84. Conflict

8.7K 1.1K 100
                                    

"Ay bangun Ay, udah pagi."

Usapan lembut dari hangatnya Jemari Asten menimpa permukaan Pipi Asyiela yang nampak bersinar tertimpa oleh Sinar Matahari yang masuk melalui celah Tirai-Tirai yang menggantung di Kamar Apartemen milik Andres yang baru sehari diberikan kepemilikannya kepada Asten.

"Ay, kamu gak pulang? Nanti Ayah sama Bunda kamu cariin kamu loh Ay."

Semakin Asten mengusap lembut Pipi Kekasihnya semakin Asyiela merasakan sebuah kenyamanan yang nyata. Secara tiba-tiba Asyiela meraih Tangan Asten yang digunakan untuk membangunkan dirinya.

Tangan itu digenggamnya kuat-kuat agar terus menempel di Pipinya yang mendingin seperti embun pagi yang memburamkan Kaca pada Jendela Apartemen.

"Sayang, cantiiik...." Asten kembali memanggil Asyiela untuk kesekian kalinya namun Asyiela tidak kunjung ingin membuka Matanya. Gadis itu menikmati pagi atau hari yang dilaluinya bersama sang Kekasih.

Meski semalam mereka tidur terpisah sebab itu sudah menjadi sebuah kesepakatan bersama, tapi keduanya berada di satu Atap yang mungkin belum pernah mereka bayangkan sebelumnya.

Asyiela tidur di kamar yang dulunya sering dipakai oleh Andres untuk beristirahat. Sedangkan Asten tidur di kamar lainnya yang berada di dekat Dapur.

Keduanya tahu mengenai batasan-batasan tertentu yang boleh atau tidak boleh dilakukan seperti tidur dalam satu kamar atau bahkan yang lebih nekad lagi adalah satu Ranjang.

Asten masih ingat betul bagaimana sang Papa memperingatkan dirinya untuk selalu menjaga Asyiela dengan utuh setidaknya sampai keduanya resmi menjadi Suami Istri.

"Ay, kalau kamu bobo terus nanti kamu terlambat pulang terus Ayah sama Bunda kamu bisa marah ke kamu. Kamunya kan kemarin kabur?" peringat Asten kepada Asyiela.

Karena Asyiela tidak juga terbangun, Asten pun mengambil satu langkah kecil yang menurutnya akan membuat Asyiela terbangun dari tidurnya.

Cup

Satu kecupan hangat mendarat sempurna di Kening Asyiela. Kecupan itu terasa manis sebab Asten melakukannya penuh dengan cinta dan kasih sayang.

"Enggh...." Tubuh Asyiela menggeliat pelan. Asyiela menggerakkan Tubuhnya dengan dua Tangan yang mengayun ke atas untuk mencari sebuah kebebasan setelah dia merasa terganggu dengan ciuman yang diberikan Asten kepadanya.

"Cantik, bangun. Sudah pagi sayang." suara lembut Asten sayup-sayup terdengar di Telinga Asyiela.

Panggilan lembut itu membuat sepasang Mata putri Indra dan Aira tersebut perlahan terbuka. Awalnya menyipit dan lama-lama terbuka lebar.

"Emh, As-ten?" Asyiela terkejut mendapati Asten ada di depan dirinya. Asten tersenyum lebar karena inilah untuk pertama kalinya dia bisa melihat cantik nya seorang Asyiela Barellio ketika baru saja terbangun dari tidurnya.

Tidak begitu lama memang keduanya tidur tapi karena hari sudah pagi, Asten berpikir harus mengantar Asyiela pulang ke runah.

"Kamu disini?"

"Iya. Kamu lupa semalam kita menginap di Apartemen?" Asten yang berjongkok di depan Asyiela kini berpindah duduk di tepian ranjang yang ditiduri oleh Asyiela.

"Ah ya, aku baru mengingatnya." jawab Asyiela sembari mengucak-ucak Matanya sendiri karena penglihatannya belum terlalu sempurna. Diraihnya Kacamata yang ada diatas nakas dekat tempat tidur, lalu Asyiela memakai Kacamata minus itu agar lebih terang dan jelas akan keadaan disekitarnya.

"Tap..pi ki-ta ti, dak tidur ber-sama kan, As..ten?" dengan terbata-bata Asyiela bertanya kepada Asten yang sekarang ini justru tertawa kecil mendengar pertanyaan dari sang Kekasih.

Teenager Time (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang