DEEP [ DELAPAN BELAS]

1.1K 97 0
                                    

Quinta sedang bersantai di rumahnya. Setelah pulang sekolah tadi dia langsung mencuci semua pakaiannnya. Membereskan kamarnya. Dan menyapu seluruh rumah. Dan sekarang dia tengah mengistirahatkan badannya. Menonton acara televisi yang dia suka.

"Ta kamu di mana?" Itu suara Astrid—mamanya Quinta.

"Ruang tamu ma."

Mamanya menuju ke arah sumber suara Quinta. Melihat Quinta yang bersantai membuatnya kesal.

"Kamu ini bisanya cuma nonton tv, nonton film, kerjaan rumah di selesaiin. Main aja taunya."

Quinta berdecak. Hatinya kesal. "Udah Quinta beresin semuanya ma. Quinta cuma capek, mau istirahat sebentar."

"Halah alasan. Bilang aja kalo cuma mau enaknya aja."

"Semua pekerjaan udah Quinta selesaiin. Apa-apa yang di salahin Quinta. Giliran adek aja gak dimarahin. Padahal dia gak ngapa-ngapain." Bela Quinta.

"Adek kamu masih kecil Ta, dan kamu iri sama dia?"

"Quinta waktu smp juga masih kecil tapi udah di suruh nyuci sendiri, beresin sendiri, masak sendiri. Apa bedanya ma? Iri? Iya ma aku iri. Mama yang selalu mbeda mbedain Quinta sama adek." entah dapat keberanian dari mana dirinya bisa berkata seperti itu.

"Kamu udah berani ya sama mama?" suara Astrid meninggi.

"Quinta lagi gak mau debat. Quinta capek mau tidur."

Quinta berlalu begitu saja menuju kamarnya. Meringkuk di atas ranjangnya dan menumpahkan cairan bening di sana.

Selalu saja seperti ini. Tidak ada yang berubah. Ia benci rumahnya yang sekarang. Ia benci dianak tirikan. Ia lelah diatur-atur seperti robot oleh mamanya. Andaikan saja papi dan maminya tahu ia di perlakukan seperti ini hampir setiap hari, pastilah papa dan mamanya akan di marahi habis-habisan. Dan Quinta pun akan di minta tinggal dengan Papi dan Maminya lagi.

Tapi Quinta mencoba bertahan. Mencoba memahami semuanya. Itulah caranya bertahan.

Ia memilih membaringkan tubuhnya, untuk mengistirahatkan hati dan pikirannya.

Baru saja ia akan memejamkan mata, handphonenya bergetar panjang. Tanda ada chat spam.

Anak-anak ayam (7)

Dekka 💩 : P

Dekka 💩 : P

Dekka 💩 : Test

Dekka 💩 : Test satu dua tiga

Dekka 💩 : Di coba

Dekka 💩 : ekhem

Dekka 💩 : Para warga anak anak ayam yang budiman

Dekka 💩 : nanti sore kumpul eak di rumah gue. Jam 4 sore ya.

QuintaBela : Ngapain elah ke rumah lo?

Dekka 💩 : Nonton pohon mangga nari

Yuri Aruna : Haha lucu. Retceh banget sih

Arelino Gamael : Apa sih Na brisik banget.

Yuri Aruna : Apa sih lo sensi amat -_-

Arelino Gamael : Elo kali yang sensian. gue mah B aja.

Yuri Aruna : Kok lo lama-lama ngajak berantem ya

Arelino Gamael : Sini lo, awas lo gak takut gue 😑

Yuri Aruna : Oke gue jabanin

-DEEP-Where stories live. Discover now