya.

"Nggak mau," tolak Navya.

Samuel membelai lembut rambut Navya. "Terus Nay maunya gimana?" tanya Samuel dengan lembut.

"Peluk," pinta Navya dengan mengeluarkan puppy eyes.

Cup

Samuel mencium kening Navya. "Gemes banget sih istri gue, jadi pengen terkam deh," kata Samuel dengan terkekeh.

Navya melingkarkan tangannya di leher Samuel. Samuel tersenyum simpul dan memijatkan bagian pinggang Navya dengan lembut. "Kira-kira anak kita cewe apa cowo ya, Nay?" tanya Samuel dengan lembut.

"Nggak tau, Sam," sahut Navya pelan.

Samuel mengelus rambut Navya. "Kalo cewe pasti cantik kayak kamu deh, tapi kalo cowo gantengnya mirip aku pasti," kata Samuel.

Navya terkekeh pelan. "Kan bibit unggul," ucap Navya.

Hening, keduanya menjadi diam. Samuel terus mengelus bagian pinggang istrinya, melihat Navya yang terus merasakan kesakitan saja membuat Samuel meringis. Belum lahiran tapi sudah sesakit itu? Gimana pas lahiran? Dia tak bisa membayangkannya.

"Entar kalo dia udah besar, aku nggak mau nuntut dia buat dapet nilai tinggi, semampunya dia aja. Dan aku bakal bebasin dia melakukan hal apapun asal itu hal positif. Karna semakin kita mengekang mereka, semakin susah untuk di atur nantinya," jelas Samuel dengan lembut.

Navya menatap Samuel dengan tersenyum. "Aku juga nggak mau kok, karna aku nggak mau dia menghabiskan waktunya hanya untuk belajar terus," ucap Navya yang tidak ingin anaknya bernasib yang sama dengan dirinya.

Samuel mengangguk. Prinsip dia dan Navya sama, sama-sama mengutamakan kesehatan mental anak mereka nanti. Mereka ingin menjadi orang tua yang terbaik, tidak mengekang, dan terus mendukung apapun yang anak mereka nanti lakukan, namun dalam hal positif.

Navya mengeratkan pelukannya, dia merasa perutnya kembali sakit. Samuel yang melihat itu langsung menatap Navya. "Aku panggil dokter ya?" ucap Samuel khawatir.

Wanita itu menggelengkan kepala. "Gak usah. Nay gapapa, mungkin ini kontraksi kecil aja," jawab Navya pelan.

Samuel mengelus rambut istrinya dengan lembut. "Sayang, operasi aja ya? Aku tega lihat kamu yang terus kesakitan. Ini belum waktu lahiran udah sesakit ini, gimana pas lahiran?" tutur Samuel. Navya diam dan tidak menjawab ucapan suaminya barusan.

"Kamu tau kenapa surga dibawah telapak kaki Ibu?" Samuel mengangguk sebagai jawaban, jelas dia tau. Sangat tau malah alasannya.

"Karna perjuangan seorang Ibu untuk anaknya. Dia mengandung sembilan bulan, mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan anak mereka, dan mengurus anaknya hingga dewasa tanpa mengenal kata lelah," jawab Samuel.

Navya tersenyum tipis mendengar jawaban yang keluar dari mulut suaminya. "Jadi, jangan suruh Nay operasi ya? Aku bisa kok lewatin ini. Kata Letta sakitnya cuman sesaat aja, nanti pas denger suara anak kita semua rasa sakit itu hilang," ucap Navya yang membuat Samuel pasrah.

***********

RS NARENDRA

03.00 AM

Kini hal yang paling di tunggu-tunggu oleh mereka semua. Jam dua pagi tadi Nay mengalami kontraksi yang hebat dan membuat mereka semua kaget dan langsung bangun dari tidurnya. Navya yang sudah di bawa ke ruang bersalin dengan di dampingi oleh Samuel yang terus berada di samping istrinya.

Keluarga Navya dan Samuel pun langsung pergi ke rumah sakit setelah dapet kabar dari Samuel. Sedangkan Letta dan Farhan akan datang besok siang saja. Pihak keluarga mereka juga memaklumi bahwa pasangan itu memiliki bayi.

Di luar ruangan semuanya tengah menunggu kelahiran anak Samuel dan Navya. Sejak tadi Mila terus menatap kearah pintu ruangan sahabatnya dengan gelisah, gadis itu menggenggam tangan Sean dengan erat. "Nay kok lama ya?" tanya Mila dengan khawatir.

Sean mengelus rambut Mila. "Sabar sayang, kan melahirkan nggak secepat itu," sahut Sean  lembut.

Mila menyenderkan kepalanya. "Takut Navya kenapa-napa hikss," lirih Mila yang takut terjadi sesuatu pada sahabatnya.

Mendengar isakan Mila membuat Sean kasian. Bohong kalau dia tidak khawatir, walaupun dia tak begitu dekat dengan Navya, namun suami Navya adalah sahabat yang sudah dia anggap adiknya. "Hey, jangan ngomong gitu ya? Nay kan kuat orangnya, pasti dia bakal baik-baik aja kok," bisik Sean lembut.

Jessy tersenyum manis mendengar ucapan Mila, ia sangat tau jika Navya dan Mila sangatlah dekat sejak smp dulu.

Sedangkan di dalam ruangan Navya merasakan sakit yang luar biasa. Wanita itu menggenggam tangan Samuel dengan erat. "Sakit," lirih Navya dengan airmata yang tak berhenti keluar. Sakitnya melebihi sakit kontraksi dia tadi.

Samuel menghapus air mata Navya. "Ayo sayang, kamu bisa!" ucap Samuel dengan memberikan semangat kepada istrinya.

Dokter Tania yang menangani Navya memakai sarung tangannya dan maskernya. Navya baru bisa lahiran sekarang karna pembukaannya baru saja siap. Dokter muda itu menghampiri Navya. "Pembukaannya sudah cukup, nyonya Navya ikuti aba-aba saya ya?" ucap dokter Tania dengan lembut.

Navya mengangguk lemah, dirinya memejamkan matanya saat rasa sakit yang lebih sakit dari sebelumnya datang. "Argghh sakit," ringis Navya.

Samuel terus menggenggam tangan Navya dan berdoa kepada Tuhan agar istrinya dan anaknya baik-baik saja.

Dokter tania menatap Navya. "Nyonya Navya ambil nafas, buang secara perlahan dan dorong  dengan kuat ya," ucap dokter Tania dengan memberikan arahan kepada Navya

"Ayo sayang, semangat," ucap Samuel lembut.

Navya menarik nafasnya dan membuangnya secara perlahan, ia menggenggam tangan Samuel dan mengikuti istruksi dari sang dokter

"Ayo nyonya 1,2,3.x

Navya mengeden dengan kuat dan menarik nafasnya. "Arghhh!" jerit Navya.

Samuel mencium kening istrinya dengan lembut yang sudah di banjirin keringat.  "Ayo sayang, kamu bisa Navya. Kamu kuat, semangat untuk anak kita," bisik Samuel dengan lirih. Pria itu tidak bisa melihat istrinya yang kesakitan seperti ini, Samuel yang berharap bisa menggantikan posisi Navya jika itu memang bisa dia akan melakukannya.

Navya mengatur nafasnya kembali, dengan tangan Samuel yang terus menggenggam kuat tangannya. Navya merintih kesakitan, airmata yang tak berhenti keluar.

"Nghhhhh."

"S--sakit," rintih Navya dengan menggenggam tangan Samuel dengan kuat.

Samuel menatap Navya dengan dalam, pria itu tersenyum manis dan mengelus kening Navya yang sudah berkeringat.

"Kamu ingat impian kita kan? Aku disini sayang, aku di samping kamu sekarang. Aku nggak tau seberapa sakitnya jadi kamu, tapi jika memang bisa menggantikan posisi kamu, aku siap Navya. Aku siap lahir batin," ungkap Samuel lembut. Tak terasa airmatanya ikut jatuh, melihat perjuangan istrinya untuk melahirkan buah hati mereka.

Dokter Tania menatap Navya. "Ayo nyonya, kepalanya sudah terlihat, sedikit lagi ayo," ucap dokter Tania.

Navya meneteskan airmatanya, bayangan dirinya bersama sang mama teringat semua dalam benaknya. Sekarang Navya tau kenapa surga ada di telapak kaki ibu, melahirkan sangat lah sakit, terlebih lagi taruhannya adalah nyawa, antara hidup dan mati.

Ia mengambil nafasnya dengan dalam, dan mulai mengeden sekuat tenaga yang Navya punya. "Arghhhh!!!" jerit Navya dengan menggemgam tangan Samuel kuat.

Oek oek oek

Dokter Tania mengambil bayi Navya dan Samuel yang berhasil keluar.

Suara tangisan bayi Navya dan Samuel mengisi satu ruangan bersalin. Navya mengatur nafasnya yang tersengal-sengal dan tubuhnya sangat lemas sekarang.

Samuel yang mendengar tangisan anaknya meneteskan airmatanya, pria itu tidak dapat membendung rasa harunya sekarang. Samuel menatap istrinya yang terbaring lemah di atas brankar itu.

Cup

Samuel mencium kening Navya dengan lembut. "Makasih sayang, makasih," bisik Samuel lembut. Airmatanya jatuh mengenai kening sang istri. Hal baru yang Samuel rasakan, melihat perjuangan seorang Ibu untuk melahirkan anak mereka.

Dan itu adalah istrinya, Navya Narendra. Wanita kedua yang berhasil membuatnya menangis. Samuel tidak bisa membayangkan, bagaimana menjadi seorang wanita? Merasaka haid, mengandung, atau bahkan melahirkan.

Navya tersenyum tipis, ia masih dalam belum ada tenaga sekarang. "Makasih Sam," ucap wanita itu pelan.

"Aku yang harusnya makasih sayang. Kamu udah mau berjuang menahan sakit demi anak kita, i love you," ucap Samuel lembut.

Dokter tania datang menghampiri Samuel dan Navya dengan membawa bayi mereka. "Selamat ya tuan, nyonya, anak kalian perempuan. Cantik seperti mamanya," ucap dokter Tania dengan memberikan bayinya ke Navya.

Nay tersenyum haru dan mengambil bayinya. "Anak kita," ucap Navya dengan menatap Samuel dengan tersenyum.

Samuel tersenyum. "Cantik, seperti kamu," bisik Samuel dengan lembut dan mengecup pipi anak mereka.

Samuel mengelus punggung anak mereka. "Welcome to the world baby girl," bisik Samuel dengan lembut. Pria itu kembali menatap Navya. "Selamat datang di kehidupan baru sayang, sekarang kamu udah jadi mama," sambung Samuel.

"Semoga apa yang pernah kita impikan tercapai semua, Sam," ucap Navya dengan lembut.

Samuel mengangguk. Kehidupan baru pun datang. Bukan tentang Samuel dan Navya yang menjadi seorang pasangan muda, tapi Samuel dan Navya yang menjadi orang tua diusia mereka yang hanya selisih satu tahun.

Tidak pernah kepikiran untuk menikah di saat masih SMA. Namun, semuanya tidak sesuai dengan ekspetasi mereka. Samuel sempat ragu untuk menikahi adik kelasnya, tapi dari keraguan itu dia sadar, bahwa ada banyak hal di depan sana yang belum dia rasakan.

Menjadi suami, seorang leader, dan pelajar sekaligus bukan hal yang mudah untuk Samuel. Ketika semua orang berpikir dia adalah anak nakal yang suka mencari masalah, namun dibalik semua itu dia seorang pemimpin untuk keluarga kecilnya dan gangnya.

Begitu pun dengan Navya. Siswi pintar, berprestasi di SMA Galaxy. Menjalankan tugas sebagai seorang istri tidak mudah untuk dia lalui, apalagi menghadapi sikap suaminya yang terkadang seperti anak kecil, namun terkadang seperti orang dewasa.

"Terimakasih Tuhan, semoga engkau memberkati kehidupan kecil kami. Rasa syukurku, hanya bisa ku ungkapkan dalam hati. Do'a ku untuk ke depannya hanya satu, semoga putri kecilku selalu dalam lindunganmu, dikelilingi orang-orang baik, dan berbakti kepada Tuhan dan orang tuanya," batin Samuel dengan mengelus pipi putrinya.

Cup

Samuel kembali mengecup kening Navya lembut. Navya memejamkan matanya ketika merasakan benda kenyal menempel di keningnya.

🍂🍂🍂

Pagi ini ruangan Navya sangat ramai dengan keluarga mereka. Banyak karangan bunga yang di kirimkan oleh teman, keluarga, dan rekan kerja Samuel. Keluarga Navya dan Samuel tersenyum senang menyambut kelahiran cucu pertama mereka.

Mila dkk juga sangat senang, terlebih lagi saat mendengar anak Navya dan Samuel itu perempuan.

Jessy mengelus rambut Navya. "Anak kamu cantik sekali sayang," puji mama dengan lembut.

Navya tersenyum tipis. "Iya ma, sangat cantik dia," ucap Navya menatap putrinya.

Chika menatap anak serta menantunya. "Jadi, mau di kasih nama siapa nih? Kalian sudah menemukan namanya kan?" tanya Bunda.

"Aku serahin sama Samuel," sahut Navya dengan menatap suaminya itu.

Mereka menatap kearah samuel yang berdiri di samping brankar Navya. "Agnesa Christina Narendra," kata Samuel dengan mengelus kepala anaknya.

"WELCOME TO THE WORLD BABY AGNES" Pekik mereka dengan serempak.

Navya terkekeh pelan. "Terimakasih oma, opa, uncle, aunty," ucap Navya dengan menirukan suara anak kecil.

Jessy menatap cucunya. "Mama boleh gendong Agnes?" tanya mama.

"Tentu," sahut Navya.

Jessy mengambil alih cucunya dengan perlahan, Bunda Samuel yang melihat itu pun tersenyum dan menghampiri besannya. "Aku seperti melihat Samuel versi perempuan," kata Bunda.

Agnes yang sangat mirip dengan Samuel. Mulai dari hidung, mata, rambut, wajahnya. Sedangkan bagian Navya hanya di bibir saja. Bayi perempuan itu benar-benar mirip dengan Samuel, bahkan awalnya Samuel mengira kalau perempuan akan mirip istrinya. Namun, dia salah.

Samuel mengelus rambut Navya. "Lihat bukan? Dia sangat mirip dengan aku," ucap Samuel dengan bangga.

Navya mengerucutkan bibirnya. "Nggak adil sih, aku yang hamil, aku yang lahirin tapi kenapa malah mirip ke kamu semua," kesal Navya karna tau anaknya mirip suami dia semua. Hanya bibir saja yang Navya dapatkan.

Mereka terkekeh pelan mendengar ucapan Navya yang kesal. "Terima nasib aja Navya. Next anak kedua mirip lo pasti," ledek Vana.

"Semangat Sam untuk reproduksi selanjutnya, kalo bisa nanti kembar ya hahaha," ucap Megan dengan tertawa.

Samuel mengacungkan jempolnya. "Gampang itu, iya nggak sayang?" ucap Samuel dengan mengedipkan sebelah matanya.

Navya tersenyum simpul. "Nanti ya, empat tahun lagi ok? Puasa selama empat tahun," ledek Navya.

Regal dan teman-temannya tertawa kencang mendengar Navya yang meledek sahabat mereka. "HAHAHA MAMPUS!" ledek Regal dengan puas mendengar ucapan Navya.

"Yahhh, puasa dah lo," kekeh Farhan.

"Main solo aja," timpal Bastian.

Sedangkan Mila dkk sibuk mengelilingi Agnes, dan mefoto bayi cantik itu. Letta yang ikut mengelilingi anak Samuel dan Navya. Sedangkan anaknya dia titipkan kepada Farhan, Letta tersenyum senang ketika tau anak dari sahabatnya adalah perempuan.

Letta melirik kearah Navya. "Akhirnya Jena punya temen. Bisa kali ya nanti satu sekolah, biar mereka sahabatan kayak orang tuanya," celetuk Letta.

"Harus dong! Biar persahabatan kita semua gak putus," sahut Navya.

Mereka mengangguk setuju. Persahabatan mereka tidak boleh sampai putus sampai mereka semua sibuk dengan urusan rumah tangga masing-masing.

Skip malam

Malam ini ruangan Navya sepi, karna para sahabat dan keluarganya sudah pulang sejak sore tadi.  Samuel yang tertidur di sofa dengan sangat pulas, pria itu kecapean karna dari semalam tidak tidur dan menemani istrinya.

Sedangkan Navya yang sedang memberikan asi untuk anaknya, wanita itu mengelus pipi Agnes dengan lembut "Lihat papa tuh? Papa tidur sayang, jadi Agnes jangan rewel ya? Agnes sama mama dulu," ucap Navya dengan mengecup pipi anaknya lembut.

Navya mengambil ponselnya yang sejak kemarin tidak dia buka. Navya tersenyum senang melihat banyak yang mengucapkan selamat untuk dirinya dari teman-teman sekolah dan yang lain. Bahkan team-team dari agen rahasia juga ikut serta mengucapkan dia.

Mereka tak bisa hadir, karna tengah malam nanti ada misi untuk Rafa, Ravin, Bianca, dan Griselda.

Navya membalas satu persatu pesan dari teman-teman sekolahnya dan para guru.

Samuel membuka matanya dan merubah posisinya menjadi duduk. Pria itu mengucek matanya dan menatap kearah samping. "Hai sayang" sapa Samuel dengan suara seraknya.

Navya menatap kearah sofa. "Eh kok bangun? Tidur aja Sam, kamu masih ngantuk," kata Navya kepada suaminya.

Pria itu menggelengkan kepalanya pelan dan menghampiri Nay, ia tersenyum melihat anaknya yang sedang minum asi. "Anak papa kok belum tidur?" tanya Samuel dengan menyolek pipi Agnes.

"Dia tadi nangis, haus kayaknya. Jadi aku kasih asi deh," sahut Navya.

Samuel mencium bibir Navya sekilas. "Mau manja dia sama mamanya," kata Samuel dengan melirik kearah anak mereka yang sudah kembali tidur.

Navya terkekeh pelan. "Sama papanya juga," ucap Navya.

Pria itu menggelengkan kepalanya dan meminum air putih. "Kamu sudah makan? jangan sampe gak makan ya, nanti asi kamu gak keluar," ujar Samuel dengan menaruh kembali botol minumnya.

"Tadi udah, iya tau kok." .

Samuel mengangguk paham dan duduk di kursi samping brankar Navya. "Aku gaksabar bawa Agnes pulang, pasti nanti mansion jadi rame sama tangisan dia," celetuk Samuel.

"Sama kok, aku juga gak betah tau," ucap wanita itu kepada suaminya.

Sedangkan ditempat lain Regal dan Bastian berada disebuah kamar. Regal menginap di asrama sahabatnya yang ada di markas utama, sampai sekarang belum ada tanda-tanda untuk Bastian pulang ke rumahnya. Dia tak akan pulang sebelum sang mama paham, kenapa dia memutuskan untuk keluar dari rumahnya sendiri.

Habis dari rumah sakit mereka memilih untuk langsung pulang, tidak mau mampir kemana-mana. Apalagi mereka juga capek, badan terasa remuk semua setelah semalaman tidur dikursi rumah sakit yang terbuat dari besi.

Regal melirik kearah Bastian. "Lo udah ada niat mau kasih apa buat baby Agnes?" tanya Regal.

"Bingung, gue nggak begitu tau tentang perlengkapan anak bayi," jawab Bastian.

"Sama. Kasih baju pasti Navya sama Samuel udah ada, terus apa ya?" bingung Regal.

Keduanya diam, hanyut dalam pikiran masing-masing yang bingung ingin memberikan apa kepada ponakan mereka berdua. Regal dan Samuel saling melemparkan tatapan, kedua pria itu tersenyum tipis. "PERHIASAN!" ucap keduanya serempak.

Bastian menatap sahabatnya. "Baju, sepatu, celana, atau bahkan mainan pasti udah ada. Kalau perhiasan pasti belum beli, ya lumayan buat Agnes nanti," kata Bastian.

"Gue setuju. Siapa tau nanti kalau Samuel butuh duit bisa dia jual, ya, kan?" timpal Regal.

Bastian menonyor kepala Regal. "Mana mungkin njing. Dia aja sultan tujuh turunan," cetus Bastian yang membuat sahabatnya menepuk jidat. Regal lupa kalau sahabatnya adalah orang kaya raya.

Regal mengambil tasnya, dia mengeluar uang segepok dan memberikan kepada Bastian. "Tuh, gue pastungan 20juta, cukup?" kata Regal.

"Cukup, gue samain kayak lo aja," ucap Bastian yang bangkit dari duduknya. Dia membuka lemari pakaian dan mengambil uang hasil gajinya setiap menjalankan misi dari Jendral.

"Oke, besok kita ke toko perhiasan tempat bunda Chika beli emas. Siapa tau kita dapet diskon hahaha," sambung Bastian dengan bercanda.

Regal hanya mengangguk saja.

Ditempat lain seorang gadis baru saja tiba di rumah, dia masuk ke dalam rumah yang masih sangat terang. Ketika dia masuk langsung disambut oleh mama dan ayah tirinya. "Silla, kemana aja kamu? Kok baru pulang?" celetuk Jessy yang melihat anak perempuan dia baru saja pulang.

Silla tersenyum tipis. "Iya ma, kemarin ada urusan kampus," bohong Silla. Padahal dari sejak kejadian kemarin dia di sekap oleh adik iparnya, Silla memilih untuk pergi dulu ke apartemennya dan merenungi semua kesalahan yang sudah dia perbuat.

"Lain kali kabarin mama ya, mama kemarin khawatir sama kamu dan adikmu, Navya."

Kening Silla mengerut. "Kenapa sama Navya?" tanya Silla.

"Dia sudah melahirkan jam 3 pagi tadi," jawab mama.

Silla terdiam mendengar  jawaban dari sang mama, dia tersenyum tipis mendengar jawaban mamanya tentang adik dia yang sudah melahirkan ternyata. "Syukurlah..." gumam Silla.

Jessy mengelus rambut anak sulungnya. "Jenguk Nay mau? Nanti bareng sama Alka. Dia gak dateng kemarin karna ada ujian di sekolahnya," ajak mama. Sila mengangguk pelan sebagai jawaban dia.

"Boleh ma," ucap Silla.

Alka yang mendengar jawaban kakaknya membuat dia curiga, takut kakaknya berbuat ulah lagi. Dia juga tau kalau sang kakak adalah penyebab dari Navya jatuh ke kolam renang, ia sendiri yang tau pertama kali ketika melihat cctv di mansion Samuel dan Navya. Marah, namun Samuel melarang dia untuk melabrak kakaknya.

------

Akhirnya baby A lahir juga. Siapa yang udah nunggu part ini?

AYO UCAPIN SELAMAT KE MEREKA! AKU MAKSA NIH😡

Jangan lupa follow instagram:

@ameliandhra
@wp.ayananadheera
@navyabeatarisa_
@samuelnarendra_
@gal.hrnndz
@ccmla_z
@seanmlvn_
@bastiancromwell
@farhan_snjya
@mgansptra
@arlettanica_
@gang_devilsangel

See you next part!


Continuă lectura

O să-ți placă și

274K 24.6K 52
KETOS IN PUBLIC, BADBOY IN PRIVAT Airlangga, Cleo, dan mimpi mereka. Diawali dari pertemuan mereka di rooftop rumah sakit. Airlangga berhasil mencega...
2.9M 208K 51
Apapun akan gue lakuin untuk ngelindungin orang yang gue cinta, termasuk bertumpah darah sekali pun. 𝙍𝙖𝙣𝙜𝙜𝙖 𝙀𝙧𝙖𝙣𝙙𝙤 𝘿𝙖𝙭𝙩𝙚𝙧𝙫𝙣 Terim...
ANGKASA ✔ De Anggy melia

Ficțiune adolescenți

88.6K 7K 35
Angkasa Dirga Pratama. Seantero sekolah pasti mengenalnya. Murid paling tampan, pintar dan kaya. Siapa yang bisa menolak pesonanya ? Tidak akan ada...
ELANG De Novia Wardani

Ficțiune adolescenți

106K 8.1K 25
Start publish : 12 Juni 2020 Jangan ganggu apa yang udah menjadi milik gue, atau gue pastikan lo nggak bakal bisa lihat matahari terbit besok pagi...