80. Father

9.9K 1.2K 156
                                    

"Abang yakin belikan Mobil Asten semahal itu?" sampai detik ini meski Asten sudah membawa Mobil itu pulang ke Rumahnya, Nabila masih khawatir akan sesuatu yang berkaitan dengan putra Avelo tersebut.

"Kenapa memangnya sayang?" Andres bertanya kepada Istrinya yang sedang menyiapkan makan malam untuk orang-orang yang ada di rumah ini.

Orang-orang tersebut tentu adalah Andres, Nabila, dan Maisha.

Biasanya Nabila akan memasak banyak jikalau ada Rachelta beserta Suaminya dan dua anak kembar mereka atau Ramsey yang juga sering berkunjung ke Rumah Andres.

Dua anak kembar Alice dan Andres yaitu Ramsey dan Rachelta tetap memiliki kewajiban yang sama meski kedua nya sudah beranjak dewasa.

Kewajiban itu seperti sudah menjadi sumpah keduanya yang terucap kala mereka menyusul Andres ke Kota Ambon.

Satu kewajiban itu tidak lain tidak bukan adalah menghabiskan waktu libur mereka di rumah Andres dan Nabila.

Jikalau Rachelta pernah tidak menjalankan kewajiban itu karena harus mengikuti sang Suami tinggal sebentar di Singaraja, berbeda dengan Ramsey yang pernah menjalankan study nya ke luar negeri.

Tapi apabila keduanya libur, si Kembar Ramsey dan Rachelta akan selalu menginap di rumah Andres.

Bagi keduanya, Andres dan Nabila namun terkhususnya Andres tetaplah Ayah kandung mereka sampai kapanpun.

Tanpa Andres, mereka tidak akan pernah ada di dunia ini.

"Ya gak papa. Cuman...hmm, apa nanti Kak Avelo gak marah sama Abang?" Nabila membayangkan jika Asten nantinya akan dimarahi oleh Avelo karena kehadiran Mobil pemberian Andres itu tanpa seijin Avelo.

"Kenapa dia harus marah?" Andres yang tidak memahaminya kembali bertanya kepada sang Istri yang memang terlihat jelas dari raut wajah cemas nya.

"Ya mungkin saja Kak Avelo tersinggung seolah-olah dia gak bisa beliin Mobil semahal dan sebagus itu. Mobil Ramsey aja tidak semahal itu, harganya tidak separuhnya bahkan dari Mobil milik Asten." ungkap Nabila sesuai dengan kenyataan yang ada.

"Ramsey kan bukannya gak mau ya dibelikan Mobil lagi? Katanya dia suka Mobil itu karena banyak kenangannya." seru Andres yang pada akhirnya ikut membantu sang Istri memindahkan makanan yang telah matang dan tersedia di atas Piring dari Dapur menuju ke meja makan.

"Iya kenangan sama Cinta Pertama sama tuh seperti Abang. Kalau Alice cinta pertamanya Abang, Audrey jadi cinta pertamanya Ramsey. Hm, kalian ini anak sama bapak sama ya, sama-sama mencintai seorang perempuan yang memiliki inisial nama berawalan 'A'. Apartemen yang Abang kasih ke Asten kan penuh kenangan juga sama Alice, ya kan?" kalimat yang terlontar dari Bibir Nabila sedikit banyak membuat Andres terkejut.

Pria itu bahkan harus menghentikan kegiatannya untuk sejenak melihat sang Istri yang mulai merubah mimik Wajah.

"Loh, kok aku jadi yang kena?" Andres kebingungan mengapa sedari awal harusnya pembahasan mengenai Asten menjadi mengenai dirinya. 

"Ihh kayak aku gak tahu aja. Abang gak jual Apartemen itu soalnya biar kenangan sama Alice gak hilang kan? Hayo ngaku aja deh!" kedua Lengan Nabila terangkat ke atas menyentuh Pinggang.

Istri Andres tersebut terlihat berdecak Pinggang dengan sorot Mata tajam dan ada sedikit unsur cemburu di dalamnya.

"Enggak lah. Aku gak jual itu untuk ku berikan ke salah satu anak-anak aku. Karena Ramsey sudah punya rumah sendiri, terus Rachelta terlalu kaya dapat bulanan ini itu dari aku, Kak Avelo juga Suaminya, dan Maisha gak boleh keluar dari rumah ini jadi aku harus kasih ke siapa? Kan sayang kalau dibiarkan kosong. Aku kasih aja ke Asten, mungkin dia butuh tempat tinggal setelah menikah. Ya siapa tahu kan Asten nya mau mandiri bersama Asyiela?"

Teenager Time (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang