Ketika Midorima Puasa... (Special ramadan)

58 10 3
                                    

Selamat sore atau selamat apapun ditempat kalian saat ini nanodayo. Aku mengatakannya hanya untuk formalitas, jangan berpikiran yang aneh-aneh nodayo.

Ekhum. Aku disini mengetik naskahku sendiri nodayo karena KenKen memaksaku untuk melakukannya. Itu bukan berarti aku mau disuruh-suruh ya nodayo. Aku hanya berusaha sopan saja.

Temanya tentang puasa dan untuk menulis naskah ini, aku harus mengetahui dulu rasanya berpuasa nanodayo, jadi aku mencoba berpuasa selama... Seminggu nodayo. Ternyata berpuasa itu menyenangkan walau harus banyak menahan amarah. A-aku berkata begitu bukan berarti aku menyukai puasa ya nodayo!

Aku akan membagikan pengalaman puasaku ini pada kalian walau aku tidak berpuasa selama sebulan penuh nodayo. Aku harap kalian terhibur. B-bukan berarti aku ingin membuat kalian tertawa atau apa!

• • • •
Ketika aku mencoba puasa... Nanodayo
(Midorima Ver.)
• • • •

Puasa tahun ini dimulai bulan April Minggu terakhir nanodayo. Sebenarnya aku tahu kalian sudah tahu hal ini dari versi yang sudah-sudah nodayo, tapi sekali lagi, ini hanya formalitas!

Hari pertama puasa aku menjalaninya tanpa hambatan. Hari kedua, ketiga sampai kelima juga masih baik-baik saja nodayo. Tapi dua hari terakhir masalah mulai bermunculan.

Hari keenam pagi yaitu hari Sabtu. Aku datang ke sekolah untuk latihan basket dan datang ke kelas tambahan soalnya aku ditunjuk untuk mengikuti Olimpiade Sains Nasional bidang IPA nanodayo. Bukannya sombong! Aku hanya memberitahu.

Kelas tambahan dimulai pukul 8 dan berakhir pukul 2 siang, setelah itu aku langsung ke gymnasium untuk berlatih nodayo. Semuanya masih baik-baik saja namun semuanya berantakan sejak kedatangan Bakao ke gym nanodayo.

Dia datang-datang langsung berisik lalu mengajakku bicara terus. Aku berusaha tenang dan sabar menghadapinya hingga aku hampir kehilangan kesabaranku saat Bakao sengaja minum di depanku nanodayo.

"Aikawarazu sugee na, Shin-chan. Maksudku shoot mu itu. Seperti biasa tidak meleset satupun. Tapi aku rasa shoot mu hari ini lebih baik dari sebelumnya. Kupikir karena kau ditunjuk sensei untuk mengikuti olimpiade, shoot mu akan turun keakuratannya."

"Olimpiade tidak akan membuat shoot ku menurun nodayo. Soreyori, kenapa kau ikut di bench? Bukannya kau baru saja dimintai tolong oleh Miyaji-senpai nanodayo?!"

"Orang lain sudah membantu Miyaji-senpai. Omong-omong wajahmu nampak pucat. Kau baik-baik saja, Shin-chan?"

"Jangan sok peduli padaku nodayo. Aku baik-baik saja atau tidak, itu bukan urusanmu nodayo!"

Aku yang kesal pun langsung bangkit dan ingin melanjutkan latihanku. Meladeni orang seperti Bakao hanya akan membuat emosi naik nanodayo, jadi aku memilih menghindarinya saja.

"Shin-chan!"

Aku terpaksa menoleh dan saat aku menatapnya, dia malah tengah meneguk minuman ion itu. Seperti iklan dalam tv, dunia seakan melambat sebentar. Mataku tertuju pada minuman ion yang dingin itu. Tanpa kusadari, aku menelan salivaku dan menatap Takao tanpa berkedip.

Jangan salah sangka! Aku menatap minumannya bukan orangnya!! Menjijikan sekali aku menatap Bakao tanpa berkedip nodayo!

Kemudian panggilannya menyadarkanku. "Kau tidak meminum minumanmu, Shin-chan?"

"T-tidak nodayo." Aku langsung menatap hal lain. Kalau Takao sadar aku menatap minumannya sejak tadi, yang ada dia malah kegeeran nanti nanodayo.

"Kenapa? Minumannya masih dingin loh. Lagipula ini lebih menyegarkan dibanding yang terakhir Otsubo-senpai beli. Kau akan rugi jika tidak meminumnya loh, Shin-chan." Ucapnya dengan nada menggodaku untuk meminum minuman itu.

Aku mulai merapalkan doa.
Pergi pergi. Pergilah wahai setan. Jangan ganggu aku hari ini dan besok nanodayo.

Tapi kemudian aku ingat. Setan itu dikurung selama bulan puasa jadi harusnya setan itu gak ada.
Tapi kemudian aku ingat satu hal. Bakao kan setan berwujud manusia jadi dia tidak bisa dikurung.
Lalu aku merapalkan doa lagi.

"Hitsuyounai, nodayo. Aku tidak haus dan kalau aku mau, aku bisa membeli minuman itu kapanpun nanodayo."

Kemudian aku melanjutkan latihanku. Setelah itu tidak ada lagi yang membuatku kesal hingga aku bisa menyelesaikan puasa hari keenamku nodayo.

Hari ketujuh dimulai dan itu tepat hari minggu nanodayo.

Aku memulai hari ini dengan lari santai mengelilingi komplek perumahanku lalu disambung latihan basket di lapangan samping rumahku nanodayo. Aktivitas itu berakhir pukul 11 siang.

Aku mengganti pakaian penuh keringat dengan pakaian baru lalu aku melanjutkan kegiatan dengan membantu O-tousan menyelesaikan dokumen rumah sakit kami nodayo. Tugas itu selesai pukul 2 siang. Masih ada 3 jam setengah lagi sampai saatnya berbuka.

Aku melirik buku kecil yang sebelumnya sudah aku isi dengan list kegiatan yang akan aku kerjakan hari ini, namun semua list sudah kucoret yang berarti aku sudah selesai mengerjakan semuanya nanodayo. Lantas aku berpikir, apa yang sebaiknya aku lakukan sambil menunggu waktu berbuka?

Aku pergi ke kamar kemudian berusaha sebisa mungkin menyibukkan diriku agar aku tidak melirik ke arah jam terus nodayo. Mulai dari membersihkan kamar, merapikan meja belajar, belajar untuk olimpiade, membaca artikel kesehatan bahkan aku sampai membaca manga online untuk menghilangkan kebosanan. A-aku baca manga bukan berarti aku suka manga atau apa! Hanya bosan, itu saja nanodayo.

Aku pun menyandarkan punggungku ke kursi belajar sambil mendengus lelah. Aku belajar materi olimpiade lagi bahkan sampai leherku sakit akibat menunduk terus. Aku melirik jam diatas nakas lalu kembali mendengus lelah.

"Kapan sih waktunya berbuka? Aku sudah menyibukkan diri tapi waktu baru jalan satu jam setengah? Yang benar saja nanodayo!"

Aku yang lelah pun meletakkan kepalaku dimeja dengan kedua tangan terlipat sebagai bantalnya. Semilir angin yang masuk dari celah-celah jendela membuat aku mengantuk hingga aku tak sadar tertidur nodayo.

Saat aku terbangun... Yang pertama kulihat adalah langit malam yang penuh bintang. Terima kasih diriku karena lupa menutup gorden, aku jadi bisa melihat pemandangan langit saat itu. Tapi yang menjadi perhatianku bukan itu nanodayo.

"Sudah malam!? Aku telat berbuka nanodayo!!!"

Aku langsung jalan secepat yang kubisa untuk mencapai dapur namun cahaya dari ruang keluarga membuat langkahku terhenti, apalagi saat aku mendengar suara dari sana nanodayo.

Kulihat adikku sedang asyik meminum susunya sambil menatap tv. Bukannya penasaran, aku hanya ingin bertanya padanya saja.

"Apa yang kau lakukan malam-malam begini nanodayo?!"

Dia tidak menghiraukan kata-kataku. Dia hanya melirikku sekilas lalu menunjuk ke arah tv.

'Zannen... Zodiak Cancer berada di peringkat terakhir hari ini. Banyak kesialan yang akan menimpamu saat kamu pertama membuka mata di hari ini. Tapi jangan khawatir! Panci sebagai lucky itemmu hari ini akan melindungimu dari kesialan, jadi jangan melupakannya~!'

Aku langsung sweatdrop. Itu acara ramalan Oha-Asa dan acara itu hanya ada pukul 5.30 pagi. Yang artinya...

"Aku tidak berbuka semalaman
nanodayo..."

Kemudian tanpa kusadari cairan liquid bening mengalir dari kedua mataku. Beruntung keadaan masih gelap jadi imoutoku tidak mengetahuinya nodayo. K-ketahuilah itu hanya debu yang masuk ke mataku! B-bukannya aku nangis atau apa!

Baiklah itu pengalamanku. Kalian merasa aneh saat membacanya? Lalu apakah aku terlihat peduli akan hal itu nodayo?

Sampai bertemu saat KenKen berbaik hati menyuruhku mengetik sendiri lagi nanodayo. B-bukan berarti aku mau bertemu kalian lagi atau apa ya nodayo!!

=~=~=~=~

Aneh + garing pfft- :'>

Maa, Smoga kalian suka~

KenKen✨

黒子のバスケ One Shot!! [END]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz