Bagian 33

3.7K 255 28
                                    

POV Shilla

Malam ini gue happy banget. Sekarang gue lagi duduk bareng Arez sambil liatin pemandangan kota bogor dari puncak ini.  Cantik banget.

Dan lagi lagi ini idenya Arez.

Sebenernya kita uda disuruh balik ke Villa setelah pengarahan dari pak Gery. Tapi emang dasar Arez bandel dia ngajak gue kesini.

Dan katanya ini kali kedua dia liat pemandangan bogor dari sini.

Sekarang Arez duduk disamping gue sambil nyeritain hal hal yang buat gue ngakak dari tadi.

Arez balik lagi kaya dulu. Arez yang tengil,lucu, dan ngangenin.

Sekarang dia lagi cerita ga jelas tentang gimana dia bisa kenal sama Boby, Fandy, dan sahabat sahabatnya yang lain.

Dia juga cerita tentang gimana menderitanya dia tanpa gue selama ini.

Lucu.

Kali ini, akhirnya gue bisa ngerasain bener bener disayang sama orang yang gue sayang.

Akhirnya cinta gue ga bertepuk sebelah tangan kaya waktu gue suka sama Vano si cowok dingin itu.

Gue akhirnya memilih nyender di pundak kokoh Arez. Ya, gue selalu suka nyender di bahunya.

Rasanya campur aduk. Entah itu nyaman, atau perasaan takut kehilangan. Entahlah, yang pasti seneng aja.

"Aku, kemaren bingung." Ujar Arez tiba tiba.

"Bingung kenapa?"

"Kadang aku sulit bedain mana ilusi dan mana hal yang nyata."

"Dalam hal apa?"

"Dalam hal mencintaimu."

Gue pun senyum menatap Arez.

"Terus sekarang masih bingung?"

"Udah enggak. Uda tau jawabannya."

"Apa?"

"Mau tau aja atau mau tau banget?"

"Gajadi deh."

"Yah, kok gajadi Shil? Ayo dong tanya lagi. Terus nanti Arez kasi tau jawabannya."

"Dih maksa."

"Mau tau kan?"

"Yaudah, karena kamu maksa, jadi mau tau aja deh."

"Oke. Jawabannya..."

Sekarang muka Arez berubah sok serius, "Mencintaimu adalah ilusi yang selalu ku perjuangkan untuk menjadi nyata."  Bisik Arez.

Sekarang Arez nyium dahi gue.

He's such the sweetest boy i've ever had:')

"Udah malam, balik yuk." Ujar Arez.

"Yah kok balik. Bentar lagi deh. Aku masih pengen sama kamu."

"Shil, uda malam. Disini juga dingin."

"Kan ada kamu. Jadi aku gatakut dingin."

"Oke. Kali ini kamu bisa minta jagain aku. Tapi kalo aku gaada nanti, kamu harus mandiri ya." Ujar Arez.

"Emang kamu mau ninggalin aku?"

Tiba tiba Arez bangkit.

AUTHOR POV

Suasana hening ketika pertanyaan itu terlontar dari bibir Shilla.

"Rez?" Ujar Shilla khawatir melihat ekspresi Arez.

"Kamu mau ninggalin aku?" Ujar Shilla sambil menggenggam tangan Arez.

Hingga tiba tiba lelaki itu kembali duduk disebelah Shilla dan tersenyum.

"Takut banget ya aku nya pergi?" Ujar Arez dengan nada menggoda Shilla.

"Apaan sih, galucu."

"Cie ngambek." Goda Arez sambil menoel-noel pipi Shilla.

Shilla hanya melirik Arez kesal.

"Yauda, daripada kamu bete gini, aku nyanyiin. Mau?"

Shilla mengangguk cepat.

"Emang kamu bisa nyanyi?" Tanya Shilla yang sadar bahwa ia tak pernah mendengar suara emas lelaki disebelahnya ini.

Arez meraih Gitar yang sejak tadi berada disebelahnya.

Semilir angin mulai menerbangkan lembut rambut Shilla. Sepertinya angin malam ini terasa bersahabat.

"Dengerin makanya."

Shilla pun mengangguk sambil tersenyum. "Oke."

You Are The Reason adalah - Calum Scott adalah lagu yang dipilih Arez untuk mewakili perasaannya terhadap Shilla ketika wanita ini meninggalkannya beberapa waktu yang lalu.

Shilla terpaku menatap lelaki yang kini duduk dihadapannya.

"There goes my heart beating, cause you are the reason..."

Shilla tersenyum ketika mendengar suara Arez yang tak kalah merdu dari penyanyi aslinya, Calum Scott.

"I'd climb every mountain, and swim every ocean. Just to be with you, and fix what i've broken.... cause i need you to see.. that you are the reason.."

Tanpa sadar Shilla meneteskan air matanya mendengar Arez.

Kemudian Arez berhenti. "Yah, kok nangis. Sini sini peluk." Ujar Arez kwmudian meletakkan gitarnya dan meraih Shilla kedalam pelukannya.

Arez sadar, bahwa waktunya hanya tinggal sebentar lagi bersama gadis dipelukannya ini.

"Kamu sih, nyanyi lagu gituan. Kan aku jadi terharu."

"Ya, kan gamungkin aku nyanyi lagu balonku. Ga romantis ntar yang ada, Shil."

Shilla pun terkekeh pelan, "iyaya."

"Yaudah, sekarang kita balik ya." Ujar Arez.

Shilla pun mengangguk.

Arez dengan cepat berdiri dan memberikan tangannya kearah Shilla yang kemudian dibalas oleh Shilla.

"Hati hati, banyak yang tidur dirumput." Ceplos Arez kepada Shilla yang langsung memeluk erat pinggang Arez.

"Ih, Arez!! kamu mah ngeselin banget."

"Gausah takut. Cuma aku yang boleh gangguin kamu. Mereka ga aku izinin."

"Bodo amat ih." Ujar Shilla yang kesal sambil berjalan mendahului Arez karena merasa kesal.

"Yakin mau jalan duluan?"

"Gamauu.." Ujar Shilla jujur.

Arez pun terkekeh pelan hingga kemudian tersenyum sambil berjalan mendekat kearah Shilla dan menggenggam tangan gadis itu santai.

'Ilusi atau nyata...' Batin Arez

*****

MAAF YANG SEBESAR BESARNYA DARI AUTHOR YANG SEMPAT HIATUS SELAMA BEBERAPA BULAN.

MAAFIN AUTHOR YA GENGS..
AKU TAU KOK, NUNGGU ITU GAENAK. DIGANTUNGIN WAKTU LAGI SAYANG SAYANGNYA JUGA GAENAK.

TAPI YA GIMANA YA, KESIBUKAN AUTHOR DI DUNIA NYATA AKIBAT UJIAN YANG BERLIMPAH JADINYA GABISA DAN GASEMPET UPDATE. MAAF READERS, MAAF BANGET <3

MAKASIH YA BUAT SEMUA YANG UDA SETIA BACAA CERITA INII DAN NUNGGUIN SAMPE END. THANKS A LOT GUYS.





PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang