8 : : FAKE

3K 194 11
                                    

Kamu enggak akan tahu seberapa kuatnya diri seseorang sampai kamu mengetahui seberapa banyak masalah yang pernah dihadapinya.

-Boy Under The Rain

...

Jika ada yang mengatakan bahwa tidur adalah cara menyelesaikan masalah yang terbaik maka jawaban itu sepenuhnya salah.

Namun jika ada yang mengatakan bahwa tidur merupakan cara melarikan masalah sejenak mungkin jawabannya benar. Meskipun tak jarang pula masalah yang kita pikirkan terkadang senantiasa menghantui ke alam mimpi.

Ya, setidaknya itu yang ada dipikiran Radin.

Pintu kamar dibuka dengan pelan. Tampak perempuan paruh baya masuk ke dalam kamar itu. Bibi? Tentu saja iya. Jujur saja perempuan itu sebenarnya cemas melihat keadaan Radin dari semalam.

Radin yang dilihatnya sedikit berubah, makan dengan cepat dan tidak banyak basa-basi. Seperti menghindar sesuatu, dan entah kenapa Radin tidak mau membagikan masalahnya.

Biasanya perempuan itu selalu mendengar pembicaraan Radin, meskipun perlu diakui memang cukup susah memancing anak itu agar dapat menceritakan apa yang ada dipikirannya.

Dan satu keanehan pagi ini...

Abaikan pintu kamar yang sudah dilarang untuk dikunci lagi, lupakan buku-buku yang selalu dibaca anak itu hingga tertidur. Ada satu hal yang tak biasa, kamar terlihat begitu terang, gorden putih sudah disibakkan, bahkan angin dari luar pun berhembus pelan memasuki ruangan.

Perlahan perempuan itu menoleh memerhatikan Radin yang masih saja terlelap dalam mimpinya. T-tunggu! Apa mungkin anak itu tidak tidur seharian?

"Hmmh..." Radin mengerang, cowok itu membalikkan tubuh, meringkuk memghadap dinding. Dahinya mengernyit seketika, tampak tidak begitu nyaman dengan tokoh yang berada di dalam mimpinya. "Aku enggak mau."

"Den?" panggil Bibi heran, ditutupnya seluruh buku pelajaran yang berantakkan di atas tempat tidur itu lalu menatap anak majikannya itu dengan lekat.

Heran, mata Radin tertutup rapat, anak itu juga tampak terlelap dalam alam mimpinya. Namun kenapa anak itu masih saja berbicara? Seolah berbicara kepada seseorang yang entah siapa.

Suara gumaman berat terdengar kembali, begitu juga dengan tubuh yang perlahan bergetar.

Takut terjadi kenapa-napa, secepat mungkin perempuan itu meletakkan punggung tangannya ke dahi Radin. Tidak terasa panas juga, suhu tubuh anak itu terasa biasa saja.

Plakk!!

Sontak tangan ditepis dengan kuat. Berhasil membuat perempuan paruh baya itu terlonjak. Radin membulatkan mata, anak itu terduduk seketika, bersamaan dengan napasnya yang terengah lalu berteriak setengah sadar.

"Aku mau bebas! Ngerti?!"

☔☔☔

"Kamu mau jadi apa Radin?"

Radin, cowok yang tengah berkutat dengan buku pelajarannya itu, mengangkat kepala, memerhatikan Mama yang tiba-tiba mendekati meja belajarnya.

Kedua alis tebal Radin terangkat. Menatap buku Bahasa Asing di tangannya sejenak, lalu mengerjap heran. "Maksud Mama?"

"Mama udah rancang masa depan kamu Radin, dari sekolah kamu harus mengambil jurusan apa, lalu kuliah, supaya kamu bisa dapat kerja dengan mudah," ucap perempuan itu, seperti biasa dengan nada memerintah. Bertolak belakang dengan keinginannya.

Boy Under The Rain [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang