Bagian 20

4K 291 15
                                    

Kenapa? Kenapa kita dipertemukan jika ujungnya harus terpisah. Kenapa cinta hadir hanya untuk menanam luka dihati? Tapi tak apa. Karena cinta hanya datang sekali dalam hidupku, yaitu kamu.

- A.K.N

💔💔💔

🔊 Asal Kau Bahagia - Armada

"Rez-- Temenin gue ke rs lagi dong. Pelasee."

Arez hanya diam tak menanggapi Haikal.

"Lah diem aja. Rez, ayolah. Perut gue masih sakit."

"Bukannya kemaren udah. Ngapain lagi?"

"Yaampun. Gue kan udah bilang, perut gue sakit lagi. Lagian-- gue sekalian pengen ketemu dokter cantik."

"Mamam tuh dokter!" Ujar Arez sambil melempar kunci mobilnya kearah wajah Haikal kesal.

Bagaiamana tidak, disaat perasaannya sedang kacau Haikal malah seenaknya mengajak Arez ke rumah sakit apalagi dengan alasan yang kurang logis.

"Eh-- Rez-- Yah dia masuk." Ujar Haikal ketika Arez telah memasuki kamarnya.

****

Malam itu Arez duduk diatas balkon kamarnya sambil menatap langit dipenuhi bintang.

"Akhirnya gue diputisin. Haha." Arez tertawa hambar.

'Kok bisa? Lo kurang tampan sih.' Ujar sosok makhluk berwajah oenuh darah disebelah Arez.

Arez melirik sosok tersebut, hingga kemudian ia memutuskan untuk mengabaikannya.

'Lo denger gue kan?'

'Ma-- mama dimana sih. Arez kenapa gapernah bisa liat mama-- sementara liat mereka bisa.' Batin Arez.

'Tuhkan bener. Lo bisa liat gue kan?! Ayo ngaku!' Ujar sosok itu yang kini terbang terbang dihadapan Arez, berusaba mencari perhatian lelaki itu.

"Ini nih yang ga gue suka. Setiap lagi galau, ada aja manu-- setan, yang ganggu gue." Ujar Arez kesal kemudian memilih masuk kembali kekamarnya.

'Woy! Lo boleh cerita sama gue bro. Gue punya pengalaman tentang cinta.'

"Bacot lu!" Ujar Arez kesal.

Setelah menutup pintu balkon, kemudian Arez duduk dimeja belajarnya dan menatap foto Shila.

"Walaupun ga sampe 1 tahun, setidaknya gue bersyukur pernah miliki lo Shil." Batin Arez sambil mengelus lembut foto Shila waktu kecil.

"Gue-- yakin lo pasti bjngung. Kenapa tiba tiba gue minta lo jadi pacar gue. Gue aneh ya." Ujar Arez sambil lagi lagi tertawa hambar.

"Mulai sekarang, gue janji gaakan maksa lo untuk jadi milik gue lagi Shil. Walaupun itu berarti-- gue kembali ke masa lalu. Masa dimana gue hanya bisa mencintai lo dalam diam. Gue harap Vano bisa mencintai lo lebih dari gue, dan buat lo bahagia."

#FlashbackModeOn

Kata orang kamu madu. Tapi bagiku kamu kelabu. Kata orang kamu cahaya, tapi bagiku kamu bahaya. Kamu menjadi kelabu dan bahaya bagiku, karena hatiku telah dicuri olehmu, tanpa ku tahu, tanpa kusadari dan tanpa ku mampu memilikimu.

"Semoga dia suka sama kata kata absurd gue." Ujar Arez yang kemudian meletakkan surat yang telah ia tulis tadi tepat diatas meja Shila.

Dengan cepat Arez lari takut Shila tau bahwa dialah yang selama ini memberikan surat berisi kata kata yang mampu membuat Shila bahagia.

***

"Dapet surat lagi?" Tanya Michel yang kini berusaha ikut membaca suraf dari penggemar kembaran nya itu sejak kelas 1 SMA.

Shila mengangguk.

"Gue harap yang ngasi ini tuh cowok." Ujar Shila yang kemudian menyimlan surat yang Arez buat tadi kedalam tasnya.

"HAHAHAH! Duh kasian kembaran gue kalo sampe tuh secret admurer cewek. Ga kebayang deh." Ejek Michel.

"Iih Michel!!"

Tanpa mereka sadari, Arez juga ikutbtertawa mendengar perbincangan mereka berdua dari bawah jendela kelas Shila.

Hingga tiba tiba senyuman Arez luntur ketika ia mendengar Shila memanggil nama seseorang dengan sangat bahagia.

"Pagi, Al !" Ujar Shila yang kini menyambut Vano didepan pintunkelas.

Arez melihat itu. Senyuman Shila yang merekah hingga pancaran mata yang berbinar ketika melihat lelaki berhati dingin dihadapannya.

Sakit rasanya melihat Shila harus menatap lelaki itu dengan senyuman semanis itu. Apalagi disaat ia sadar bahwa Shila tak pernah sekalipun menatap dirinya.

"Ingat Rez, bahagia Shila adalah bahagia lo juga." Ujar Arez meyakinkan hatinya dan kemudian melangkah pergi.

#FlashbacModeOff

*****

"Shil.." Panggil Michel pelan dari luar kamar kembarannya itu.

Namun tak ada sahutan.

"Shil, lo baik baik aja kan?" Lanjut Michel.

Lagi lagi tak ada sahutan dari Shila.

Michel yakin pasti sesuatu telah terjadi antara Shila dengan Arez.

'Mungkin Shila perlu waktu.' Batin Michel yang kemudian membatalkan niatnya untuk menghibur kembarannya itu.

Sementara itu, Shila hanya menempelkan wajahnya pada bantal guling miliknya.

Menahan rasa sesak di dadanya.

Shila berpikir bahwa ia belum jatuh hati kepada Arez, namun nyatanya hati Shila memang benar benar sudah memilih dan jatuh kepada Arez.

Bahkan posisi Vano telah tergantikan.

"Gue bingung, harus gimana. Gue emang bego! Tapi gue gabisa terus terusan nyakitin Arez."

PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang