Gadis dengan mata biru it uterus berjalan di deras nya hujan, air mata nya tak berhenti dari mata indah nan rapuh nya itu mengalir bersama air hujan yang membasahi wajah nya.
Antariksha nama gadis itu sedang mengusap bahu nya beberapa kali untuk menghalau rasa dingin walaupun itu sama sekali tidak berpengaruh untuk dia mendapatkan kehangatan.
Rasa nya begitu sakit ketika mengetahui jika selama ini keluarga yang merawat nya dengan penuh kasih sayang ternyata bukan lah keluarga kandung nya.
Lalu dimana keluarganya yang sebenarnya? entah lah Antariksha belum memikirkan hal itu, Ia lebih memikirkan apakah abang-abang nya akan menerima Antariksha sama seperti dulu saat mereka belum mengetahui jika ia bukan lah adik kandung mereka.
“hisk… hisk… abang Asa_ Ana dingin..” rancau Antariksha kala teringat Angkasa.
Abang nya itu pasti akan mengomel jika ia mengetahui Antariksha bermain hujan-hujanan.
Namun apakah Angkasa juga akan melakukan hal yang sama jika ia sudah mengetahui bahwa selama ini adik yang sangat ia sayangi ini bukan lah siapa-siapa nya sebenarnya.
Antariksha tersenyum miris ketika memikirkan hal itu.
“Ana takut abang berubah.” Ucap Antariksha yang masih berjalan entah ia akan kemana, Antariksha hanya ingin terus berjalan saja.
Hingga ia menemukan Halte yang sangat sepi mungkin Halte itu sudah tidak terpakai lagi. Akhirnya Antariksha memutuskan untuk berhenti sejenak karena kaki nya mendadak lemas serta perut nya yang sedari tadi pagi belum terisi membuat Antariksha merasakan sakit karena mag yang melanda.
Tubuh Antariksha bergetar hebat saat angin malam menembus tubuhnya yang basah kuyup itu, Antariksha benar-benar kedinginan karena ia hanya memakai kaos polos dengan lengan sebahu dan juga celana jeans.
Bibirnya begitu pucat dan terus bergetar akibat rasa dingin yang ia rasakan.
“hisk… hisk…”
Hingga Antariksha merasakan kehangatan dari sebuah jaket yang tiba-tiba menyelimuti dirinya, tak hanya itu ada dua tangan yang memeluknya begitu posesif.
Antariksha penasaran dan memutuskan untuk menoleh secara perlahan dan betapa terkejutnya ia saat menoleh berbarengan dengan air mata nya yang luruh dengan deras nya.
“bandel banget sih main hujan-hujanan.”Ucap Angkasa.
“Abang…” lirih Antaariksha.
Angkasa memeluk Antariksha begitu erat, seolah-olah Antariksha akan pergi darinya lagi jika ia melepaskan pelukannya itu barang sedetik pun. Bahkan degupan jantung Angkasa masih sama seperti tadi saat ia khawatir karena ana nya pergi.
“kenapa pergi? Ana gak sayang abang lagi hum?” lirih Angkasa.
“Abang khawatir na.” lirih Angkasa.
“Abang takut gak bisa ketemu Ana lagi hisk hisk…” Ucap Angkasa semakin merengkuh Antariksha begitu erat dan Antariksha pun di buat kaget ketika mendengar isakan Angkasa.
“hisk hisk Ana jahat mau tinggalin Abang Asa lagi.” lirih Angkasa.
“Abang buat salah apa sampek Ana pergi?” tanya Angkasa suara nya terendam di ceruk leher Antariksha.
sungguh Angkasa sangat menyukai aroma tubuh Antariksha_ aroma Antariksha membawa ketenangan untuk Angkasa.
“maaf.” lirih Antariksha.
“Kenapa pergi?” tanya Angkasa saat melepaskan pelukannya dan menatap kedua bola mata Antariksha yang berkaca-kaca.
Antariksha pun sama ia merasakan nyeri di ulu hati nya ketika melihat mata Angkasa yang berkaca-kaca.
“Na..” Panggil Angkasa saat Antariksha tak kunjung menjawab.
Antariksha tersadar dari lamunan nya ketika jari –jari Angkasa menghapus beberapa bulir air mata yang mengalir melalui pelupuk mata Antariksha.
“kenapa hum?..” Tanya Angkasa begitu lembut.
“ada yang buat Ana marah?” tanya Angkasa.
“Kasih tau abang biar abang kasih pelajaran dia siapa Bangit? Bang Galak? Kak Alpha? atau kak Gamma? siapa Na yang udah bikin kamu pergi dari rumah?” Tanya Angkasa.
“Bilang sama abang Na.” desak Angkasa lagi.
Antariksha menggeleng, entah ia ingin menjawab apa_ lidah Antariksha masih keluh untuk mengutarakan semua nya yang ada di dalam benak nya.
“Na…” panggil Angkasa yang masih mendapat keterdiaman Antariksha.
“hisk.. hisk…” bukannya menjawab Antariksha malah menangis.
“hey…” panik Angkasa.
“kamu kenapa nangis?” buru-buru Angkasa memeluk Antariksha, mengusap punggung adik perempuannya itu untuk memberi ketenangan. sungguh Angkasa tidak ingin melihat Antariksha menangis seperti ini, rasa nya begitu sakit dan menyesakkan.
“st… tenang ya na… ada abang asa disini.” Ucap Angkasa begitu lembut, memang Angkasa sangat sulit untuk tidak berkata lembut pada perempuan yang sangat ia sayangi ini.
“tenang ya… sini cerita sama abang…” Ucap Angkasa.
“An.. Antariksha udah tau kalau Antariksha bukan bagia dari keluarga Haidar hisk.. hisk…”
deg
Angkasa mematung seketika.
Bang Asa
Bang Asa sayang banget sama Ana, huaaaaa pengen juga punya Abang kayak bang asa😭😂😂😂
Antariksha Haidar.
Kesayangan nya bang Asa nih guys
Eyooooooo author update 🤯
Huaaaaaaaaaaaa kangen kalian😂😂😂😂😂😂
Kangen gak ? Kangen gak ? Kangen lah masa enggak😂😂😂
Dah lama nih gak update guys.
Kalian pada kangen siapa nih ?
Bang Asa?
Bang Galak ?
Bangit ?
Kak Gamma atau Gava ?
Kak Alpha ?
Antariksha ?
Atau author nih?
Comment guys.
Sambil nunggu update ini kelean baca cerita author yang lain gak ? Cerita apa aja yang udah kelean baca guys ?
Segitu aja dolo ya guys, seperti biasa vote dulu sebelum Next tekan bintang di pojok bawah ⭐ Okay gampang kan 😉
Share juga cerita ini ke se-sama pengguna wattpad lainnya siapa tau mereka juga suka dengan cerita ini.
Sambil menunggu update selanjutnya kalian bisa baca cerita author lainnya yang gak kalah menarik nya guys.
Oke deuh bubay guys.