Bodo amaat
22:36


Hingga akhirnya mereka larut dalam perbincangan yang entah kemana arahnya tersebut. Tanpa sadar detik demi detik berjalan hingga Alysa tertidur dengan handphone yang masih melekat di tangannya kini.

🌼🌼🌼

Jam menunjukkan waktu yang sudah tidak lagi awal, itu bukan hal baru bagi Alysa, bangun terlambat.

Sembari mengancing seragamnya Alysa menuruni anak tangga satu persatu, meneliti ke sekelilinya untuk mencari Ayahnya. Jika Alysa harus menaiki kendaraan umum bisa di pastikan dirinya baru akan tiba di sekolah setelah satu jam pelajaran berakhir dan dirinya akan menjadi santapan untuk Bu Iren.


Ayaaaahhhh, yaaahhh ,"

Pagi yang cerah ternyata tidak berlansung lama, Bunda harus mendengar Alysa berteriak ke sana kemari, itu membuat kepalanya serasa ingin pecah. "Kenapa sih sa kamu kaya preman pasar aja,"

"Ayah mana bun?"

"Udah berangkat, kalo di bangunin tu pasang kuping makanya. Udah Sma masih aja ceroboh, capek bunda sama kamu Sa,"

Belum juga tiba di sekolah, Alysa sudah mendapat ceramah pembuka paginya dari Bunda. Tapi Alysa tidak perduli itu sekarang, dirinya hanya ingin tiba di sekolah secepat mungkin.

Cepetan bunda yang antar," Ucap bunda Alysa yang lansung meraih kunci motornya.

Kerumunan manusia jelas terlihat di depan mata, bukan hal baru jika pada jam itu jalanan di penuhi dengan pekerja yang akan berangkat ke kantor dan siswa yang akan pergi ke sekolah. Bundaa Alysa lansung menancapkan gas motornya tapi dengan sangat lambat hingga membuat Alysa berdoa agar tidak terlambat.

"Bun kalo bawa motornya gitu mah besok nyampeknya,"

" Yaudah pegangan," Ucap Bunda Alysa yang lansung memacu motornya dengan kecepatan dan menyalip kendaraan di depannya.

Kesialan Alysa tidak berakhir di situ.Di tengah perjalanan ternyata hujan mulai mengguyur jalanan pagi ini hingga membuat baju Alysa perlahan mulai basah karena air hujan.

"Sa , ujan nih gimana dong?" Tanya bunda Alysa dengan sedikit berteriak.

Biasanya Alysa akan memilih untuk membolos jika terjebak dalam situasi seperti itu, tapi tidak bisa dengan hari in, dirinya harus mengikuti ulangan. "Gapapa bun, sasa ada ulangan hari ini,"

Setelah sampai Alysa memutus untuk memanjat pagar belakang sekolahnya karena jika lewat gerbang utama anggota OSIS dan Bu Iren pasti sudah bersiap dengan siswa yang telat.

Alysa berjalan dengan menunduk sembari berkomat kamit semoga tidak anak osis maupun guru yang melihatnya.

"Semoga gak ada yang liat gue ya Allah, gue gaib gue gaib," Ucap Alysa dengan berkomat kamit tapi saat Alysa sedang berjalan tiba-tiba ada sepasang sepatu yang menghentikan langkahnya.

" Mampus gue,"Cicit Alysa karena melihat sepatu di hadapannya yang menurutnya sepatu milik anak osis.

" S-saya bukan telat kok kak , tadi lagi duduk di di taman belakang aja," Ucap Alysa yang berusaha untuk tidak gugup.

Tapi setelah lama mengucap alasannya, belum ada jawab dari orang di hadapannya kini membuat Alysa mendongakkan kepalanya ,dan bertapa terkejut Alysa saat melihat ternyata Diga di hadapannya dengan kedua tangannya yang di masukkan kedalam saku celana dan raut menahan tawa hingga membuat mata Alysa melotot dan lansung melihat penampilannya yang sangat berantakan.

AREGA [End]Where stories live. Discover now