58. Chicken ?

10K 1K 42
                                    

"Kai Kai meong, kok Muka nya asem banget Nak seperti bau Ketiaknya Daddy setelah Olahraga?" julukan 'Kai Kai Meong' adalah julukan yang diberikan Freya kepada Kaivan karena Kaivan yang sangat menyukai Kucing sama seperti Freya. 

Meski sedang beradu argumen dengan Suaminya, Rachel berhasil menangkap pemandangan tidak mengenakkan di raut Wajah Putra tampannya.

Kaivan si Sulung yang berhasil lebih dahulu keluar dari Perut Rachel memasang Wajah yang tidak mengenakkan sekaligus gaya kedua Tangannya yang menyilang di depan Dada.

Dua tanda itu selalu mudah ditangkap oleh Rachel ketika Putra tampannya yang aktif itu sedang merasakan sesuatu yang membuatnya tidak nyaman atau tidak dia suka.

"Aku lagi yang kena, Chel? Bukannya kalau Abang habis Lari pagi, nge Gym, atau olahraga lainnya dengan Keringat bercucuran udah bikin kamu heboh sendiri. Siapa yang suka nempel-nempel terus minta-minta peluk setelahnya? " sindir Suami Rachelta kepada Istrinya yang kini merasa tersipu malu sendiri namun tetap memasang ekspresi Wajah yang cool agar dirinya tidak menjadi bahan ledekan Suaminya atau Asten.

"I..itu mah bawaan Bayi doang kali!" seru Rachelta yang masih berlagak cool seolah dirinya tidak sedikitpun terintimidasi oleh ledekan sang Suami.

"Ah yang bener?" tanya Suaminya kembali dengan Alis yang bergerak-gerak ke atas menggoda.

Alhasil dengan lagak sang Suami yang seperti itu, Wajah Rachelta menjadi memerah padam sampai akhirnya sejenak di memalingan Wajah ke arah lain yaitu melempar pandangan ke luar Kaca Mobil sisinya.

"Hahahhaha, dasar Bumi suka gengsi." cibir Suami Rachelta sesaat setelah dia memastikan ledekannya berhasil membuat Ibu dari anak-anaknya itu menjadi salah tingkah.

"Siapa yang gengsi? Eng...gak kok." seru Rachel dengan suara yang terbata-bata seolah terlihat sekali diluar jika dia sangat gugup.

"Oh gitu, ya udah. Oke deh, besok pagi atau sore kalau Abang habis Olahraga jangan deket-deket ya? Jangan ada yang minta peluk atau tempel-tempel lagi."

"Eh, eh JANGAN DONG!" teriak Rachelta penuh dengan nada protesnya. "Kalau aku malemnya gak bisa bobo gimana? Ih Abang jahat!"

Kembali tawa Suami Rachel membahana memenuhi satu Mobil.

Bahkan Asten dan Kiyomi ikut tertawa. Asten jelas tahu apa yang diperdebatkan, tapi Kiyomi tidak begitu memahaminya.

Gadis kecil nan lembut itu menertawakan perubahan Wajah Ibu Kandungnya yang dalam hitungan detik bisa senang, sedih, kecewa, marah, bahkan Wajah protes yang baru saja diperlihatkan Rachel terlihat lucu dalam benak Kiyomi.

Tapi untuk Kaivan tetap saja terasa hambar, tidak ada yang lucu mengenai perdebatan ringan bernuansa humor dari kedua orang tuanya.

Bayangan Sebungkus Coklat yang bisa lumer ketika dia makan masih terasa mengganjal dalam pikirannya sendiri.

Anak Laki-Laki itu berharap Akira atau siapapun mau membelikannya Coklat.

Dia bisa saja minta beli kepada sang Ayah, tapi Rachel tidak mengijinkan sebab beberapa bagian Gigi Kaivan di sebelah kiri dalam Rongga Mulutnya sudah ada yang berlubang.

"Mommy nya lucu ya Nak ya?" seru Suami Rachelta kepada Putrinya yang sedang tertawa.

"Hihihihi Mommy mirip Badut." jawab Kiyomi lirih tapi sukses membuat Ayahnya tertawa semakin terbahak-bahak sampai Perut rata dan kerasnya menjadi sakit.

Akibat efek hormon yang timbul dari dalam diri Rachelta, Wanita muda itu bertingkah layaknya anak kecil.

Dia suka sedih, ngambek, bahkan suka dimanja oleh sang Suami.

Belum lagi keinginannya juga harus selalu dipenuhi oleh Suaminya.

"Ledekin aja terus. Ledekin sudah." seru Rachel yang nampak pasrah namun di dalam Hatinya dia merasakan kekesalan yang luar biasa kepada Suami dan Adiknya.

"Pasti bentar lagi ada yang Telepon Daddy deh." celetuk Asten dari belakang. Mendengar cibiran Asten, sontak Rachel langsung memutar Kepalanya ke belakang dan menatap tajam penuh kekesalan kepada Asten.

Sedikit banyak apa yang dilakukan Rachel sekarang membuat Asten menjadi takut.

Asten pun langsung membuang pandangan ke arah lain yaitu berpura-pura mengajak Kiyomi mengobrol.

"Sekongkol nih ceritanya? Oke deh, awas yee kalau Abang nanti pulang minta jatah, jawabannya No Way way way way."

"Loh kok gitu Chel? Jangan nyangkutin sama jatah dong, gak ada hubungannya. Itu kan kebutuhan Abang." protes sang Suami yang dibalas juluran Lidah oleh Rachelta. 

"Bodo! sana main aja sama Ayam." dari nada bicara Rachel, Wanita muda itu sepertinya memang sedang Bad Mood.

Apalagi justru sekarang dia menjadi bahan olok-olokan Suami dan Adiknya.

"Ayam? Ayam mana? Ayam Kampus?" celetuknya tiba-tiba. 

"Ohh gitu... bagus! Oke bagus banget. Sekarang Abang dah berani main sama Ayam Kampus?"

"Lah kan Abang cuma tanya, kok kamu marah?" tanya Suami Rachelta disertai cekikikan tawa yang keluar dari Mulutnya.

Pria yang baru menikahi salah satu keturunan Mebarak itu sengaja menggoda sang Istri mengingat Istrinya memang sedang dalam kondisi dan mood yang tidak stabil.

Oleh karena itu dia suka sekali melihat Rachel ketika ngambek atau marah.

Sebab nanti pada ujung nya, Rachel akan meminta Pria itu untuk memanjakannya saat sedang sedih.

"Abang tuh lama-lama ngeselin dan jahat banget. Kamu tuh apa bedanya sama Rangga yang ninggalin Cinta selama bertahun-tahun tanpa kepastian, heh?"

"Eh, kata siapa? Abang kan sudah berdiri dalam kepastian untuk bersama kamu. Abang tidak termasuk dalam jajaran Cowok seperti Rangga dong yang membiarkan pasangannya tanpa sebuah sepastian?" jelas Pria itu dengan panjang lebar.

Ekor Matanya kini melirik sang Istri yang masih duduk di sampingnya dengan Wajah asam, cemberut, dan dua Lengannya yang menyilang di depan Dada persis seperti Kaivan yang ada di Kursi bagian belakang.

"Kepastian apa kalau masih mau main-main sama Ayam. Mana Ayam nya di Kampus lagi. Uuh apalah daya ku yang cuma seekor Ayam Kampung, hiks." mendadak Wanita itu menjadi melow.

Dia sudah merasa parno sendiri jika membayangkan Suaminya bermain dengan Wanita-Wanita nakal di luar sana yang tentunya memilik body  lebih-lebih dari apa yang dimiliknya sekarang.

Tubuhnya yang sekarang saja sudah seperti Induk Kuda Nil, bagaimana dia bisa menjaga sang Suami dari godaan pelakor-pelakor di luar sana.

"Loh kok jadi mewek sih, Yang?" terus terang setiap Rachel bersedih, Pria berstatus Suami sah Rachel itu tiba-tiba menjadi sedih dan tidak bisa tenang.

"Abang jahat! hiks."

"Biar Ayam kalau Ayamnya seperti kamu, Abang tetep suka kok. Mana Ayam nya Kampung lagi. Kan enak dimakan Dagingnya, masih ada perlawanan nya. Beda banget lah sama Ayam Kampus yang suka pasrah. Tap..pi... yang penting entar malam jatah gak tetep jalan kan?" tanya sang Suami disertai dengan kedipan Mata genit ke arah Rachelta.

Rachelta yang semula nampak bad mood tidak bersemangat kini menjadi bersemangat kembali karena ucapan-ucapan menggoda khas sang Suami berhasil menggetarkan Hatinya.

"Daddy." tiba-tiba suara Kaivan terdengar dari belakang membuyarkan obrolan kedua Orang Tuanya.

"Ya Kai." jawab Ayahnya cepat.

"Ayam Kampus itu apa?" tanya Kaivan yang sukses membuat Rachel dan Suaminya harus mencari kata-kata atau kalimat baik untuk disampaikan kepada Putra Sulung mereka agar tidak ada salah sangka atau salah penafsiran.

***

to be continue

***

Surabaya, 22 Desember 2016 ; 21.55 WIB

Salam,

Denz91 ^_~

Teenager Time (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang