Mau tak mau Shilla terpaksa menghabiskan es krim coklat yang Arez beri kepadanya walau sejujurnya Shilla memiliki alergi terhadap coklat.

Namun ia yakin kini Arez tengah berusaha mendapatkan hatinya. Mana mungkin ia tega menolak pemberian Arez. Dan juga, ia telah berjanji kepada dirinya sendiri untuk membuka hati kepada Arez dan melupakan Vano.

#Flashback Off.

Kini Shilla hanya menatap nanar kepada sebuah lukisan yang dulu ia gambar disebuah taman ketika ia dan Arez baru menjalin hubungan selama 2 bulan.

Lukisan wajah Arez yang terlihat tampan disana, kini adalah lukisan yang paling Shilla benci.

Tak ingin berlarut dalam kesedihan, Shila pun meremuk lukisan wajah Arez dan membuangnya ketempat sampah.

"Gue ga akan pernah perduli lagi sama cowok brengsek kaya lo!"

****

Keesokan harinya, seluruh penghuni SMA Merpati pun digegerkan dengan putusnya kembali hubungan Arez dan Shilla.

Memang segala hal tentang Shilla selalu jadi topik terhangat di sekolahnya, entah bagaimana kabar itu menyebar yang pasti kini Shilla berusaha tetap tegar menjalani sisa harinya di sekolah ini.

"Shil, lo disini aja. Disamping gue. Gue gamau lo di bully lagi sama cabe cabean merpati." Ujar Michel khawatir terjadi sesuatu lagi dengan Shilla.

"Thanks Chel." Ujar Shilla pasrah.

****

Bel istirahat pun berbunyi.

"Ikut gue." Ujar Gita serius setelah berhasil menghadang jalan Arez.

Arez hanya menatap datar kearah Gita, dan tak berniat untuk membalas ataupun menanggapi perkataan gadis dihadapannya itu.

"Rez, ini tentang Shilla." Ujar Gita serius.

Ketika mendengar nama sang mantan disebut, Arez pun tak dapat menghindarinya.

Mau tak mau Arez mengikuti langkah Gita.

*****

"Lo beneran putus sama Shilla?"

Arez hanya mengangguk.

"Kenapa lo bego banget sih?!"

Arez hanya diam.

"Bukannya kemaren lo berdua baik baik aja? Kenapa jadi gini sih?! Lo bego tau gak!" Ujar Gita kesal.

"Iya, gue emang bego!" Bentak Arez kepada Gita.

"GUE BEGO, UDAH NYIA NYIAIN SHILLA CUMA KARENA MASA LALU GUE! Puas lo?!" Ujar Arez yang merasa emosi ketika Gita terus saja menyalahkannya.

"Gue gaperduli! Pokoknya lo sama dia harus balikan!" Balas Gita.

Arez terdiam. Ia berpikir Gita akan memarahi dirinya karena menyakiti Shilla. Dan mungkin akan menyuruhnya pergi dari kehidupan Shilla.

Tapi saat ini justru Gita memaksa Arez untuk balikan dengan Shilla.

Arez menautkan kedua alisnya sambil menatap Gita, "Maksud lo?"

"Gue hampir berhasil dapetin Vano, dan gue gamau Shilla ngerusak semua nya."

"...Dan kalo lo sama Shilla putus, gue takut Vano bakal balik arah ke Shilla lagi. Sementara gue... gue gabakal biarin hal itu terjadi."

Dahi Arez semakin berkerut mendengar perkataan Gita.

"Gue gamau Shilla jadi perusak hubungan gue sama Vano, Rez." Lanjut Gita.

"Lo gasadar, perusak hubungan sebenarnya adalah lo Git. Lo ga ingat sama apa yang udah lo lakuin sama mereka? Khususnya Shilla."

Gita bungkam.

"Kan selama ini yang selalu nujukin seakan akan Vano emang jatuh cinta sama lo dan buat Shilla hopeless buat dapetin Vano kan lo sendiri-- ehm jadi kaya cewek kan gue ngomong panjang lebar-_-"

"Tapi intinya, gue mohon lupain ego lo."

Disaat Gita ingin membuka mulut untuk membalas perkataan Arez, lelaki itu kembali berbicara.

"Dan juga, gue punya 2 alasan untuk ga balikan sama Shilla. Gue juga udah pikirin hal ini semaleman."

Gita kini mulai merasa kesal dengan tingkah Arez, "Apa?" Ujar Gita yang penasaran dengan alasan lelaki ini.

"Pertama,Gue gabisa nyakiti Shilla lagi.. kalo gue balikan sama Shilla, sama aja gue ngulang masa lalu. Mau gak mau pasti gue bakal tetep inget sama mantan gue. Gue gamau hal itu terjadi."

"Terus?"

"Kedua, gue bakal cari cewek lain yang lebih cantik dari Shilla. Karena sekeras apapun gue berjuang, gue bisa liat Shilla masih sayang sama Vano."

Gita terdiam.

"Udahlah Git. Gini ya, gue bilang nih ke elo, kalo emang Vano cinta sama lo, dia ga mungkin berbalik arah ke Shilla."

Gita terdiam sambil mencerna perkataan yang Arez katakan tadi.

"Lo ga capek apa maksa Vano buat sukak sama lo? Gue sih kalo jadi lo, selagi Tuhan nyiptain muka diatas rata rata, mending cari cowok barulah. Nungguin satu cowok doang, kelar dah idup lo. Dikacangi sampe jamuran yang ada."

"Ga. Gue gaperduli. Pokoknya, Vano harus jadi milik gue." Ujar Gita teguh pada pendiriannya.

"Serah lu dah Git. Percuma gue ngomong sama cewek egois, gangaruh. Mending gue tawuran. Gue cabut luan." Ujar Arez santai sambil menepuk pundak Gita pelan dan berlalu pergi meninggalkan gadis itu seorang diri di rooftop SMA Merpati.

Gita kini terdiam tanpa mampu berkata kata lagi. Seakan bayang bayang dirinya yang dulu selalu menyakiti Shilla tergambar kembali.

PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang