Bagian 35

3.6K 250 40
                                    

Kukembalikan cahaya yang pernah kau berikan, karena gelap lebih membuatku terang.

****

Setelah seluruh kegiatan telah berjalan lancar sesuai arahan pembina kemarin malam, seluruh anak SMA Merpati pun mulai bergegas memasuki bus masing masing untuk balik ke Jakarta.

"Ayo ayo, jangan sampai ada yang ketinggalan." Ujar pak Gery dengan toa andalannya.

Dengan malas semua pun berkemas.

Namun berbeda dengan Shilla.

Ia celingak celinguk menatap sekeliling.

"Arez kemana sih?!" Gumamnya kesal.

"Hei, Shilla ngapai kamu disitu. Ayo naik." Teriak Pak Gery dari depan pintu bus mereka.

"Bentar pak, Arez belum balik." Ujarnya.

"Oh, Arez. Tadi dia permisi sama bapak untuk pulang lebih dulu."

Kok Arez ga ngabarin gue sih? Batin Shilla kesal.

"Kemana pak?"

"Aduh Shil, Bapak lupa. Hampir 10 orang tadi permisi sama saya, mana mungkin saya ingat. Yasudah jangan banyak tanya kamu, ayo naik!" Ujar Pak Gery.

Kemudian mau tak mau Shilla pun masuk kedalam bus dengan pasrah.

Setelah duduk dikursinya, seketika sebuah ide pun hadir di benak Shilla.

Shilla pun melirik teman teman Arez yang kini duduk di sebelahnya.

"Fan, lo tau Arez kemana?"

Fandy menatap Bobby yang tampak melarangnya mengatakan kemana Arez pergi.

"Fan, please. Arez dimana?"

"Kata Bobby tadi dia pergi ke rumah omanya."

Astaga Fandy bego. Kan tadi Arez pesan jangan kasi tau Shilla. Batin Bobby.

"Dimana?"

"Jalan Nu--" Mulut Fandy langsung dibungkam oleh Bobby.

"Udahlah Shil. Lo gaperlu khawatir sama dia."

"Bobby! Lepasin tangan lo." Ujar Shilla degan tatapan tajamnya.

Mau tak mau Bobby pun melepaskan tangannya dari mulut Fandy.

Kemudian tatapan Shilla pun kembali beralih kearah Fandy.

"Gu--gue gatau Shil."

Shila menatap Fandy dengan tatapan seakan ingin membunuhnnya saat itu juga.

"Eh-- iya iya. Di jalan Nuri II, Shil. Rumah omanya."

"Oke, makasih Fan." Ujar Shilla yang dengan cepat melangkah pergi dan meninggalkan bus tanpa permisi.

****

"Makasih ya pak, ini kembaliannya." Ujar Shilla sambil memeberikan uang kepada supir taxi yang kini mengantarkan Shilla kedepan sebuah rumah megah bercat putih dihadapannya.

Shilla pun kembali menghubungi Arez untuk ke 20 kalinya. Namun tetap tak ada balasan dari lelaki itu.

"Arez! Lo dimana sih?! Apa gue masuk aja? Siapa tau Arez ada disini."

Kemudian dengan penuh keberanian Shilla pun memasuki rumah megah itu.

"Assalamualaikum. Permisi." Ketuk Shilla di pintu rumah megah itu.

Hingga tiba tiba pintu itu pun terbuka dan menampilkan seorang wanita tua renta namun tetap terlihat cantik,"Waalaikumsalam."

Shilla pun terseyum, "Oma, oma nya Arez ya?"

PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang