43| Upacara Terakhir.

600 39 0
                                    

Budayakan vote dan coment setelah membaca.

Seminggu setelah latihan upacara yang akan mereka bawa untuk terakhir kali. Terakhir kali? Mengingatnya saja sudah membuat sedih, baru saja rasanya kemarin mereka upacara untuk pertama kali disini tapi sekarang sudah untuk terakhir kalinya.

Alysa memandang pantulan dirinya di cermin toilet siap dengan mengenakan baju paskibraka, Alysa menarik nafasnya pelan sebelum keluar dari toilet, sekedar menghilangkan kegugupannya.

Protokol upacara mulai membuka suara, artinya upacara bendera sudah di mulai.

Serangakaian upacara bendera di mulai, tiba saatnya pengibaran bendera merah putih, mereka berharap jika mereka menghasilkan hasil yang maksimal dari latihan mereka.

Galang mulai memberi aba-aba, Alysa membawa baki bendera di tangannya, menatap lurus ke depan, rasa gugup jelas terpancar di raut ketiganya, tapi Mereka pastikan latihan mereka selama ini tidak akan sia-sia hari ini.

Alysa membawa baki dari ujung lapangan hingga ke depan tiang bendera, Galang dan Rakha lansung melakukan tugasnya untuk mengaitkan tali bendera ke tiangnya.

"Bendera siap!" Seru Alysa dengan lantang setelah bendera akhirnya siap di kibarkan

"Kepada, bendera merah putih, hormaat gerak!!," Sambung Diga yang tidak kalah lantang, bahkan suaranya terdengar jelas ke seluruh penjuru lapangan. Pengibaran bendera merah putih diiringi dengan lagu Indonesia Raya dari paduan suara.

Alysa tersenyum bahagia sekaligus bercampur bangga, latihan yang mereka susun sedemikian rupa berjalan lancar hari ini.

Setelah upacara bendera, pihak panitia dari osis akan mengadakan beberapa game seperti acara tahun-tahun sebelumnya.

Denis selaku ketua osis baru naik ke podium. "Perhatian semuanya, diharapkan semuanya untuk berkumpul di aula,"

Sesuai arahan Denis semua warga Sma Nusa Bakti berbondong-bondong menuju ke Aula.

"Cabut aja deh yuk," Usul Asep diangguki mereka dengan semangat, tanpa mereka sadari Pak Amir tepat di belakang mereka.

Pak Amir berkacak pinggang dengan matanya yang mungkin sebentar lagi akan jatuh. "Mau cabut kemana kamu?"

Mereka kaget saat berbalik menemukan pak Amir di belakang mereka yang sudah seperti banteng yang siap menyeruduk mangsanya. "Eh pak. Tau ni si Asep pak, parah sih lo Sep," Leo menunjuk ke arah Asep.

"Tadi lo ngangguk aja setan," Ucap Asep dengan volume pelan di telinga Leo.

"Mau kemana kamu?" Tanya pak Amir berkacak pinggang.

"Saya? Mau ke toilet pak," Elak Asep.

"Saya temenin," Pak Amir lansung menarik Asep menuju toilet, disusul gelak tawa dari mereka semua.

"Selamat pagi semuanya," Sapa Denis kembali.

"Pagi," Jawab seisi Aula serentak.

"Jadi sekarang kita akan memainkan game wajib yaitu cerdas cermat, saya akan membagikan kelompoknya. Di mulai dari kelas 12,"

"Untuk kelompok pertama. Abrar, abiyu, Ananda, Alana, Anindita," Alysa melebarkan bola matanya, jangan katakan jika pembagian kelompoknya sesuai abjad di setiap kelas, itu memungkinkan dirinya dan Diga akan satu kelompok.

Alysa terus berharap untuk tidak sekelompok dengan Diga, membayangkan betapa canggungnya nanti mereka di sana. "Untuk kelompok kedua,Ayunda, Amanda, Andra, Aleta, Ayuma,"

"Untuk kelompok ketiga, Arega, Ayanda, Arena, Alysa, Andina," Bahu Alysa merosot kebawah, harapan kini tinggal harapan. Doa yang sejak tadi di harapalkannya belum terkabul kini.

AREGA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang