Menangislah jika kamu ingin, berteriaklah jika kamu mulai merasa sesak dan ingin menyerah. Tak apa, wajar untukmu jika sedang berada di titik terendah. Semua akan baik-baik saja. Asalkan kamu tidak lupa dengan satu hal...
Bahwa kamu harus bangkit, dan melangkah jauh lebih kuat lagi.
-Boy Under the Rain
...
Kelas 2
Titik terendah, semua orang pernah merasakannya, dimana seseorang tidak merasa dihargai, dimana seseorang merasa salah, baik tempat maupun dalam pikirannya. Dan satu-satunya cara terbaik hanyalah menyendiri.
Tidak ada salahnya memang, namun apabila pikiran buruk telah berhasil menguasai diri, jauh lebih baik bila mencari suasana baru secepatnya, berbicara dengan teman atau mngkin orang terdekat?
Karena ketika kita jenuh dengan pemikiran sendiri, maka kita membutuhkan sudut pandangan yang berbeda dari orang lain.
Teruslah berlari, tidak ada waktu tuk berpikir
Ku datang sampai di tempat ini
Hari dimana kita menghadapi pertengkaran yang serius
Hari dimana kita melihat masa depan dan menangisinya bersama-sama.
Suara bass gitar mengalun dari ruang musik, terdengar menenangkan, dan begitu menyenangkan. Kedua sudut bibir Rein terangkat, seperti biasa gadis itu mengangguk mengikuti alunan musik sambil memberi semangat di balik mata bulatnya kepada ketiga orang di hadapannya.
Sebelah sudut bibir Dhei terangkat, mendekatkan mulutnya ke bibir mic sejenak, mengiringi suara Radin yang terdengar rendah itu.
Ayo sekarang menuju perjalanan ini tanpa ragu-ragu
Kan ku bulatkan tekad yang kuat tuk menyempurnakannya
Jika menuju "tempat perjanjian" Percayalah kalau hal itu kan jadi kenyataanMari lanjutkan perjalanan mimpi ini
"Dimas giliran lo!" teriak Dhei seraya memainkan gitar listrik digenggamannya dengan semangat.
Sering kupikir jika berakhir di dinding ini, maka jalan kan tertutupi
Tapi sebuah dukungan dari orang memberikanku kekuatan & kebesaran kasih sayang
Semuanya terukir di dalam hati bagai kita pergi jauh di perjalanan ini
Disaat kita memulai sebuah kisah
Dari satu halaman sedikit demi sedikit
Kita sangat bangga tuk menaruhnya di mimpi setiap orang
Kita menuju perjalanan yang hebat
Dimas dengan rapp dan suara bass nya melantun. Kedua sudut bibir Radin tampak terangkat puas, anak laki-laki itu mendongak memerhatikan setiap sudut ruangan musik, tampak begitu senang sekaligus tidak percaya dengan apa yang di hadapinya sekarang.
Nyaman, menyenangkan, serta saling melindungi.
Begitu juga Dhei, anak itu menoleh, tersenyum puas. Seiring berjalannya waktu dirinya mulai menginjakkan kaki di kelas dua sekarang. Dan itu tandanya, apa ketiga orang itu terwujudkan hampir tercapai, dimana bukan hanya bermain di tempat latihan band atau ruang musik sekolah saja.
Melainkan di luar, di sebuah panggung mungkin? Ah! Dhei mendongak, memejamkan mata, sungguh dirinya tidak sabar sekarang!
Mari cobalah yang terbaik pada perjalanan ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy Under The Rain [TERBIT]
Teen FictionJika kebanyakkan orang memilih badboy atau cowok famous di sekolah sebagai tokoh utama dalam ceritanya. Maka Rein berbeda. Bukan anak langganan BK yang sering mencari ribut layaknya Dimas, dan bukan pula cowok famous dengan candaan tanpa batasnya se...