9. Take me Away with you, Mom

16.3K 1.3K 133
                                    

"Habis darimana Nak?" Alice yang sudah menanti kepulangan anak ketiga nya itu berdiri di depan Rumah sedari tadi.

Avelo sendiri sekarang sedang sibuk mengurus dua anak mereka, Freya dan Kallen yang juga baru pulang dari Rumah Milan dan Viola.

"Dari tempat latihan Asyiela main Bola Voli Mah." meski Asten belum memberitahukan siapa Gadis yang disukainya, Alice cukup paham jika satu nama yang disebutkan oleh Putranya adalah kode jika sang Putra menyukai Gadis tersebut.

"Loh, Asyiela suka Bola Voli juga?" Alice nampak terkejut mendengar Asten menyebut 'Bola Voli' sebab dulu ketika di Norwich, Alice merupakan Kapten Tim Voli Sekolah.

"Memangnya Mama suka Voli ya? atau Papa?" Asten justru berbalik bertanya kepada Alice.

"Dulu Mama suka Voli. Suka sekali malahan. Dijadikan Kapten Bola Voli Sekolah juga. Padahal Mama tidak tinggi-tinggi sekali juga main nya tidak sehebat anggota Voli yang lain. Tapi bisa loh." sedikit banyak Alice menyombongkan dirinya karena dulu Alice memang menggemari Voli seperti Ayah Kandungnya.

"Cuma tadi Asyiela gak konsen Mah. Jadi Bola nya kena dia, pingsan deh."

"Pingsan? Kok bisa? Terus gimana?" Rasa penasaran ingin mengorek isi Hati Asten terus dilakukan oleh Alice.

Sebenar nya trik seperti inilah yang sering digunakan nya agar dia memahami apa yang sedang dirasakan satu persatu anak-anak nya bersama Avelo selama pernikahan hampir dua puluh lima tahun ini.

"Akhirnya dia istirahat, jadi tidak bisa melanjutkan permainan lagi. Oh ya Mah, ini Kunci Mobilnya Kak Ramsey. Asten titip ya, terima kasih."

"Kok gak dikasih ke Kak Ramsey nya sendiri?"

"Tadi sebelum berangkat, Kak Ramsey bilang mau keluar sama Kak An. Memangnya Kak Ramsey nya sendiri di Rumah ya?" Asten berbalik bertanya kepada Alice.

Anak Laki-Laki yang begitu manja dengan Alice tersebut melepas Sepatu dan Jacketnya untuk bersiap Mandi kemudian berjamaah bersama.

"Enggak sih, masih pergi sama Kak An. Ya udah yuk masuk. Kamu Mandi dulu ya, setelah itu kita Jama'ah terus makan malam sama-sama. Ada Kak Rachel, Suami Kak Rachel, sama si Kembar tuh."

"Iya Mah. Tapi...."

" Tapi apa, Asten?"

"Itu." Asten menunjuk Leher Alice yang sepertinya terlihat berbeda di Mata Asten. "Leher Mama kenapa ada berwarna merah? Itu Lipstick ya Mah?" Karena Asten tidak tahu itu apa, dia pun bertanya kepada Alice yang kebetulan sedang tidak memakai Hijab di dalam Rumah.

"Hah, yang bener kamu?" mendadak Alice langsung berjalan cepat menuju ke Wastafel dekat Kamar Mandi.

Dia memperhatikan Lehernya yang memang memerah dan seketika Wajahnya nampak sangat malu sekali.

Ini semua pasti perbuatan Suaminya yang memanfaatkan keadaan Rumah sepi sehingga Suaminya bebas ingin melakukan apapun kepada dirinya.

"Huft... Kak Velo." gumam Alice sedih setengah malu karena kedapatan oleh Putranya sendiri.

***

Selama ini Alice dan Avelo terus berusaha untuk memberikan kasih sayang yang adil untuk kelima anaknya meski di Mata semua orang Alice selalu melebihkan rasa sayangnya kepada Asten.

Tapi dengan hal itu, Alice berharap Asten tidak akan pernah berpikir pergi darinya seperti ungkapan Isi Hati yang pernah dikatakan oleh Asten panjang lebar.

Setelah Asten Mandi dan berpakaian rapi, dia segera mengikuti Sholat berjamaah yang saat ini diikuti oleh Rachelta dan Suami nya.

Meski berstatus Suami Rachelta, semua orang memanggilnya dengan panggilan 'Om' bukan Kak. Perbedaan usia terlalu jauh diantara keduanya.

Teenager Time (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang