DEEP [LIMA PULUH LIMA]

957 66 25
                                    

Cek mulmed yuk! 🔝🔝

Ada pesan dari Abel untuk Galang.

.
..
...
......
........
........

Sudah pukul tiga pagi, namun Abel masih belum bisa tertidur nyenyak seperti biasanya. Abel termenung di kamarnya sejak dia pulang dari tempat itu. Raganya memang di sini, namun tidak hati dan pikirannya. Hati dan pikirannya masih tertinggal di restoran di mana dia melancakan misi keempatnya. Di mana dia terakhir kali melihat sahabat-sahabatnya terutama dia, dan di mana dia benar-benar melepas rasanya.

Yah, Abel harus berbesar hati dan siap menerima resiko apapun yang terjadi. Abel sama sekali tidak tahu keputusan apa yang akan diambil oleh mereka bertiga.

Abel berusaha tidak peduli. Entah keputusan itu akan membuatnya merasa memiliki kesempatan ataupun membuatnya semakin patah.
Abel tidak peduli. Yang sekarang Abel pikirkan hanyalah bagaimana cara dia melupakan sesosok di sana. melupakan rasa dan meninggalkan hati di tengah jalan begitu saja. Bagaimanapun dia harus bisa. Karena rasa itu memang tak seharusnya ada dan tumbuh berkembang subur dihati Abel namun tidak di hati Dekka. Abel harus melupakan dia. Dan satu-satunya cara Abel harus pergi jauh menenangkan diri. Namun ada satu misi lagi agar dia bisa pergi dengan tenang tanpa beban. Ada sesuatu hal yang perlu dibicarakan dengan seseorang disana.

Abel meraih handphonenya. Abel tidak peduli meskipun orang itu akan membuka pesannya itu nanti.yang terpenting dia harus menghubungi orang itu sekarang.

Galang : gue perlu ketemu elo. Di kafe key jam 4 sore. Gue tunggu.

Setelah mengirim pesan itu, Abel menarik selimutnya dan berusaha tidur sebisanya mesikupun hari sudah pagi.

Dilain tempat, sinar matahari yang masuk melalui celah-celah jendela kamar membangunkan Galang yang tengah tertidur pulas, disusul alarm yang membangunkannya juga. dia bangkit dari posisinya yang berbaring menjadi duduk. Dibukanya handphonenya itu. seketika itu juga matanya terbelalak kaget. Sepagi ini dia sudah mendapatkan notif dari seseorang yang berhasil membuat hatinya berdebar setiapkali ada didekatnya, dan seseorang yang telah dibuat sakit hatinya oleh Galang. Mengingat hal itu timbul rasa bersalah Galang terhadap Abel. Dia membalas pesan Abel. Yah dia harus bertemu dengan Abel untuk menjelaskan semuanya.

🌊🌊🌊

Sore hari, sekitaran jam setengah empat lebih, dia bersiap-siap untuk pergi ke kafe key. Abel harus menyelesaikan misi yang terakhir ini, misi kelimanya. Dia tidak akan tenang nantinya jika masalahnya dengan Galang tidak menemui titik terang. Semua masalah sahabat-sahabatnya sudah selesai. Sekarang tinggal masalahnya saja dengan sesosok di sana. abel menyambar tas kecil coklatnya dan berangkat.

"Bunda, Abel pergi sebentar ya,"

"iya, hati-hati jangan kemaleman pulangnya."

"okidoki."

Dengan menggunakan mobil abangnya, Abel pergi ke kafe yang menjadi tempat pertemuannya dengan Galang. Tak butuh waktu lama, Abel telah sampai di depan kafe key itu. dia turun dari mobil dan memasuki kafe. Matanya menyapu seluruh kafe. Ternyata Galang belum sapai. Abel memilih tempat dipojokan seperti biasa. Sambil menunggu Galang, dia sibuk membolak balikkan majalah di atas meja.

Sementara itu Galang sedang dalam perjalanan menuju kafe Key. Hatinya berdebar. Pikirannya tertuju pada gadis yang sekarang mungkin telah menunggunya di kafe itu. sekarang Galang telah sampai di depan kafe Key. Dia turun dari mobil dan memasuki kafe itu. matanya menyapu seluruh ruangan kafe. Dan dia menemukan Abel tengah duduk di pojokan. Matanya begitu fokus membaca majalah didepannya. Tanpa sadar bibirnya membentuk sebuah senyuman tipis melihat Abel yang terlihat manis mengenakan setelan sweeter warna soft pink bergambar tedy bear dan rok jeans selutut dengan sepatu adidas wana putih. Apalagi ditambah dengan rambutnya dicepol asal dengan poni pendek membuatnya semakin manis.

Abel yang mendengar langkah kaki berderap mendekatinya langsung mengangkat kepalanya. Dan langsung menemukan sesosok Gilang tersenyum tipis.

"Hai"

Abel hanya tersenyum manis.

Galang menarik kursi di depannya dan duduk. Lama mereka hanya terdiam tanpa ada suara. Abel menatap Galang begitu juga Galang. Lalu Abel membuka pembicaraan.

"sebelumnya sorry kalau ganggu waktu lo. Gue di sini Cuma mau ngelurusin masalah kita. Gue gak mau nantinya masalah kita ngambang gitu aja gak ada penyelesaian. Lo waktu itu mau ngejelasin apa?"

Galang menarik napasnya panjang, lalu menghembuskannya dengan pelan.

"Gini Bel, sebelumnya gue minta maaf sama elo. Gue gak bermaksud jadiin elo bahan taruhan ataupun semacamnya. Jadi gini, gue di tantang sama temen-temen gue buat negdeketin elo. Karena elo katanya emang susah dideketin gitu. Kalo gue berhasil berati gue emang cowok sejati. Kalo gue gak bisa berati gue cemen. Waktu itu gue tertantang. Gue gak mau di bilang cemen. Jadi gue nerima tantangan mereka. Awlanya gue pikir elo itu sama kayak cewek lainnya. Gampang ngedeketinnya. Tapi makin ke sini gue sadar elo itu beda banget. Dan gue ngerasa elo itu orang yang gue cari. Maafin gue ya Bel, gue gak bermaksud nyakitin hati elo." Mata Galang menyiratkan rasa penuh salah.

Abel menatap mata Galang. Sorot mata itu memancarkan ketulusan.

"maafin gue juga Lang, gue gak ngedengerin penjelasan elo. Gue juga salah."

"makasih ya,"

"buat?"

"buat elo yang mau ngedengerin penjelasan gue."

Abel mengangguk pelan.

Galang meraih tangan Abel, dia menggegam tangan itu dengan penuh perasaan.

"Abel, gue gak tahu harus gimana lagi, gue suka sama elo. Elo mau gak ngasih kesempatan buat gue? gue janji gak bakalan bikin elo sakit."

Mata Abel terbelalak. Galang baru saja menembaknya. Dan dia tidak tahu harus bagaimana. Jujur Abel akui, dia nyaman dengan Galang. Namun dia tidak ingin memberikan harapan lebih. Karena hatinya masih saja tertinggal pada sesosok di sana. dan Abel tidak ingin menjadikan Galang sebagai pelampiasan.

Abel menatap Galang,

"sebelumnya maaf Lang, gue gak bisa."

Kening Galang menrenyit "kenapa?"

"gue gak mau nyakitin hati elo. Elo baik. Gue gak mau elo sakit. Elo masih bisa dapetin yang lebih baik dari pada gue Lang. Yang hatinya tulus buat elo."

"tapi gue sayangnya sama elo Bel," mata Galang memohon.

Abel berkaca kaca. Dia sama sekali tidak tega mengatakannya.

"maaf Lang, gue gak bisa. Kita temenan aja ya. Sekarang masalah kita udah selesai, gue bisa pergi dengan tenang." Abel tersenyum. Meski hatinya sakit mengatakan itu.

"Lo mau kemana?"

""Lo gak perlu tahu gue kemana Lang, dan jangan cari gue Lang. Anggap aja lo gak pernah kenal gue. udah ya, baik-baik di sini. Semoga elo nemuin orang yang tepat." Abel mengelus elus tangan Galang lalu pergi meninggalkan Galang dengan perasaan hancur.

Galang hanya terdiam ditempatnya. Memandangi punggung Abel yang semakin lama semakin menjauh dan hilang du telan pintu kafe. Bukannya dia tidak ingin mengejar Abel, namun dia tahu, cinta tak bisa di paksakan kehendaknya dan cinta tak bisa di paksa kemauannya.

Untuk kali ini Galang benar-benar lepas. Dia memang benar-benar sayang pada gadis itu. Sangat. Namun gadis itu masih saja meninggalkan rasa pada sesosok di sana. Dan Galang tidak bisa mengubah itu. Yang Galang perlu lakukan adalah merelakan. Bukankah cinta itu juga berati merelakan dia bahagia?

Maaf Galang, gue gak bisa bales rasa elo. Karena rasa gue masih buat dia. Gue gak mau elo terluka nantinya. Cukup gue aja, elo jangan.

🌊🌊🌊

Jangan lupa vote and comment yups!

Salam jomblo!

-DEEP-Where stories live. Discover now