DEEP [EMPAT BELAS]

1.3K 122 0
                                    

Hari ini Abel tetap berangkat sekolah di antar Arel. Mereka berdua sekarang sudah sampai di depan sekolah Abel.

"Sekolah yang rajin neng, jangan bolosan."

"Siap pak bos!" Abel memberi hormat ala militer.

"See you,"

Lalu Arel pergi meninggalkan Abel di depan pintu gerbang.

"Pagi Abel,"

Merasa ada yang memanggil suaranya, Abel menengok kebelakang. Dia mendapati Gilang yang tersenyum manis ke arahya.

"masih pagi. Gak usah sok romantis." Jawab Abel sekenannya.

"Elah ketus mulu mbak."

"Biarin."

"Bentar, tu mata kenapa? Kok bengkak? Habis nangis?" Gilang menyentuh sekitaran mata Abel. Membuat pemiliknya segera menepis tangan itu.

"Iya, habis liat drakor terus baper deh, jadi bengkak deh."

Gilang ber oh ria.

"Masuk kelas yuk?"

"Yuk"

🌊🌊🌊

Gladis melangkah gontai melewati gerbang sekolah. Sedangkan Quinta malah berlari lari meninggalkan Gladis jauh. Namun berbalik lagi menyamai langkah Gladis yang tak bersemangat.

"Heh, udah lemes aja pagi-pagi. Belum sarapan lo?"

"Udah, capek aja gue semalem bergadang."
"Yakin udah sarapan? Atau mau mampir kantin dulu, gue traktir deh."

"Kagak ah, males gue."

"Yaudah deh, gue duluan ya, ada tugas proposal kemah nih."

"Yoi, hati-hati."

Quinta tersenyum lalu melambaikan tangan.

Gladis membalas senyuman itu lalu berbelok ke arah jalan kelasnya.

Seperti inilah dia menjalani hari-hari di sekolahnya. Sendiri. Tak ada teman yang mau berkawan atau sekedar menyapanya. Maklum Gladis adalah gadis yang dingin dan tak ramah di mata temannya. Padahal dia sebaliknya. Periang dan hangat.

Ia sampai di depan kelasnya. Namun anehnya pintu kelas di tutup. Tanpa rasa curiga atau apapun, Gladis membuka pintu itu. Dan ..

Byur!!

Tiba-tiba ada air dari atas yang membuatnya basah kuyup. Lalu di susul tepung yang membuat seragam dan wajahnya tak berbentuk. Teman-teman sekelasnya tertawa keras. Seperti itu adalah bahan lelucon yang patut ditertawai. Gladis menangis dalam diam. Hal ini sudah menjadi hal lumrah bagi Gladis. bulliying selalu di lakukan teman-temannya terhadap Gladis. Tak hanya itu, kata-kata pedas juga terlontar dari mulut teman-temannya.

"Dasar cewek aneh!"

"Cewek freak!"

"Cewek goa!"

"Alien!"

Kata kata itu menohok hati Gladis. Membuat Gladis mengigit bibir bawahnya menahan isakan.

Sementara itu, Selika teman sebangku Quinta lari larian menghampiri Quinta yang sedang sibuk dengan laptopnya.

"Ta! Hosh hosh hosh," Napas Selika memburu satu satu.

"Apa sih Sel?"

"Gladis, itu.."

Mendengar nama sahabatnya disebut, Quinta langsung bangkit dari duduknya. Mengoyah goyahkan bahu Selika panik." Gladis kenapa Sel?"

-DEEP-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang