Bagian 3

6.1K 406 11
                                    

Kata orang cinta itu indah, tapi bagi gue cinta itu Shila.
-AREZ-

💛💛💛

Keesokan harinya, Shila yang awalnya tengah asyik berbincang dengan Milly kini harus terusik akibat tingkah jail Arez.

Tiba tiba Arez datang dan,

CEKREK!

"Yes, dapat!" Pekik Arez girang.

Dengan susah payah Shila menelan makanan yang tadi ada dimulutnya kemudian meneriaki Arez yang kini tengah duduk disebelahnya.

"Areezz!!" Teriak Shila kesal akibat ulah Arez yang sangat suka menjahili nya.

"Hapus gak?!" Pekik Shila lagi sambil berusaha meraih Handphone Arez yang tadi telah menangkap potret dirinya tengah makan dengan pipi penuhnya.

Arez malah tersenyum sok imut, "Enggak." Ujar Arez yang kemudian menyimpan Handphonenya kedalam saku celananya.

"Arez! Ih! Lo mau mati sekarang ha?!" Ujar Shila sambil menyodorkan garpu kearah Arez.

"Mau!" Pekik Arez yang membuat mata Shila langsung terbelalak.

"Tapi bareng Shila ya." Ujar Arez yang berhasil dihadiahi jitakan bertubi tubi oleh Shila.

"Emang ya kalian berdua. Ngakunya pacaran, tapi tiap hari kerjaannya perang mulu. Heran gue." Ujar Milly sambil menyantap makanannya santai sembari menonton tom & jerry secara live dihadapannya.

"Tau nih Mil, Shila ganas banget." Ujar Arez sambil mengambil minuman Shila tanpa izin.

"Apa lo bilang?!---Eh itu minum gue Arez! Ish!"  Ujar Shila sambil kembali merebut minuman nya dari genggaman Arez.

"Yaelah Shil, belum juga airnya sampe dimulut udah di ambil aja." Ujar Arez dengan tampang polosnya.

"BODO AMAT!" Ujar Shila dengan penuh penekanan disetiap katanya.

"Ntar kalo Arez mati kehausan gimana? Bagi dong Shil, bagi." Ujar Arez manja sambil menoel-noel lengan Shila yang berhasil membuat Shila risih.

"Ih apaan sih. Awas! Tadi perasaan waktu lo belum datang gue sama Milly aman aman aja tau gak!" Gerutu Shila kesal.

Namun Arez hanya diam sambil menatap wajah Shila secara seksama.

Shila menautkan alisnya, "Kenapa?" Tanya Shila heran kepada Arez yang kini menatap wajahnya tak berkedip.

"Itu-- di gigi lo ada cabe." Ujar Arez polos.

"Hah? Apa? Serius? Mana??" Ujar Shila yang kini heboh berkaca pada layar handphonenya.

"HAHAHAHA Becanda deng." Ujar Arez sambil tertawa terbahak melihat ekspresi Shila tadi.

Milly pun ikut tertawa melihat tingkah jail Arez kepada Shila.

"Anjir ya lo! Ih-- Se-bahagia itu ya lo buat gue menderita?" Ucapan Shila berhenti ketika mendengar ucapan Arez.

"Abisnya Shila lucu kalo lagi marah. Gue suka." Terang Arez santai sambil mencubit gemas pipi Shila.

Mendengar perkataan Arez tadi, sontak berhasil membuat kedua pipi Shila bersemu merah muda.

Astaga astaga! Shila! Lo kenapa jadi blushing gini coba? Padahal dia alay gitu. Ih. Jangan sampe dia tau please.  Batin Shila.

"Shil, kok diem? Sakit ya pipinya? Yah merah gini, maaf. Maaf shil."

"Iyalah sakit." Ujar Shila berpura pura marah kepada Arez.

"Yah, Shil jangan marah dong. Gue minta maaf ya." Ujar Arez dengan eskpresi paling menyedihkan didunia.

Shila tak tahan lagi, tawa menggelegar pun keluar dari mulut Shila.

"HAHAHA! Muka lo lucu parah! Haha padagal gue cuma becanda." Ujar Shila disela sela tawanya.

"Oh, jadi balas dendam nih ceritanya? Hm? Iya?" Ujar Arez yang kini menyipitkan matanya.

"Impas kan?" Ujar Shila sambil memakan potongan bakso nya yang tertunda tadi.

Arez pun langsung bergumam tak jelas kepada Shila, hingga tiba tiba,

"Rez! Gawat! Fandy!! Fandy--" Ujar salah satu teman Arez.

Wajah kesal Arez tadi pun berubah jadi panik, "Fandy kenapa?!"

"Fandy digebukin sama Rico cs." Ujar Frans, teman Arez.

"Apa lo bilang?!"

"Ayo kita balas mereka. Anak anak udah pada ngumpul dibelakang." Ujar Frans.

Rahang Arez mengeras dan tangannya terkepal, Arez saat ini benar benar emosi.

Disaat Arez ingin beranjak dari tempatnya, tiba tiba Shila menahan tangan Arez.

"Rez, jangan." Ujar Shila.

Namun emosi Arez sudah tak mampu ditahan lagi,"Sorry Shil. Sahabat gue dalam masalah. Dan gue gabisa tinggal diam. Gue pergi ya."

"Tapi Rez---" Arez melepaskan tangan Shila dari lengannya, "AREZ!" Teriak Shila yang tak Arez hiraukan dan pergi dari kantin.

Emosi Arez sudah menggebu gebu saat ini.

3 bulan lebih Shila menjadi pacar Arez, lebih dari 5 kali Shila harus melihat wajah Arez yang babak belur.

Walaupun Shila bersikap cuek kepada Arez, bukan berarti Shila tak takut kehilangan Arez.

Shila sangat takut. Karena Arez adalah malaikat tanpa sayap yang hadir dihidupnya dikala ia rapuh 3 bulan lalu.

Shila pun hanya bisa menangis saat ini. Perasaan cemas pun harus kembali menjalar dipikirannya.

Padahal Arez sudah janji tidak akan mengulangi nya, tapi lagi lagi ia lakukan.

Arez bodooh! Batin Shila sambil menangis.

Milly pun hanya bisa memeluk Shila untuk menenangkan sahabatnya itu.

Sementara disudut kantin, seseorang tengah mengepalkan tangannya melihat tingkah Arez tadi.

Gue mohon jangan nangis. Lo ga pantas nangis karena cowok brandal kaya dia Shil. Batin lelaki itu sambil berushaa menahan emosinya.

PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang