15 : : TRUTH OR DARE!

2.1K 131 10
                                    

Intinya kalau lo mau bahagia, jangan jadikan kebahagiaan orang lain sebagai tolak ukur kebahagiaan lo. Karena di dalam bahagianya, lo enggak bakal pernah tahu kesedihan apa yang pernah disembunyikannya.

-Boy Under The Rain

...

Jika tujuan dari sebuah permainan adalah mencari kesenangan. Maka Radin sebaliknya...

Bukannya senang, apalagi menghilangkan suntuk. Memang Radin akui dulu ia sangat ingin bermain permainan ini. Tapi entahlah sekarang ia tidak selera sama sekali. Permainan ini seakan-akan diadakan hanya untuk mencari kesenangan Dhei dan Rein semata. Dan dirinya seolah-olah menjadi korban tidak bersalah.

Truth or dare. Sudah bisa ditebak seorang Radin tidak akan  pernah memilih dare jika tengah berhadapan dengan Dhei. Bukan mendapatkan hal baik, yang ada cowok itu akan menantangnya melakukan hal-hal konyol di sekolah.

Bagaimanapun juga Radin tidak mempunyai wajah cadangan untuk menutupi rasa malunya.

"Yash!"

Suara bass Dhei terdengar begitu kencang mengalahkan suara derasnya hujan di luar sana. Bersamaan dengan Radin yang mendesis, mengutuki botol plastik di hadapannya.

Radin menyambar botol, menatap benda plastik itu setengah kesal. Heran, kenapa botol ini selalu menunjuk ke arahnya? Apa mungkin sudah diberi kutukan?

Pintu kelas terbuka, berhasil membuat anak-anak kelas menatap horor seketika. Helaan napas lega keluar bersamaan begitu memerhatikan Rein yang berada di ambang pintu sana.

"Siapa lagi Dhei?" tanya Rein, tak sabar. Bukannya menunggu Rein menyelesaikan dare-nya, botol sudah diputar terlebih dahulu oleh Dhei.

Dhei menyengir puas. Menunjuk ke arah Radin yang terlihat pasrah menerima takdir.

Rein menggeser kursi, duduk di bangku kembali, cewek itu membenarkan letak poni yang menyamping, lalu tersenyum cerah, mencondongkan tubuh. "Truth or Dare?"

"Truth,"  jawab Radin untuk kesekian kalinya.

Dhei mendesis, cowok itu meraih menggumpal kertas di atas meja lalu melemparnya ke arah Radin. Berhasil ditepis oleh Radin. "Truth mulu lo!"

"Kalau dare gue dikerjain entar sama lo," jawab Radin seperti biasa. Datar.

Rein bergumam sejenak, bibir bawah cewek itu terangkat, seraya mengetuk meja dengan ujung jarinya. "Gini aja, gimana kalau Dhei kasih kamu truth biar aku yang kasih kamu dare?"

"Enggak adil," ucap Radin, menyandarkan punggung ke bangku, tampak mulai jenuh.  "Tapi, bolehlah."

"Okay!" Rein menyipitkan mata dengan senang. Lalu menoleh ke arah Dhei. "Dhei, kamu duluan."

Dhei terdiam sejenak, cowok itu tampak menggumam lalu menyeringai puas. Sungguh  menyeramkan. "Jujur aja, pertanyaan gue udah habis sebenarnya. Dan ini kayaknya jadi pertanyaan terakhir gue."

Kedua alis tebal Radin terangkat. "Apa?"

"Siapa orang yang beberapa bulan ini lo taksir?" tanya Dhei setengah berbisik. 

Boy Under The Rain [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang