You're The Most Precious Gift (Murasakibara x Readers)

89 10 0
                                    

Yo!
KenKen back membawa si Titan ungu.
Sebenarnya ini birthday fanfic tapi Kenken baru dapet idenya tadi siang jadi baru bisa dipublish sekarang hwhwh :"

Gak usah banyak basa-basi, langsung aja mulai yuk!

=~=~=~=~

Aku menatap sekeliling. Orang-orang nampak sibuk berlalu lalang. Hanya ada beberapa orang saja yang nampak duduk santai di kursi taman ini.

Ku lirik jam tangan yang melingkar manis di tangan kiriku. Pukul 5 PM. Saking terlalu semangat sampai tidak sadar aku sudah duduk selama 30 menit disini, sendirian.

Jika dia tidak memintaku untuk menunggunya disini, mungkin sekarang aku tengah asyik beres-beres rumah sambil menyiapkan makan malam untuk diriku sendiri.

"Uhh... Atsushi kok lama banget ya..."

Aku melirik jam tangan dan memeriksa sekitar dengan gusar. Ya, Murasakibara Atsushi, mantan pemain basket dengan julukan 'center yang tak terkalahkan' yang sekarang banting stir jadi chef pastry itu adalah kekasihku.

Kami sudah berhubungan hampir 3 tahun dan aku bersyukur dengan waktu selama itu, tak ada masalah apapun dalam hubungan kami. Bisa dibilang hubungan kami lancar tanpa hambatan walau kami menjalaninya dengan hubungan jarak jauh.

Sejam yang lalu, Atsushi mengirim pesan padaku untuk menunggu di sekitar Tokyo Tower. Dia bilang hari ini dia akan ke Tokyo untuk menemuiku. Tentu saja aku senang bukan main, tapi karena dia tidak ingin bertemu di restoran atau cafe, maka aku memutuskan untuk menunggunya di taman dekat Tokyo Tower.

Aku juga sudah mengirimkan lokasinya saat aku sampai di taman ini 30 menit yang lalu, tapi sampai sekarang batang hidungnya belum muncul. Aku curiga, apakah dia sedang membohongiku?

Saat aku sedang sibuk berargumen dengan pikiranku sendiri, seseorang mendekap ku dari belakang. Dekapannya yang besar membuat tubuhku yang terkejut hampir saja terhuyung ke depan jika tangan besarnya tidak menahanku.

Aku menoleh ke belakang dan kudapati dirinya tengah tersenyum dengan satu Pocky masih berada di bibirnya.

"Ohayou, {First Name}-chin~ Lama menungguku?"

Aku mengambil Pocky yang ada di bibirnya itu lalu memakannya, "Lama. Lama sekali. Sampai rasanya kulitku mulai keriput," sahutku seraya mengerucutkan bibir.

Lalu kejadian itu berlalu begitu cepat, saat Atsushi menggigit Pocky dibibirku yang tinggal separuh dan itu membuat kedua bibir kami saling bertemu dengan sangat cepat.

Dalam hitungan detik saja, wajahku sudah dibuat panas olehnya. Atsushi hanya bisa tersenyum menang dan mulai duduk di sebelahku, aku pun memukul tubuhnya yang besar itu dengan seluruh kekuatanku. Toh, baginya kekuatanku hanya seperti kapas.

"Ini."

Tiba-tiba Atsushi menyodorkan kantung plastik putih berukuran besar padaku. Awalnya aku sempat kebingungan kenapa dia memberikannya padaku, tapi setelah meneliti kembali kantung plastik tersebut, barulah aku sadar bahwa itu adalah kotak yang berisi 12 donat didalamnya.

"Untuk apa ini?"

"Ya untukmu."

"Kenapa harus untukku?"

Ia membuang nafas berat lalu mencubit kedua pipiku dengan gemas, "lupa ya? Dua hari lalu {First Name}-chin bilang ingin donat. Sudah dibeliin malah bingung sendiri," jelasnya lalu mengerucutkan bibir.

Dilepasnya kedua pipiku dan kini tangan besarnya beralih pada sebungkus maibou rasa jagung yang entah berasal darimana.

Berbeda denganku yang masih terdiam, mencerna setiap perkataan darinya. Saat aku tersadar, wajahku jadi kembali memerah. Dua hari lalu saat kami sedang asyik video call, aku berkata kalau aku ingin makan donat. Itu karena dirinya yang sedang asyik makan donat di Akita sana dan aku yang di Tokyo ini hanya bisa melihat sambil berusaha menahan liur/plakk.

Lalu Atsushi berkata, jika ia pergi ke Tokyo, ia akan membelikan sekotak donat yang isinya 12 untukku dan aku tidak percaya dia benar-benar membelikannya.

Aku langsung memberikan pelukan besar untuknya secara tiba-tiba dan ia langsung membalas pelukan tersebut tanpa bicara apapun. Eh, tapi aku ingat sesuatu yang penting. Aku pun melepaskan pelukan darinya.

"Atsushi, bukannya hari ini hari ulang tahunmu?"

"Unn," Ia mengangguk tanpa berniat menoleh untuk menatapku.

"Aku jadi tidak enak. Aku tidak sempat membuatkan hadiah untukmu, aku juga tidak bisa mentraktirmu sebab keuanganku menipis bulan ini, tapi kau malah membelikan makanan yang ku mau. Akuー"

"Kenapa memangnya? Tidak boleh ya aku membelikan makanan yang {First Name}-chin mau?" Ia tiba-tiba memotong pembicaraanku.

"Y-yaa... Bukan begitu..."

"Kalau begitu jangan dipikirkan. Aku datang ke Tokyo karena ingin bertemu dengan {First Name}-chin, bukan mengharapkan hadiah dari {First Name}-chin. Lagipula kata Muro-chin, hadiah terindah bagi pasangan adalah pasangannya sendiri. Jadi selama ada {First Name}-chin, aku sudah bahagia kok."

"E-eh...?"

Sial. Inilah yang bikin aku harus mengusap dada jika Atsushi menemuiku. Dia itu hobi banget buat jantungku berdegup kencang.

Atsushi tiba-tiba menggenggam tanganku lalu mengajakku berdiri. Aku yang terkejut buru-buru mengambil plastik donat serta tas kecil yang kutaruh di kursi taman lalu ikut bangkit.

"Mau kemana?"

"Kesana mau? Hari ini aku yang traktir." Atsushi menunjuk ke arah Tokyo Tower yang menjulang didepan kami.

"Aku hanya bisa di Tokyo hari ini, nanti malam sudah harus pulang ke Akita, jadi ayo habiskan hari ini dengan bersenang-senang bersama," sambungnya lagi.

"T-tapi Atsushi, aku jadi tidak enak. Kau mau apa? Kubelikan satu deh sebagai hadiー"

Atsushi langsung menarikku kedalam pelukannya dan mendekap ku erat, mencoba meyakinkanku kalau tidak ada yang perlu aku khawatirkan.

"Jangan khawatir. Kan sudah kubilang, aku tidak perlu hadiah dari {First Name}-chin sebab {First name}-chin adalah hadiah terindah yang ku punya. Jadi aku tidak perlu hadiah apapun lagi."

Dekapannya yang hangat dan ucapannya yang manis selalu bisa meluluhkanku. Dasar. Kalau begini tidak ada cara untukku menolaknya.

"Iya iya, ayo kita bersenang-senang."

×××
Omake

"Atsushi, aku salut padamu karena bisa mengingat keinginanku dua hari lalu."

"Oh itu. Aku akan berterimakasih pada Muro-chin nanti."

"Eh? Kenapa harus berterimakasih pada Himuro-san?"

"Soalnya yang mengingatkanku untuk membeli donat itu Muro-chin."

"Berarti Atsushi gak ingat kalau tidak diingatkan Himuro-san? Hidoii."

"Bukan. Aku ingat cuma lupa dan Muro-chin yang mengingatkanku lagi, gitu."

"Sama aja yang ingat Himuro-san jadinya,-"

"Gak. Aku yang ingat."

"Iya, Atsushi menang deh."

=~=~=~=~

Ini Murasakibara nya OOC gak sih?
Kok kayaknya OOC ya??
Duh udh lama gak rewatch jadi agak susah nentuin sifat lagi nih shshshshsh🤧

Tapi kalian tetap enjoy kan bacanya?
Kalau iya, jangan lupa vote sebelum exit dari cerita ini ya~

KenKen✨

黒子のバスケ One Shot!! [END]Where stories live. Discover now