Bagian 37

3.4K 232 59
                                    

"Rez, balikin buku gue."

"Lo lagi gambar apa sih?"

"Ih, jangan diliat. Gue maluu," pekik Shilla sambil berusaha meraih note book nya dari tangan Arez.

Arez masih terus berusaha untuk membuka isi notebook milik Shilla.

"Gue liat dulu ih. Bawel banget sih kamuu." Gumam Arez gemas kepada Shilla yang sejak tadi tak mau memberikan notebook miliknya kepada Arez.

Setelah berhasil melepaskan tangan Shilla dari lengannya, kini Arez pun melihat gambar yang sejak tadi Shilla buat.

Gambar seorang lelaki tampan yang tengah tersenyum diatas sebuah bangku taman.

"Ini siapa?" Ujar Arez mengerutkan dahinya melihat gambar di notebook Shilla.

Pipi Shilla bersemu merah ketika Arez melontarkan pertanyaan itu kepadanya.

"Ih bego! Siniin buku gue." Ujar Shilla yang berhasil merampas bukunya kembali dari tangan Arez.

"Oh, gue tau. Gue kenal dia." Ujar Arez, "Dia cowok paling tampan di muka bumi kan? Arez, namanya." Ujar Arez bangga.

"Tau ah, bodo amat. Gue koyak aja deh ini gambarnya."

"Eh jangan lah. Kamu harus simpan ini."

"Ogah deh kayanya kalo lo se kepedean gini."

"Yaudah, koyak aja. Gapapa juga kalo kamu ga simpan gambarnya."

Shilla pun mengerutkan dahinya mendengar perkataan Arez.

"Asal, kamu simpan di hati kamu." Ujar Arez dengan tatapan serius yang mampu menghanyutkan Shilla setiap saat menatap lelaki itu.

"Apaan, jijik ih." Ujar Shilla.

"Ga sosweet banget sih jadi pacar." Ujar Arez kesal sambil menjepit hidung Shilla dengan jempol dan telunjuknya.

"Eng--Shil, kamu tunggu sini ya. Aku kesana bentar." Ujar Arez.

"Eh kamu mau kemana?"

"Bentar." Ujar Arez yang tiba tiba pergi meninggalkan Shilla sendiri dibangku taman.

Tak mau ambil pusing, Shilla pun kembali melanjutkan kegiatannya melukis wajah Arez yang tadi tertunda akibat Arez yang terus saja mengganggunya.

Tak berapa lama kemudian, tiba tiba sebuah bunga hadir di hadapan Shilla.

"Nih, buat lo." Ujar Arez sambil menyodorkan setangkai bunga mawar ditangannya.

'Yah, kok dia ngasih mawar sih. Kan gue benci banget sama mawar.' Batin Shilla sambil memandang heran kearah Arez.

'Bella suka bunga mawar. Gue yakin dia juga suka.' Batin Arez.

Tak lama kemudian, Shilla pun mau tak mau terpaksa mengambil bunga mawar tadi dari tangan Arez.

"Banyak durinya, hati hati." Ujar Arez yang kini kembali duduk disebelah Shilla, "Oh iya, nih es krim buat lo. Gue tau lo suka banget sama es krim."

'Gue harap lo juga suka es krim coklat, sama seperti Bella, Shil.' Batin Arez.

"Emm.. makasih Rez." Ujar Shilla menampilkan senyuman palsunya.

'Coklat? Kan gue sukanya Vanilla:( Tapi gue gamungkin nolak pemberian dia. Setidaknya gue harus hargain perjuangan dia deh. Hmm, Andai ada Vano disini, pasti dia bakal beliin gue es krim vanilla:') Eh kok mikirin Vano sih, lupain dia Shil, lupaainn!! ' Batin Shilla.

PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang