Bagian 5

5.2K 386 8
                                    

Kita saling cinta, tapi gapernah tau harus berbuat apa. Hingga akhirnya cinta itu tertutupi dengan hadirnya cinta baru. Sementara cinta kita? Biarlah menjadi memori masa lalu yang terkikis oleh waktu.

A.K.N

*****

🔊 Virzha - Aku Lelakimu

"Ini udah malam, lebih baik kalian pulang deh. Ntar gaenak sama tetangga." Terang Shila yang sudah cukup jengah dengan tatap tatapan maut antara Arez dan Vano yang menimbulkan aura menyeramkan bagi Shila.

"Dia pulang dulu, baru Arez pulang." Ujar Arez masih menatap Vano penuh dendam.

"Yaudah, Van, lebih baik lo pulang. Nyokap lo ntar nyariin."

"Dia luan." Ujar Vano santai.

Mengingat keras kepalanya Vano, Shila pun terpaksa memaksa Arez untuk pulang terlebih dahulu.

"Rez, pulang gih."

"Tapi Shil,"

"Rez,"

"Iyaiya fine." Ujar Arez yang megalah.

Kemudian Arez pun bangkit, "Yaudah, Shil gue balik ya. Thanks udah obatin luka gue. Night my little princess." Ujar Arez sambil mencubit gemas pipi Shila hingga kemudian pergi.

"Arez ih! Sakit." Gerutu Shila.

"Shil."

Shila pun mengalihkan pandangannya keasal suara.

"Kita harus bicara." Ujar Vano dengan tatapan serius.

"Ini udah bicara." Ujar Shila datar.

"Maksud gue bicara tentang kita."

"Buat apa? Udah deh. Lo gausah aneh aneh. Mendingan lo balik sekarang."

"Shil, kalo lo menghindar terus kaya gini, masalah kita ga akan selesai."

"Masalah apa? Ha?" Kemudian Shila pun mendekat kearah Vano,"Masalah kalo cinta lo datang terlambat?" Ujar Shila asal.

Vano terdiam.

"Cinta gue gapernah datang terlambat Shil." Ujar Vano tepat dimanik mata Shila.

Mengunci nya agar tak bergerak lagi.

"Lo yang ga pernah sadar tentang perasaan gue. Lo terlalu sibuk nyari perhatian gue tanpa tau kesiapa hati gue jatuh." Ujar Vano yang kemudian menggelengkan kepalanya, "Lo gatau Shil. Bahkan sampe detik ini lo tetap ga pernah tau."

"Gue tau. Gue tau lo cinta sama Gita. Bahkan setelah Gita pergi bertahun tahun pun, yang ada di hati lo tetap dia. Iya kan?!" Ujar Shila dengan amarah yang hampir saja meledak ketika Vano meremehkannya.

"Bodoh." Gumam Vano dengan tatapan hampanya ke arah Shila.

"Apa? Lo bilang gue bodoh? Lo kira---" Ucapan Shila terhenti ketika kecupan mendarat di dahinya.

Vano mengecup dahi Shila lembut hingga berhasil membungkam gadis dihadapannya itu.

"Gue sayang sama lo bahkan sebelum Gita pergi. Dan disaat lo udah punya pacar pun gue tetap sayang sama lo Shil."

"Gue ralat. Gue lebih dari sekedar sayang sama lo. Tapi gue cinta sama lo Shil----Lo terlalu sibuk ngejar gue tanpa tau kalau sebenernya lo udah ada dihati gue sejak dulu." Lanjut Vano.

Shila terdiam. Terpaku pada waktu yang sejak dulu ia tunggu, kini harus hadir disaat yang tak tepat.

Apakah Vano berbohong kepadanya? Bagaimana mungkin? selama ini yang Shila tau, Vano membenci kehadirannya. Vano selalu mengabaikannya, bagaimana bisa?

"Lo bohong kan?" Lirih Shila.

Vano hanya diam tak menjawab pertanyaan Shila.

Ada sorot mata terluka yang terpancar dari mata Vano.

"Yaudah, kalo gitu gue pulang ya." Ujar Vano lembut sambil mengacak rambut Shila dan kemudian melongos pergi.

Tanpa memperdulikan Shila yang harus berperang dengan hatinya.

"Gue bego ya?" Gumam Shila nanar ketika melihat Vano pergi meninggalkan rumahnya.

"Kalau udah gini, terus gue harus apaa?! Kenapa lo bego banget sih Shil?! Dan sekarang lo bukan cuma nyakitin Vano, tapi Arez juga." Ujar Shila lemah tanpa terasa airmata telah mengalir dipipinya.

PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang