DEEP [TIGA PULUH EMPAT]

1K 79 2
                                    

Cek mulmed yuk 🔝🔝

.
..
...
....
......

Arel mengedarkan pandangan ke sekeliling rumahnya dari lantai dua. Suasana tampak sepi tak ada siapa-siapa. Matanya masih setengah terpejam. Ia melirik jam dinding di depannya. Jam 19.00. Ternyata sudah jam 7 malam. Dan Arel baru saja terbangun dari tidurnya.

Ia menuruni tangga menuju dapur. Mencari minuman dingin di kulkas.

"Mas Arel udah bangun ya?"

"Bi, Dady sama Mom sama Kevin ke mana?"
"Pergi ke Jakarta mas, ada urusan mendadak katanya."

"Kok Kevin ikut?"

"Katanya gak mau di tinggal di rumah, nanti di tinggal-tinggal sama mas Arel."

"Kok saya gak di ajak Bi?"

"Katanya mas Arel baru tidur, keliatan capek banget. Jadi gak tega banguninnya."

Arel mengangguk.

Elah, kasian gue di tinggalin mulu, mending gue pergi aja deh.

Arel meraih handphone yang tergeletak di atas kulkas. Menghubungi partner sejiwanya.

Arel Gamael  : Posdim

Dekkatok🙊 : Rumah

Arel Gamael : Anjir gue di tinggal ke Jakarta lagi.

Dekkatok 🙊 : Kasian amat sih lo di tinggal-tinggal mulu

Arel Gamael : -_-

Arel Gamael : Gue habis ini mandi terus otewe rumah lo

Dekkatok 🙊 : Oke

Setelah mendapat persetujuan dari sang pemilik rumah yang akan dia kunjungi, Arel bergegas menuju kamar mandi.

🌊🌊🌊


Dekka sedang ada di taman belakang, menunggu Arel sambil memainkan gitar kesayangannya. Hatinya gundah karena pesan yang dikirim ke Nila tidak di balas. Hanya di baca saja. Pesan yang kemarin juga bernasib sama. Baru saja ia akan memetik senar gitarnya, terdengar suara kakaknya Rion memanggil namanya dengan suara menyaingi Abel.

"Ka di cari tu sama Arel,"

"Suruh langsung ke taman belakang aja Bang,"

Tak lama kemudian, muncul Arel dengan senyum sok manis.

"Gak usah di manis manisin deh tu senyum, masem gue liatnya." Kata Dekka sadis.

"Iri bilang aja,"

Sedangkan Dekka hanya diam menatap Arel tak peduli.

"Lo di tinggal lagi?"

"Hooh, sedih gue,"

"Lebih sedih lagi gue, lo ditinggal larinya ke gue." Canda Dekka.

"Lo kan zona nyaman gue."

"Jijiq." Dekka bergidik ngeri.

Sedangkan Arel tertawa melihat ekspresi Dekka.

"Rel, lo ngerasa ada yang aneh gak sih sama Abel?"

Arel kira hanya dia yang menyimpan kecurigaan itu, ternyata Dekka juga.

"Gue juga ngerasanya gitu sih,"

"Lo liat gak sih tatapannya dia itu sayu gak secerah dulu. Senyumnya tu kayak fake gak sebahagia dulu. Gue bisa lihat itu dari sorot matanya. Kayak ada banyak hal yang ssngaja dia sembunyiin dari kita. Masalah pribadinya dia."

-DEEP-Where stories live. Discover now