3. Library

24.8K 1.4K 108
                                    

Asten

"Asten?"

"Kenapa, kaget ya gue disini?"

Wajah Asyiela lucu sekali saat tiba-tiba aku disini. Dia nampak terkejut tapi sedetik kemudian Wajahnya kembali datar dan biasa saja.

Asyiela ini adalah Perempuan yang aneh. Bukan karena aneh yang negatif bagaimana, tidak. Itu tidak seperti yang banyak orang pikirkan.

Dia aneh karena dia terkesan cuek dan dingin. Tapi dia anaknya baik kok, pandai juga. Selama aku berteman dengan dia, dia tidak pernah berperilaku buruk. Apalagi dengan Teman-Teman dekatnya seperti Pachira dan Keysa.

Cuma anak nya memang agak pendiam, tertutup, dan lebih suka menghabiskan waktu dengan membaca Buku. Tidak hanya Buku Pelajaran saja yang dia baca, tapi banyak. Ada Komik, Novel, kumpulan Puisi, dan banyak lainnya.

"Enggak sih, biasa aja." jawabnya datar.

Tuh kan jawabnya biasa pakai banget. Kadang Perempuan yang lebih tertutup membuat Laki-Laki penasaran juga. Tapi untuk konteks ini aku rasa aku tidak ingin berlebihan. Dia tetap Temanku sama seperti yang lainnya.

"Kemarin lo gak dateng ke Ulang Tahun gue ya Syiel?"

"Dateng."

"Dateng? Kok gue gak ngelihat lo ya?"

"Mungkin lo terlalu terpesona ngelihat ke Pachira. Jadi lo gak ngelihat gue." jawabnya dingin tanpa melihat ke arahku.

Dia masih terfokus dengan Bukunya, entah Buku apa yang dia baca aku tidak tahu tapi yang jelas aku penasaran juga. Tapi kata-kata yang keluar dari Mulutnya tajam dan menusuk juga ya.

Pedas seperti Cabai Carolina Reaper yang merupakan Cabai tepedas di dunia berasal dari South Carolina.

"Kenapa gak nemuin gue?"

"Memangnya penting?"

Selalu pertanyaan di jawab dengan pertanyaan. Sikap cuek dan dinginnya terkadang membuat orang tidak betah berada di dekatnya, tapi aku tidak.

Aku disini, tetap memandang nya dari sudut yang diliputi oleh kekaguman. Melihatnya saja sudah membuat ku senang.

"Kenapa lo disini, harusnya lo Kelas. Tadi gue lihat Pachira udah ke Kelas." ujarnya memberitahuku. Selalu hanya 'Pachira'  yang dia bahas. Kan aku tidak bertanya mengenai Pachira.

Tapi kali ini dia mau mengangkat Kepalanya kemudian bertatapan langsung denganku. Dia membenarkan Kacamata nya sebentar lalu bangkit dari Kursi Kayu dan berjalan meninggalkanku.

Aku yang menghampiri nya kenapa dia pergi ya?

"Syiel, lo mau kemana?" tanyaku setengah berteriak. Dia tidak menjawab justru hanya terus berjalan masuk ke dalam Kelas. Mungkin sudah jam masuk Kelas, jadi dia ingin ke Kelas.

Apa boleh buat mungkin aku harus masuk ke Kelas juga. Nanti bisa melanjutkan ngobrol lagi sama dia setelah selesai pelajaran jam pertama dan jam kedua.

***

"Pagi Asten." baru saja duduk, Pachira sudah menghampiri diriku ke Meja hingga membuat Raindra harus bangkit dan mengalah agar Pachira bisa duduk. Rain adalah Teman sebangku ku, dia sudah menjadi Teman sebangku ku selama dua tahun karena Kelas Sepuluh kami belum satu Kelas.

"Hai Pachira." aku menyapanya sopan.

"Darimana kamu Asten? Tumben masuknya mepet banget?"

"Oh itu, aku dari Kamar Mandi." jawabku bohong. Kali ini sepertinya aku harus bohong karena kalau mengatakan jujur seperti beberapa waktu yang lalu, dia langsung ngambek tidak jelas kenapa aku tidak tahu.

Teenager Time (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang