48| CCTV

595 39 0
                                    

Budayakan vote dan coment setelah membaca.

Gavin tiba di sebuah kosan khusus putri, untuk mengantarkan Neysya pulang. Gavin menunggu Neysya masuk terlebih dulu sebelum dirinya pergi, memastikan gadisnya aman.

Gavin menyerngit, melihat seorang pria yang menghentikan langkah Neysya, buru-buru Gavin melepas seatbelt dan turun menemui Neysya.

"Lepas," Intruksi Gavin menghentikan pergerakan pria itu.

Gavin memasukkan tangannya ke dalam saku celananya. "Anda siapa?" Tanya Gavin yang masih berusaha tenang.

"Saya pengacara mamanya Neysya, Neysya di minta pulang ke rumah," Jelas pria tersebut.

Gavin menarik Neysya ke sebelahnya. Menggenggam erat tangan Neysya. "Neysya ikut sama saya,"

"Hak apa kamu?" Tanya sosok wanita yang baru keluar dari mobil, Mama Neysya.

Tanpa menjawab pertanyaan dari mama Neysya, Gavin lansung menarik Neysya ke arah mobilnya. "Heh mau kemana kamu!"

Neysya menghentikan langkahnya, membuat langkah Gavin juga ikut terhenti. "Kenapa?"

Neysya mendongkkan kepalanya menatap Gavin."Kita mau kemana? Aku gak punya tempat lain selain ini vin,"

"Tenang, aku tau tempat aman,"

Gavin memegang kedua bahu milik Neysya, menatap manik matanya lekat. "Kamu percaya aku kan Ney?"

Neysya hanya mengangguk lesu dan lansung masuk ke dalam mobil Gavin tanpa melirik ke belakang lagi.

Mobil Gavin meluncur membelah ibu kota, tidak ada yang membuka pembicaraan sepatah katapun, mobil tersebut hanya melaju dalam keadaan hening.

Melihat Neysya yang sejak tadi memandang keluar jendela membuat tangannya tergerak menggenggam tangan milik Neysya, mengelusnya pelan punggung tangan Neysya. Merasa ada yang mengenggam tangannya, hanya membalasnya dengan senyuman tipis seolah berkata dia baik-baik saja.

Gavin memberhentikan mobilnya di sebuah bangunan megah dah mewah, yaitu di sebuah hotel ternama.

"Vin?" Neysya menatap ragu kearah Gavin, kenapa dirinya malah di bawa ke hotel.

"Hm?" Gavin hanya berdehem sambil melepas seatbelt.

Gavin tau apa yang sedang Neysya pikirkan. "Tenang aku gal bakal macam-macam kok, kamu doang yang masuk,"

Sebelum turun Neysya kembali mencekal pergelangan tangan Gavin.
"Kenapa sih? Ayo turun,"

"Bentar,"

"Kayaknya ini terlalu jauh deh vin,"

"Ney, berhenti ngomong macam-macam, turun sekarang," Tegas Gavin.

Gavin menggandeng tangan Neysya memasuki lobby hotel dan memesan satu kamar untuk Neysya.

Gavin menyodorkan kunci kamar yang baru di dapatnya tadi. "Malam ini kamu tidur di sini aja dulu ya, aku cariin kosan baru besok,"

"Kamu?"

"Ya pulang, emang mau aku nginap disini juga?" Tanya Gavin dengan nada menggoda.

"Enak aja," Neysya menolak bahu Gavin pelan.

Gavin terkekeh melihat raut panik Neysya. "Bercanda, aku pamit pulang ya,"

Tanpa disadari sedari tadi sepasang mata melihat interaksi dua sejoli tersebut dan memotretnya.

Cekrek....

*****

Di sinilah kedua insan manusia yang sedang dihadapkan dengan wajah serius milik Bu Iren.

AREGA [End]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt