51| Misteri

402 22 0
                                    

Budayakan vote dan coment setelah membaca.

Anton memperlihatkan sesuatu yang berada di genggamannya, sebuah chip yang mereka yakini isinya terkait dengan masalah ini.

Diga menganga melihat apa yang baru saja dilihat dan di dengar dari anton. "Shitt, maksud lo dia simpan itu di lengannya?"

"Kok bisa?" Tanya Gavin penasaran.

"Itu hal biasa yang mereka lakuin untuk nyembunyiin sesuatu," Jelas Anton, kedua mengangguk dengan raut wajah yang masih tercengang.

"Muka lo berdua kenapa gitu sih?" Tanya Anton, melihat raut Diga dan Gavin yang kini bercampur antara takjub dan kaget.

"Ya gue gak habis pikir aja bisa-bisanya ada orang yang nyimpan ginian di tubuhnya," Jawab Gavin.

Diga geleng-geleng kepala melihat benda di hadapannya."Gila, ada-ada aja sih kreatifitasnya tu orang,"

Gavin menatap Diga heran."Itu bukan kreatifitas namanya bego," Jawab Gavin kesal.

"Gue butuh waktu beberapa hari buat ngeretas isi ini karena gue yakin ini pasti pake sistem pengaman," Ucap Anton ditengah perdebatan mereka berdua.

"Berapa hari ton?" Tanya Diga penasaran, karena dirinya sangat ingin tau isi dari chip yang di pegang anton saat ini.

"Gue belum bisa bilang waktu pastinya, paling cepet tiga minggu atau lebih," Jawab Anton, Diga menghembuskan nafasnya.

"Selama itu?" Tanya Diga kembali, Anton mengangguk mengiyakan.

"Ini ngeretas rekaman ya pasti lama bego," Potong Gavin kesal sebelum Anton kembali menjawab.

"Ya tapi kelamaan vin," Ucap Diga frustasi.

"Ya hidup tu gak serba simple kali Ga," Ucap Gavin.

"Lo berdua fokus aja sama ujian akhir, kalo udah ada hasil nanti gue pasti lansung kabarin,"

"Hubungin gue setiap ada perkebambangan," Ucap Diga, Anton mengangguk mengiyakan.

"Makasih ton," Ucap Gavin.

"Gue balik dulu," Ucap Anton yang bangkit dari kursi rumah sakit, dan berjalan menghilang di belokan lorong.

Keduanya tampak diam, larut dalam fikirannya masing-masing, keduanya memikirkan hal yang sama. Memikirkan siapa yang ada dibalik semuanya.

"Kenapa perasaan gue jadi gak enak sih?" Tanya Diga memecah keheningan.

Gavin monoleh kearah Diga, menatapnya penuh tanda tanya."Kenapa lo?" Tanya Gavin, Diga hanya mengendikkan bahunya, bertanda tidak tau penyebabnya.

"Palingan juga nanti hilang kok," Jawab Diga mencoba menenangkan dirinya dan Gavin, Gavin hanya mengangguk mengiyakan.

"Soal Leo gimana?" Tanya Diga kembali.

"Gue udah suruh orang buat ngikutin dia, sejauh ini belum ada yang aneh sih,"

"Syukur deh kalo gitu," Diga menghembuskan nafas lega.

"Lagian gak mungkin dia juga kali," Ucap Gavin sembari merebahkan kepalanya kembali ke sandaran kursi yang didudukinya.

Diga mengangguk setuju dengan yang dikatakan Gavin, karena dirinya pun berharap demikian. "Gue juga gak mau berprasangka buruk Vin, justru dengan gue nyuruh lo kirim orang gue berharap prasangka buruk gue itu salah,"

"Kalo nanti pelakunya ketemu, lo emang mau ngapain Ga?" Tanya Gavin penasaran.

"Kemauan gue cuma simpel vin, kesalah pahaman ini ada ujungnya," Jawab Diga, Gavin mengangguk setuju

AREGA [End]Where stories live. Discover now