DEEP [TIGA]

2.6K 212 1
                                    

"Bel cepetan bantuin gue nyuci ini." Dekka berteriak dari arah dapur.

"Iya bentar elah,  otewe nih."

Abel berjalan menuju dapur dengan membawa piring-piring kotor. 

"Sini gue aja yang nyuci. Bisa pecah nanti tu piring kalo elo yang nyuci. " Abel mengambil alih.

"emang gue hulk apa?"

Abel hanya mengedikkan bahunya sebentar tanda tak peduli. 

Dekka langsung menyingkir. Dia berdiri di samping Abel.  Menatap cewek itu lekat-lekat. 

Abel tahu bahwa cowok di sampingnya ini sedang menatapnya. Namun dia tak ingin menatapnya balik. Karena itu akan beresiko pada benteng pertahanan yang sudah dia bangun mati matian hampir empat tahun lamanya.

"Udah nih."

"Kok cepet sih Bel nyucinya? Padahal kan gue pengen lama lama sama elo." Dekka memelas. 

Gue juga Ka

"Apaan sih,  kayak gak ketemu seabad aja. Udah ah gue mau pulang."

"Gue anter ya?"

"Gak usah,  kan gue bawa mobil sendiri elah."

"Ya gak papa,  biasanya juga kalo bawa mobil sendiri gue tetep nganterin elo, gue buntutin dari belakang, lupa lo? Hm?"

Itu dulu Ka,  waktu gue belum nyadar sama perasaan ini,  sekarang beda Ka.

"Serah lo."

Abel main ngeloyor gitu aja,  keluar rumah Dekka dan masuk mobilnya.  Di ikuti Dekka yang membututinya dari belakang. 

Sesampainya di depan rumah Abel,  Dekka turun dari mobilnya.  Begitu juga Abel. 

"Udah malem Ka, pulang sono." Kata Abel cuek. 

"Udah di anter,  di usir pula."

"Siapa juga yang suruh lo nganter gue?"

"Ya gue."

"Ya udah."

"Abel?" Dekka menarik narik ujung jaket yang di kenakan Abel. Seperti anak yang meminta sesuatu kepada ibunya.

"Hm?"

"Lo kenapa sih cuek banget sama gue? Gue ada salah ya sama elo?"

"Enggak tu,  B aja.  Biasanya juga gini." Abel bohong.  Dia memang sengaja jaga jarak dengan Dekka.

"Bel?"

"ck,  apaan sih Ka?"

"Can I hug you?"

Tanpa menunggu jawaban dari Abel,  Dekka langung berhamburan memeluk Abel.

Abel yang mendapat perlakukan dadakan tersebut langsung membelalakan matanya tak percaya. Tubuhnya jadi kaku.  Dia diam di tempat. Menetralkan jantungnya yang tak pernah berdetak normal jika di dekat Dekka. 

Bau maskulin dari Dekka seakan membuat hatinya berdesir kembali.  Ia merasa pertahanannya perlahan runtuh. Pelukan hangat dari Dekka membuat hatinya tak bisa dikendalikan lagi.

Runtuh sudah pertahanan Abel yang di bangun mati matian.

Perlahan,  Abel membalas pelukan Dekka.

"I miss you so bad  Bel,  jangan ketusin gue kayak tadi. Gue gak suka elo cuekin kayak gitu." Bisik Dekka di telinga Abel.

Abel hanya diam.

-DEEP-Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα