46 : : FAREWELL

1.4K 108 15
                                    

Bagi saya perpisahan bukanlah segalanya, apalagi dalam persahabatan, kita akan selalu ada, selalu bersama, dan saling menjaga.

Oleh karena itu kita tidak pernah saling meninggalkan.

-Boy Under the Rain

...

Manusia itu pada dasarnya adalah penyendiri, lahir dalam keadaan sendiri, hidup dalam sendiri, begitupun juga hingga akhir hayat. Hanya saja dalam prosesnya manusia diajarkan untuk saling menguatkan, bertemu dengan orang-orang, dan saling merangkul satu sama lain.

Berjuang bersama dalam menghadapi kejamnya dunia, hingga beban tidak terasa begitu berat apabila ditanggung secara bersamaan.

Sering kupikir jika berakhir di dinding ini, maka jalan kan tertutupi

Tapi sebuah dukungan memberikanku kasih sayang

Semuanya terukir di dalam hati bagai kita pergi jauh di perjalanan ini

Suara bass lembut Radin mengalun dari panggung sekolah begitu juga dengan Dhei dan Dimas. Kedua anak itu tengah seru bermain serta memainkan alat musik di genggamannya.

Dhei dengan gitarnya itu kini mendongak memerhatikan langit biru yang tengah berbaik hati menerangi perpisahan sekolah. Begitu indah, belum lagi ditambah dengan gumpalan awan putih yang terus saja berarakkan. Dan saking indahnya Dhei tidak ingin waktu ini begitu cepat.

Lapangan sekolah tampak begitu ramai, bersamaan dengan para pria yang mengenakan jas maupun tuxedo dan wanita yang mengenakan dress entah itu panjang maupun setengah lutut. Bercengkrama, bercanda, dan lalu lalang.

Disaat kita memulai sebuah kisah

Dari satu halaman sedikit demi sedikit

Kita sangat bangga tuk menaruhnya di mimpi setiap orang

Kita menuju perjalanan yang hebat

Dhei tersenyum simpul, memetik senar gitar di tangannya. Tak ada yang menganggap perpisahan ini dengan serius. Ya, hanya dirinya yang menganggap ini adalah benar-benar perpisahan, hari terakhir dimana dirinya bermain dengan alat musik ini, hari terakhir dirinya merasakan pemandangan yang bernama sekolah dan merasakan sebuah persahabatan yang amat tulus tanpa saling memanfaatkan satu sama lain.

Dimas yang begitu kuat dan begitu cepat beradaptasi dengan sekeliling tentu bukan menjadi masalah bagi anak itu sekarang, datang dan pergi, meraih dan melepaskan adalah hal yang biasa bagi anak itu. Dan perpisahan seperti ini pasti hanyalah hal kecil yang paling mudah dilepaskan. Dianggap biasa saja.

Pandangan Dhei kini beralih ke bawah panggung. Rein, gadis itu tengah tersenyum seraya duduk di kursi kedua setelah deretan guru, entahlah Dhei tidak tahu, anak itu memang selalu sibuk memikirkan masa depan, memang terkadang hal itu membuat Dhei mati-matian menahan kesal. Tapi adakalanya pula, cewek itu selalu mengabadikan setiap moment yang pernah dilaluinya.

Mulai dari foto lalu gambar yang terkumpul dalam sketchbook-nya, dan ingin saja Dhei membuat pengakuan, dirinya begitu sering membaca diam-diam tentang apa yang gadis itu tulis. Sebuah cerita, tentang setiap hari yang dilaluinya, begitu menyenangkan, meski berusaha mungkin Dhei menahan tawa begitu membaca apa yang dirasakan gadis menyeramkan itu.

Mari cobalah yang terbaik pada perjalanan ini

Dengan memainkan gitar, maka bernyanyilah

Sekarang sambil tertawa

Mari ambil langkah ini

Perjalanan mimpi yang tak terbatas

Boy Under The Rain [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang