108. Divorced? (Extra Part XI)

8K 887 93
                                    

"Abang, aku kuat kok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Abang, aku kuat kok. Biar dedek nya aku yang gendong aja," ujar Rachelta meminta Suaminya untuk menyerahkan Baby A kepada dirinya. Rachelta merasa tidak enak saja jika dirinya terkesan melepaskan tanggung jawabnya sebagai Ibu Baby A. Sekarnag justru Baby A berada di gendongan Suaminya, "Abang nanti capek." khawatir Rachelta.

"Enggak kok. Udah gak papa, dedek bayi nya biar sama abang ya. Kalau sama abang pasti dia anteng banget gak pakai nangis-nangis lagi." seru Suami Rachelta sambil sesekali memperhatikan putra bungsu nya yang saat ini berada di gendongannya.

Rencananya hari ini Suami Rachelta ingin mengajak anak-anak dan Istrinya untuk jalan-jalan ke mall. Sudah lama keluarga kecil itu tidak menghabiskan waktu bersama, oleh karena itu keputusan jalan-jalan selama beberapa jam menikmati quality time dirasa adalah pilihan yang tepat. Si kembar Kaivan dan Kiyomi juga begitu semangat nya mendengar sang Ayah ingin mengajak mereka menuju ke Mall.

Rachel pun hanya bisa menuruti apa yang diperintahkan oleh suaminya. Wanita muda itu harus mengakui jika karismatik yang dimiliki sang suami selalu menjadi magnet tersendiri untuk anak-anak mereka. Jangankan si kembar Kaivan dan Kiyomi, Baby A saja seolah-olah takluk jika berada di dekapan sang Ayah. Tidak ada tangis, tidak ada air mata, hanya senyuman kebahagiaan dan celotehan-celotehan riang gembira keluar dari bibir mungil Baby A.

"Dedek sukanya deket-deket sama Daddy ya? Sama Mommy rewel terus Nak?" menggunakan telapak tangan kananya, Rachelta mengusap kepala Baby A. Tidak lama kemudian tubuh Rachelta membungkuk untuk menggapai wajah putra bungsunya, lalu mengecup pipi gembal jelmaan Avelo Mebarak tersebut. Begitu gemasnya sampai hujan kecupan diberikan Rachel kepada Baby A. Si Bayi mungil itu jelas tidak menyukainya. Dia merasa terganggu dengan apa yang dilakukan oleh sang Ibu.

"Enghh..." gumam Baby A kesal namun terdengar tidak jelas. Jika bisa berbicara pasti Baby A akan memprotes apa yang dilakukan oleh Ibunya tersebut. Secara naluriah karena merasa terganggu, Baby A memutar kepalanya ke arah lain menghindari arah dimana Rachel berada.

"Huh, dedek sombong nih. Mommy cium aja gak boleh. Awas ya nanti kalau minta nenen, Mommy gak mau lagi. Biar minta nenen nya sama Daddy!" ancam Rachelta menggoda. Dia tahu Baby A tidak akan bisa menjawab ancaman yang terlontar dari bibirnya, tapu dia yakin Baby A apa yang sedang dimaksudkan oleh Ibunya tersebut.

"Hiks... Jangan dong Mommy. Kalau dedek laper gimana? Hiks." suara suami Rachelta dibuat-buat semirip suara anak kecil seakan-akan dia ingin menirukan Baby A yang sedang memohon.

"Minta nenen sama Daddy aja!" sahut Rachel cepat.

"Jangan Mommy. Daddy gak punya puting, jadi dedek nya gak bisa nenen."

"Punya ah, ini..." tiba-tiba Rachelta spontan mencubit kecil Dada bidanh Suaminya, tepat dibagian puting kecilnya. Dibagian tersebut ditumbuhi bulu-bulu halus yang menjadi salah satu spot favorit Rachel menghabiskan waktu untuk bermanja-manja saat santai atau setelah selesai bercinta. Terasa geli namun juga selalu dirindukan oleh Ibu si kembar Kaivan, Kiyomi, dan Baby A tersebut.

Teenager Time (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang