Ketika Akashi Puasa... (Special Ramadan)

100 15 17
                                    

Halo. Aku Akashi Seijuuro, kapten tim basket SMA Rakuzan sekaligus ketua OSIS SMA Rakuzan dan pewaris tunggal Akashi Corporation. Maaf bukannya sombong tapi memang kenyataannya seperti itu.

Omong-omong tumben sekali KenKen menyuruhku untuk mengetik naskah sendiri dan bebas ingin mengetik apa saja, hanya saja diberikan tema untuk mengetik. Bukankah ini sama saja aku tidak bisa bebas mengetik? Aku tidak mengerti maksudmu, KenKen.

Seperti yang Daiki tulis dipart sebelumnya, temanya masih sama yaitu mengenai puasa. Berbeda dengan Daiki, aku sangat mengetahui apa itu puasa. Aku ingin menjelaskannya tapi sebaiknya tidak perlu karena nanti naskah ini akan menjadi panjang dan kalian bosan membacanya.

Jadi aku hanya akan mengatakan bahwa inilah pengalamanku dalam mencoba puasa. Memang tidak mencoba selama 30 hari, namun setidaknya aku mendapatkan beberapa pelajaran dan aku ingin membaginya pada kalian.

• • • •
Ketika Aku Mencoba Puasa... Tapi batal gara-gara teman tidak ada akhlak
(Akashi ver.)
• • • •

Puasa tahun ini dimulai pada tanggal 24 April. Sudah lewat sekali tapi KenKen terus memaksaku membuat ini. Masih untung dia karena sedang bicara dengan oreshi saat itu. Akan lain ceritanya jika dia bicara denganku.

Aku mencoba puasa selama 5 hari. Awalnya memang susah karena tidak terbiasa, namun dihari ketiga aku mulai terbiasa dan jujur rasanya aku ingin mencobanya sebulan penuh.

Niat awalku begitu namun aku membatalkannya karena dihari kelima masalah mulai bermunculan. Percayalah bukan aku yang memulai masalah itu.

Hari pertama dan kedua aku sama sekali tidak tidur sampai sahur tiba karena sibuk mengurus dokumen perusahaan. Hari ketiga aku hanya tidur selama 2 jam. Tapi aku bersyukur karena dihari keempat aku bisa tidur pulas walau hanya 5 jam. Itu pertama kalinya aku bangun dengan tubuh segar bugar.

Hari itu aku kembali bangun sahur untuk melanjutkan uji coba puasaku dihari kelima. Saat sahur semuanya masih baik-baik saja, tidak ada yang salah dan tidak ada yang sengaja membuat masalah.

Aku tidur 2 jam sebelum kembali bangun untuk mandi dan berangkat sekolah. Saat itu aku sama sekali tidak tahu kalau akan ada banyak orang yang sangat sangat menguji kesabaranku seharian penuh.

Mata pelajaran pertama dan kedua, aku berhasil menuntaskannya dalam jam pertama sehingga aku menggunakan waktu jam kedua untuk mengelilingi sekolah, guna melihat apakah ada siswa-siswi yang keluar kelas saat jam mata pelajaran.

Dan ternyata ada satu orang siswa yang nampak sedang asyik makan di salah satu sudut sepi kantin Rakuzan. Cara makannya yang terburu-buru dan berisik membuatku dengan cepat menemukan siswa tersebut.

"Eikichi apa yang sedang kau lakukan di sini? Ini masih jam pelajaran."

Siswa yang tak lain adalah center tim inti Rakuzan, Nebuya Eikichi itu terkejut sampai ia tersedak makanannya sendiri. Oreshiku panik tapi beruntung aku yang memegang kendali saat itu.

"A-Aku... H-hanya... Minum! Ya! Aku hanya minum, Akashi! Lihat!!"

Gelagapan dia mencoba mencari alasan dan memilih botol ditangannya sebagai alasan. Dia bodoh atau apa? Dia pikir aku akan percaya kalau dia baru saja minum? Mana ada orang minum sambil terburu-buru mengunyah.

"Jangan beralasan. Tidak ada orang minum yang menyisakan makanan dimulutnya."

Eikichi tersentak kemudian buru-buru membersihkan mulutnya. Ia hanya bisa tersenyum kaku sedangkan aku mengeluarkan buku pelanggaran dalam sakuku.

"Aku mengurangkan poin kedisplinanmu sementara poin pelanggaranmu bertambah. Bulan ini kau sudah melanggar aturan sebanyak dua kali. Sekali lagi kau melanggar, bukan aku yang datang untuk menegur melainkan kepala sekolah langsung. Jadi pertimbangkan lagi jika ingin melanggar, Eikichi."

Selesai menulis pelanggaran Eikichi, aku kembali memasukkan buku pelanggaranku ke saku.

"Latihanmu hari ini kulipatgandakan dari biasanya. Jika kau telat datang, aku akan kembali melipatgandakan latihanmu. Dan satu lagi, jika kepala sekolah sampai benar-benar menegurmu langsung kupastikan saat itu juga kau bukan lagi tim inti, mengerti?"

"M-mengerti, Akashi."

"Kembali ke kelasmu sebelum aku berubah pikiran."

Eikichi bangkit kemudian segera kembali ke kelasnya, meninggalkan ramen cup ukuran big itu begitu saja. Aku terpaksa harus membuangnya karena aku tidak mau menulis pelanggaranku sendiri.

Saat membuangnya, jujur saja ini agak menjijikkan tapi aroma bumbu ramen yang masih menguap itu rasanya menggelitik perutku sampai perutku berbunyi karenanya.

"Menggelikan sekali. Aku tidak akan lapar hanya karena makanan sisa orang seperti ini."

=~=~=~=~

黒子のバスケ One Shot!! [END]Where stories live. Discover now