Love Letter (Aomine x Reader)

37 5 2
                                    

Seorang wanita mengerjapkan mata beberapa kali kala mendapati dua orang pria berseragam militer lengkap berdiri di depan pintunya. Ia mengesampingkan rasa penasarannya sejenak, dan mempersilakan kedua tamu nya untuk masuk dan duduk di ruang tengah.

"Kami datang untuk memberikan surat titipan dari Sersan Aomine." Ujar salah satu pria sambil menyodorkan sebuah surat.

Ekspresi heran berubah menjadi ekspresi bahagia begitu mendengar nama sang suami disebut. Dengan cepat ia mengambil alih surat dari tangan si pria dan membukanya.

Terdapat dua benda di dalam amplop. Satu adalah sebuah kertas, dan satu lagi adalah sebuah kalung. Kalung yang biasanya dipakai oleh para anggota militer.

Ia mengabaikan sejenak kalung tersebut, memilih untuk membaca surat terlebih dahulu.

Ada rasa gelisah dan khawatir sejak ia melihat kalung tersebut, namun wanita itu kembali mengesampingkan pikiran-pikiran negatifnya dan mulai membuka kertas yang terlipat.

"Dear, my wife.
Bagaimana kabarmu? Aku harap kamu dan bayi kita dalam perutmu selalu baik-baik saja. Maaf ya aku pergi lebih lama dari yang seharusnya. Maaf karena sudah membuatmu jadi kesepian.
Kau tahu? Aku juga sangat kesepian disini. Tidak ada hari bagiku tanpa merindukanmu. Keadaan disini akhir-akhir ini kurang baik. Aku hampir tidak punya waktu untuk tidur karena musuh terus saja menyerang markas kami. Tapi kamu tidak perlu khawatir, karena aku akan baik-baik saja.
Mungkin sampai sini dulu. Berikutnya jika aku punya waktu luang lagi, aku akan menulis banyak surat untukmu.
Satu hal yang harus selalu kamu ingat, aku akan selalu mencintaimu sampai akhir hidupku.

Your Love Husband, Daiki.

Note : Oh ya, Aku menulis surat ini di dalam kapal, jadi mungkin tulisanku agak berantakan. Kuharap kamu masih bisa membacanya. Dan tolong jaga kalung ini untukku. Aku tidak mau memakainya di misi kali ini."

Kini tatapan beralih pada kalung milik sang suami. Tangan wanita itu terulur untuk mengambilnya, menatapnya sesaat sebelum kini tatapannya beralih pada kedua pria di depannya.

"Dimana Daiki? Apa dia sudah pulang? Kenapa malah menitipkan surat pada kalian?"

Kedua pria itu saling berpandangan sebelum mengambil nafas panjang dan dengan berat hati ia menjelaskan.

"Sersan satu Aomine Daiki dinyatakan gugur dalam misi mengembalikan perdamaian di perbatasan. Kapal yang ditumpanginya terbelah menjadi dua setelah ditembaki habis-habisan oleh 10 kapal musuh. Kami mohon maaf karena tidak bisa menyelamatkan beliau. Surat ini adalah pesan terakhir darinya."

"Selain itu..." Pria yang lain mulai mengeluarkan sesuatu dari tas nya. Ia kemudian menaruh sebuah jaket militer ke atas meja.

Jaket dengan sedikit noda darah dibagian perut.

"2 hari sebelum keberangkatannya ke perbatasan, Sersan Aomine meninggalkan jaket ini di lokernya. Sepertinya noda ini berasal dari perutnya yang terluka akibat bertarung dengan prajurit lain." Jelasnya.

Air mata tumpah begitu saja. Bibir menjadi kelu. Banyak yang ingin ditanyakan namun tidak ada satu kata pun yang bisa keluar.

Dengan gemetar, wanita itu mengambil jaket sang suami, memeluknya erat.

Sakit, sesak... Rasanya bernafas saja sulit.

Wanita itu tidak pernah menyangka bahwa pria yang dicintainya akan pergi meninggalkannya tanpa ada pertemuan terakhir, tanpa bisa melihat wajahnya untuk yang terakhir kalinya.

Angin pagi itu terasa begitu dingin dan menusuk. Membuat sang wanita sadar bahwa ia akan sangat merindukan pelukan, candaan dan tawa riang sang suami yang tidak akan pernah bisa ia dapatkan lagi.

=~=~=~=~

Malming dingin akibat hujan begini, emang paling enak ditemenin angst :D
Kebetulan lagi pengen ngedate sama Daiki~

See u next part~!

Kenken✨

黒子のバスケ One Shot!! [END]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें