DEEP [LIMA PULUH ENAM]

504 63 20
                                    

Kejadian tadi sore terus saja berputar putar di kepala Abel. Tanpa Abel sadari, dia telah melukai hati Galang. Rasa bersalah menghantui Abel terus menerus. Namun jika dia tidak segera menyatakan yang sebenarnya, maka itu akan lebih menyakitkan untuk Galang. Dan Abel tidak ingin menyakiti siapapun termasuk Galang. Semakin cepat dia menyatakan yang sebenarnya, semakin cepat pula Galang tahu dan itu akan membuat Galang tidak melangkah sampai jauh.

Tidak hanya masalah tadi sore saja yang terbayang bayang di benak Abel, namun juga empat misi lainnya yang telah di jalankan selama kurang lebih dua minggu belakangan. Dari mulai masalahnya Gladis, masalahnya Quinta, masalahnya Aruna, masalahnya Dekka, Arel dan Nila, sampai masalahnya sendiri dengan Galang. Semua telah tuntas. Abel tidak mengira dia akan menyelesaikannya dalam waktu secepat ini dan sendiri.

Sekarang semua maslaahnya dan masalah sahabat-sahabatnya telah selesai. Abel bisa pergi dengan tenang tanpa beban. Meskipun jauh di lubuk hati Abel yang terdalam, masih ada beban yang dia tinggal di sini. Yaitu Dia. Dia yang telah mengisi hati Abel selama enam tahun lamanya. Dia yang telah menbuat Abel menjatuhkan hati seluruhnya. Dan Dia pula yang menbuat Abel menjadi tak bisa berpindah ke hati yang lain.

Dan sekarang, Abel telah menemukan titik terangnya. Dia yang selama ini mengisi ruang penuh di hati Abel telah menambatkan hati kepada sesosok gadis yang baik. Sesosok gadis yang merupakan sahabatnya sendiri. Dari sini Abel sadar, Dekka sama sekali tidak ada rasa dengannya. Semua itu hanya sebatas teman. Sebatas perhatian sahabat. Tidak lebih. Abel yang terlalu menafsirkannya berlebihan.

Harusnya Abel dari awal tahu, memang Dekka itu seperti itu kepada semua gadis. Harusnya Abel sadar itu. Namun yang namanya hati siapa yang tahu? Siapa yang bisa memaksa dia jatuh kepada siapa? Tidak ada.

Semenjak Abel mengetahui bahwa Dekka jatuh hati kepada sahabatnya sendiri, dia memutuskan untuk menyudahi semuanya. Abel merasa tugasnya sudah selesai. Tugas menemani Dekka sudah selesai.

Dia menyatakan selesai dengan Dekka. Dia menyatakan menyerah untuk penantian yang tak berujung. Enam tahun jatuh hati sendiri itu lebih dari cukup. Enam tahun memendam rasa sendiri itu sudah cukup bagi Abel.

Bukannya dia bosan menunggu Dekka yang tak pernah melirik kepadanya. Bahkan jika Abel mau, dia bisa menunggu Dekka sampai kapanpun. Namun, mulai sekarang dia tidak bisa. Hati Dekka sudah dijatuhkan pada seseorang dan itu bukan dia. Dia tidak bisa mencegah itu. Rasa Dekka pada gadis itu mutlak dan Abel hanya bisa diam menyaksikan.

Kali ini Abel tidak akan mengahalangi kali ini Abel percaya kepada gadis itu. Karena Abel tahu, gadis itu akan menjaga Dekka lebih baik dari pada Abel. Jadi Abel bisa melepas Dekka dengan tenang.

Abel menghela napasnya panjang. Dia mengambil kotak besar di bawah kolong tempat tidurnya. Dia memasukkan barang-barang yang pernah di berikan Dekka untuknya. Dia memandangi barang-barang yang ada di pangkuannya. Saat itu juga satu persatu pula, muncul kenangan-kenangan bersama Dekka.

Abel memandangi foto mereka berdua. Abel dengan ekspresi cemberut, sedangakan Dekka dengan ekspresi bahagia sambil mencubit hidung Abel. Mereka berdua memakai baju couple.

Flashback on

Saat itu sekolah mereka sedang mengadakan study tour ke Bali. Abel berada di Bus A bersama Quinta dan Gladis, Arel dan Dekka di bus B, sedangkan Nila dan Aruna di bus C. Mereka memang terpisah karena pembagian busnya di acak.

Bus mereka berhenti di salah satu twmpat indah di bali bernama pantai pandawa. Sebelum Abel turun dari bus, Dekka sudah nyamper duluan ke Bus A di susul Arel di belakangnya.

"Abel, ayo turun"

"ngapain sih lo nyamper ke sini, kan tunggu di bawah juga bisa. Entar juga gue turun elah."

-DEEP-Where stories live. Discover now