44 : : BOY UNDER THE RAIN

1.3K 129 11
                                    

Ada rasa sesak ketika melihat dirinya hadir

Dengan mata bundarnya, serta senyum tulusnya, ia menjulurkan tangan. 

Merasakan tetesan hujan, merasakan setiap emosi yang mendarat di telapak tangannya. 

Hilang, setiap emosi terkumpul, dan tumpah. 

Lalu dengan wajah tenangnya ia menoleh ke arahku seraya berkata...

Hujan itu harus dirasakan, bukan untuk dihindarkan. 

-Boy Under the Rain

...

Sedia payung sebelum hujan.

Suatu peribahasa dimana setiap manusia diajarkan untuk menyiapkan segala sesuatu sebelum datangnya tanda bahaya. Manusia seolah-olah diajarkan untuk berfokus ke masa depan dengan begitu keras, seperti apa yang kita lakukan di hari ini maka akan berpengaruh kepada masa yang akan datang. 

Memang benar, namun adakalanya dalam proses perjalanannya kita seperti seorang manusia yang terjebak di dalam derasnya hujan, tanpa payung, di mana kita harus berlari seraya menikmati rintik hujan yang membasahi tubuh lalu barulah kita akan bertemu sebuah tempat untuk berteduh. 

"Berteduh dulu Rein..."

Rein mengangguk, gadis yang tengah menggenggam kantong bukunya itu turun dari kendaraan lalu berlari cepat, berteduh di bawah halte. Dingin, sesekali diusapnya kedua lengan dengan cepat seraya mengangkat kepala memerhatikan setiap butiran air yang turun dari atap halte. 

"Kamu..." ucap Rein setengah berteriak, berharap semoga suara terdengar di derasan hujan seperti ini. "Jangan main hujan!"

"Kenapa?" tanya Radin, anak laki-laki itu mengangkat kepala, bukannya berteduh di halte malah turun di pinggir jalan seraya merentangkan kedua tangan. Setelah mengamankan gitar dan meletakkan barang itu ke bangku halte tentunya.

Bersyukurlah, halte tampak sepi begitu juga dengan jalanan yang tidak begitu dipadati kendaraan. Jika tidak mungkin anak itu akan dilihat oleh orang-orang. Radin yang pendiam, Radin yang tidak banyak tingkah terkadang bisa berubah menjadi seperti anak-anak. Terutama kepada orang terdekatnya.

"Enak, seru!" ucap Radin lagi, dengan baju yang telah basah kuyup begitu juga dengan rambutnya yang tampak lepek.  

"Sebentar lagi mau ujian! Jaga kesehatan kamu!" jawab Rein, memiringkan badan, menoleh ke arah Radin. 

Kedua sudut bibir Radin terangkat, anak itu tersenyum cerah, lalu berjalan menuju halte, berdiri di samping Rein. Masih saja menikmati hujan yang turun di atas sana, Radin menjulurkan tangan, merasakan setiap titik air dingin yang menyentuh di telapak tangannya. "Thank's udah ingatkan." 

Rein mengangguk pelan, memerhatikan jalanan dengan lurus, kini tanpa menoleh ke arah samping sedikit pun. Canggung, ya itu yang dirasakan Rein. Entah berapa lama dirinya tidak mengobrol berdua seperti ini, baik berbicara serius maupun hanya sekedar bercanda bersama Radin. 

Yang pasti...

Rein menunduk, memerhatikan genangan air yang mengalir di hadapannya. Sungguh rasanya tidak enak sekali. 

☔☔☔

"Rein..."

Gadis yang tengah fokus dengan buku soal itu mengangkat kedua alis, masih di tempat makan dengan nuansa taman serta warna putih di setiap perabotannya. Belum dengan langit senja yang tampak begitu sendu, sendu seperti suara orang di hadapannya.

Boy Under The Rain [TERBIT]Where stories live. Discover now