DEEP [LIMA PULUH SATU]

962 93 18
                                    

Hari ini malam minggu. Malam yang di tunggu-tunggu oleh Nila. Bukan karena dirinya akan jalan dengan seseorang yang spesial. Namun malam ini adalah malam di mana ia akan menemukan jawaban dari pertanyaanannya. Malam di mana dia akan menentukan akan bertindak apa kedepannya. malam di mana dia akan menegtahui dari sumber terpercaya. yah. kurang lebih seperti itu adanya.

Nila sudah siap dengan pakaian ala kadarnya. Entahlah, mood nya sedang tidak ingin berdandan atau memadu padankan pakaian. Alhasil dirinya hanya memakai celana pendek selutut dan sweeter warna pink kebesarannya. Kali ini dia sendiri. Tidak bersama Aruna. Karena menurutnya ini hal rawan. Belum sepatutnya Aruna tahu terlebih dahulu.

Hanya butuh dua puluh menit dari rumah Nila menuju rumah itu. Dan dirinya sekarang sudah sampai di depan halaman rumah yang di tuju. Dengan ragu, dia memencet bel rumah bernuansa abu-abu. Tak selang lama, keluarlah sang pemilik rumah.

"Anjir, gue kira siapa, ternyata elo Nil? Masuk aja elah."

Nila hanya tersenyum tipis.

Mereka berdua duduk di sofa ruang tamu. Nila terdiam. Sejenak ia menarik napasnya dalam-dalam. Mau tidak mau dia harus membicarakan ini. Karena dia harus melihat dari dua sisi bagaimana pendapat dari Quinta dan juga pendapat dari dirinya sendiri. Karena Nila yakin Quinta tahu luar dan dalamnya Abel. Yah dia harus menceritakan semuanya dari awal.

"Tumben lo malming ke sini? Runa gak lo ajak? Biasanya always bareng."

"Runa lagi pergi sama keluarganya." jawab Nila yang tentu saja bohong. Dia tidak ingin melibatkan siapa-siapa dalam masalah ini. Dia hanya ingin mencoba menyelesaikan sendiri. Setelah semuanya selesai baru dia akan menceritakan dari awla kepada Aruna. Biarlah Aruna tenang tanpa masalah.

"Lo mau minum apa?"

"Serah dej apa aja gue doyan."

"Gue kasih air comberan lo kalo bilang terserah" jawab Quinta datar.

"Teh anget aja deh."

Quinta mengangguk. Dia berjalan ke dapur.

Sambil menunggu Quinta kembali, Nila mempersiapkan diri untuk menjelaskan semuanya. Mempersiapkan diri untuk segala kemungkinan yang terjadi. Mempersiapkan jawaban-jawaban yang tidak terduga oleh pikiran. Yah. Dia tetap harus mengatakan ini.

Beberapa menit kemudian, Quinta kembali dengan membawa dua cangkir teh hangat berserta kawan kawannya. Alias cemilan.

"Bahaya ni cemilan. Tau aja lo Ta."

"Elah, apal gue. Lo kan sukanya ngehabisin sesajen di rumah gue."

Nila hanya nyengir.

Dia meraih teh hangat yang ada di depannya. Menyesap teh itu perlahan untuk mengurangi rasa gelisahnya.

"Ta?"

"Hm?"

"Gue mau ngomong."

"Elah ngomong tinggal ngomong aja, kek sama siapa aja."

Nila menarik napasnya dalam-dalam. Mengumpulkan niat dan merangkai kata-kata yang pas untuk di ungkapkan.

Dan malam itu mengalirlah cerita yang di pendam Nila seorang diri.

Dari Arel yang menyatakan apa yang dia rasakan kepada Nila selama ini. Bagaimana Arel mengungkapkan semuanya secara runtut dan tidak di buat-buat. Bagaimana ekspresi ketulusan dan kesungguhan Arel saat mengatakan itu.

Satu jam sudah berlalu. Cerita yang mengalir dari mulut Nila cukup membuat seorang Quinta tercengang.

Nila mulai memasuki bagian dimana Dekka datang malam-malam ke rumahnya seorang diri tanpa Arel tentunya. Lalu Dekka mengatakan semuanya. Iya semuanya. Tentang rasa yang belum tuntas. Tentang hatinya yang masih untuk Nila dan tentang kesungguhan hatinya untuk memperbaiki semua.

Jantung Quinta berdetak kencang ketika medengar bagian kedua ini. Otak Quinta menyimpulkan kedua cowok itu mempunyai rasa yang sama untuk Nila. Di waktu yang sama pula. Quinta tidak menyangka hal ini akan terjadi lagi. Seingat Quinta, kejadian seperti ini tidak pernah terjadi lagi semenjak tiga tahun yang lalu.

Pikiran Quinta melayang ke satu gadis di sana. Siapa lagi jika bukan Abel?

Sekarang Quinta tahu inti permasalahan ini apa. Pastilah Nila datang ke sini karena hal ini. Yah. Dia takut akan di tuduh sebagai peyebab kerenggangan antara Dekka dan Arel. Pasti Nila takut jika nantinya Abel tahu, Abel akan memusuhi Nila untuk selamanya. Yah Quinta mengerti sekarang.

Namun Quinta tidak ingin menyela. Dia akan mendengarkan apa yang di keluh kesahkan oleh Nila. Quinta tahu, Nila sekaranh butuh didengarkan.

Dan mengalirlah cerita itu. Nila menceritakan semuanya. Semuanya. Dia menceritakan bagaimana perasaan tidak enaknya kepada Abel. Bagaimana dia akan bersikap kepada Abel, dan bagaimana dia akan menjelaskan semua pada Abel jika Abel tahu kebenaranannya.

Tes.

Air mata Nila jatuh juga. Dengan cepat Quinta merengkuh Nila. Membawa sahabatnya itu ke dalam pelukannnya. Di sana Quinta dapat merasakan bagaimana menjadi Nila. Menjadi peran serba salah seperti Nila sama sekali tidak ada enaknya. Mau bertindak apapun pastilah tetap di salahkan.

Quinta mengurai pelukannya. Dia menghapus air mata Nila.

"Hey girl. Don't cry please. Hati gue ikut gak enak kalo lo nangis. Dengerin gue baik-baik Nil. Percaya sama gue. Lo gak usah takut sama Abel. Abel gak se childish itu. Dia tahu mana yang benar mana yang salah. Gue yakin itu. Gue tahu dia. Yang perlu lo lakukan waktu Abel tahu semuanya adalah lo jelasin sejujur jujurnya. Apapun itu. Karena Abel menghargai kejujuran. Gue yakin dia gak bakal marah atau nyalah-nyalahin elo. Dia tahu. Dia bakal reti. Trust me okay?" Quinta menyakinkan Nila.

Nila berpikir sejenak, yah. Yang di katakan Quinta ada benarnya. Tidak tidak. Yang di katakan Quinta memang benar. Abel tidak akan menyalahkan jika orang itu memang tidak salah. Dia harus percaya itu. Karena Nila saat ini mendapat informasi dari orang dekat Abel. Dia harus pwrcaya. Bukankah tujuan utamanya datang ke sini adalah untuk itu?

"I trust you."

"Jadi?"

"Gue tau Ta apa yang harus gue lakuin."

Quinta tersenyum, Nila membalasnya. Hatinya lega. Jawaban yang selama ini menjadi pertanyaan besar terjawab sudah. Sekarang Nila tahu arah langkahnya harus kemana dan tindakan apa yang harus dia lakukan untuk jalan keluar dari permasalahan rumit ini. Kini Nila dapat tidur dengan nyenyak. Otaknya sudah menyusun sebuah penyelesaian untuk masalah ini. Yah dia harus menyelesaikan ini. Sendiri.

🌊🌊🌊

Haiii!!! Aku kembaliii!!! Maaf dan terima kasih buat kalian yang aku gantungin cukup lama untuk menunggu updatean dari cerita "Deep" (cie nunggu🙄🙄). Wkwk maafin ya. Aku kebanyakan tugas yang harus di selesaikan. Jadi cerita ini sempat terbengkalai wkwk. Aku cinta kalian pembaca setiakuhhh😍😘❤❤❤❤❤❤. Dapet salam nih dari babang Dekka😘.

#salamjomblo

-DEEP-Where stories live. Discover now