Ngidam (Kagami x Readers)

47 9 15
                                    

Yo! Long time no see~
Genki desuka?

Entah kenapa akhir-akhir ini mood nulis itu hilang. Lebih tepatnya, sekarang aku ngikut arus mood.
Makanya lebih sering gambar dibanding nulis.
Gomen nee (_ _)

Now, just enjoy it~

=~=~=~=~

Aku mengibaskan pakaian yang terlipat-lipat lalu mengambil hanger dan memberikannya pada suamiku. Ia pun menaruhnya dengan mudah di tiang bambu setinggi 5,9 kaki yang ia buat sendiri beberapa hari yang lalu.

Ia nampak menghela nafas sebelum angkat suara, "Masih lama ya?"

"Tinggal satu baskom lagi. Sabar dong."

Ia membuang nafas lagi, "Kamu gak bisa naro jemurannya sendiri ya? Aku pegel. Dari tadi berdiri disini terus. Mana panas lagi." Keluhnya.

"Salah siapa bikin tiang jemuran setinggi itu. Kamu pikir tinggiku sama kayak kamu?" Sahutku setengah emosi.

"Kan kamu bisa pakai bangku atau tangga." Elaknya lagi.

"Mau ya aku jatuh terus bayi kita kenapa-kenapa? Kalo itu mau kamu, besok-besok aku bisa jemurin baju sendiri!"

"Kok jadi marah sih?"

Aku berlalu meninggalkannya ke dalam setelah sebelumnya memberikan satu pakaian lagi padanya.

Namaku {Full Name}. 5 bulan yang lalu aku menikah dengan pria bersurai merah, salah satu power forward basket terbaik semasa SMAnya dulu dan mantan anggota NBA Junior. Aku tebak kalian sudah tahu namanya. Yup. Namanya Kagami Taiga.

2 bulan setelah pernikahan, kami dikaruniai seorang anak yang kini masih berada dalam perutku. Aku jadi sering mengandalkan Taiga dalam urusan rumah karena mudah lelah dan Taiga juga melarangku melakukan hal-hal berat.

Taiga pernah menyarankan untuk menyewa asisten rumah tangga agar aku tidak terlalu lelah dengan pekerjaan rumah, tapi aku menolak. Tentu bukan tanpa alasan.

Pertama, menyewa asisten rumah tangga itu tidak murah. Kedua, aku tidak bisa mempercayai orang asing untuk mengurus rumahku. Aku tahu tidak semua asisten rumah tangga mencuri atau melakukan tindak kriminal lain seperti yang ada di berita-berita. Tapi aku tetap saja takut.

Untungnya Taiga mengerti hal itu dan sebagai gantinya ia akan lebih sering membantu pekerjaan rumahku jika dia sedang senggang. Aku sungguh tertolong akan hal itu.

Namun akhir-akhir ini dia lebih sering mengeluh. Sebenarnya aku tidak tega juga karena dia pasti lelah harus membantu pekerjaan rumah setelah pulang bekerja.

"Yosh. Selesai!"

Aku menyeka keringat di dahiku lalu bertelak pinggang, menatap pakaian-pakaian yang sudah tergantung rapi di tiang bambu. Tiba-tiba saja perutku sakit, memaksaku untuk berlutut.

Taiga langsung menghampiriku, "Sakit perut lagi?"

Aku mengangguk singkat. Ia pun membantuku berdiri lalu menggendongku ala bridal style kemudian membaringkanku di sofa.

"Hei, Taiga junior. Jangan sering-sering membuat Mamamu sakit. Nanti papa marah loh." Gumam Taiga sambil mengelus-elus perutku.

Ia selalu melakukan hal ini jika aku sakit perut mendadak. Tidak lama sakit perutku pun hilang, seolah bayi kami benar-benar mengerti ucapannya.

Aku meraih tangannya yang masih mengelus perutku lalu mengusapnya pelan, "sudah hilang rasa sakitnya."

"Sepertinya Taiga junior suka sekali melihatku panik ya." Keluhnya. Aku terkekeh pelan sebelum sebuah suara membuat aku maupun Taiga terdiam.

Kruyuuuukkk~

Aku menatap Taiga dan mengedipkan mata beberapa kali. Yang ditatap menggaruk tengkuknya lalu nyengir, "Kayaknya Sup kentang, Acar dan Yakiniku enak nih."

Aku sweatdrop, "masih jam 9 pagi loh, Taiga. Dan kamu kan baru aja sarapan."

"Gapapa. Hari ini hari Sabtu, artinya hari menggemukkan badan." Ia pun bangkit, "Yosh! Aku akan menyiapkan bahannya dulu."

Aku menghela nafas lelah, "biar aku bantu."

Namun Taiga melarangku untuk bangkit dari sofa. "Kamu dan Taiga junior tunggu disini aja. Kali ini biar aku yang masak!" Ucapnya penuh semangat.

Kalau sudah bersemangat begini, mana bisa aku menghentikannya. Ya sudahlah.

"Masak yang enak ya. Kalau enggak nanti Taiga Junior ngambek." Sahutku.

Ia mengacungkan jempol sembari berlalu ke dapur.

----

Tidak ada hal spesial yang kami lakukan di hari weekend. Biasanya hanya seharian di rumah atau keluar sebentar untuk jalan-jalan sore maupun belanja kebutuhan bulanan.

黒子のバスケ One Shot!! [END]Where stories live. Discover now