Bagian 39

3.3K 230 35
                                    

"Shil, lo ga ikut ke lapangan?" Tanya Milly kepada Shilla yang masih sibuk berkutat dengan buku yang tadi ia pinjam.

"Ngapain?" Ujar Shilla dengan tampang polosnya.

"Astaga, hari ini akan ada festival olah raga. Dan jam segini bakal ada tanding basket. Dan yup,  Vano pasti tanding nih. Gamau nyemangati Vano?"

"Astaga! Gue lupaa!" Shilla langsung bangkit dan berlari keluar kelas secepat kilat menuju lapangan.

Namun langkah Shilla berhenti, "Lah kenapa Shil? Kok berhenti?" Tanya Milly bingung.

"Eh Mil, tapi ntar kalo gue liat dia tanding, dia malah baper lagi."

"Bukannya setiap Vano tanding,  yang baper lo ya?"

"I--iya sih. Tapi Mil--"

"Apaan lagi sih Shil?"

"Ntar kalo gue baper gimana?"

"Tau ah Shil. Gue luan. Pengen liat Rayn. BYE! " ujar Milly kesal dengan tingkah labil Shilla.

Kemudian Shilla langsung berlari menyusul Milly, "Eh Mill tungguiin!!" Teriak Shilla.

****

Kini Shilla duduk di bangku yang terletak dipinggir lapangan bersama Milly,  Gita dan Michele.

"Eh itu oper oper!" Teriak Michele heboh di sebelah Gita.

"Chele, santai ngapa."

"Aduh,  mana bisa gue santai.  Apalagi calon imam gue lagi berjuang tuh. Vero!!  Semangaaatt!!"

Mendengar namanya disebut, Vero pun langsung menatap kearah Michele dan mengerlingkan sebelah matanya kearah kekasihnya itu.

Michele langsung tertawa melihat reaksi Vero. 

Banyak kaum hawa di sekitar Michele yang mendengus kesal,  dan ada juga yang mengatakan bahwa mereka iri kepada Michele.

'Astaga, Vano seksi banget. Keringetan gitu, huaa tuhkaan gue yang baper.' Batin Shilla sambil terus menampilkan tatapan memuja kearah Vano.

Vano yang tidak sengaja menatap Shilla pun langsung hampir kehilangan fokus ketika melihat wajah Shilla.

'Anjir, tuh anak ngapain liatin gue kaya gitu sih?  Kaga fokus dah gua. Argh!  Sial.' Batin Vano.

Hingga 7-2 adalah skor hasil pertandingan antara SMA Merpati dengan SMA Garuda.

Sorak sorai pun langsung menghiasi lapangan SMA Merpati.

Namun Shilla hanya diam.

Menahan kebaperan yang tengah melanda dirinya akibat setelah mencetak skor terakhir, Vano menaikkan sebelah alisnya sambil tersenyum tipis kearah Shilla.

Shilla pun meneguk minum yang ia pegang sejak tadi. Berusaha sekuat tenaga menahan baper.

'Gue harus ngasih ini ke Vano.' Batin Gita sambil memegang sebotol mineral digenggamannya dan melangkah ke arah Vano.

Disaat Vano kini berada didahadapannya, tiba tiba Vano malah hanya melewatinya dan berjalan ke arah Shilla.

Vano duduk disebelah Shilla.

Ia merebut botol minun Shilla tanpa seizin gadis itu.

"Ih Vano!  Itu minum gue. Kebiasaan banget sih!" Pekik Shilla yang berpura pura kesal agar Vano tak menyadari bahwa ia tengah baper.

"Gue haus."

"Ya terus kenapa kalo lo haus? Gue gaperduli!"

"Bawel." Ujar Vano sambil kembali meneguk minum Shilla.

"Vanoo!!  Jangan dihabisin. Ntar gue minum apaaa?!"

"Aduh, kalian berisik banget sih. Liat nih gue,  dibawain minun sama calo istri hehe." Ujar Vero santai.

"Gue juga dibawain sama calon istri." Ujar Vano sambil menatap Shilla.

Alhasil pipi Shilla pun mulai menampilkan rona merah muda.

'Shillaa jangaan baperr please!' Batin Shilla.

"Gu-gue gabawain buat lo kok. Itukan minum--"

"Jadi lo mau jadi calon istri gue?" Ujar Vano dengan tatapan jailnya.

"Ih apaansih lo!"

"Van,  ayo!" Panggil Rayn kearah Vano.

Vano pun mengangguk.

"Yaudah, nih minum lo. Thanks." Ujar Vano sambil mengacak rambut Shilla dan kemudian berlari kearah Rayn.

'Ini nih yang gue kesel. Yang diacak acak rambut, tapi yang berantakan hatii:')' Batin Shilla.

Sementara itu Gita hanya menggenggam erat botol mineral yang ingin ia serahkan tadi kepada Vano.

"Git, kayanya Vano udah minun tuh. Buat gue aja ya." Bisik Arez tiba tiba disebelah Gita.

Dengan kesal Gita pun menyodorkan minunan itu kepada Arez, "Yaudah,  nih nih!  Makan tuh botol sekalian!" Ujar Gita kesal kemudian pergi meninggalkan lapangan dengan perasaan kesal.

Arez hanya menggeleng sambil terkekeh pelan melihat reaksi Gita.

'Cantik sih, tapi sayang.. Bego.' Batin Arez sambil meneguk minumannya.





PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang