83. Morning Chatting

8.7K 1K 79
                                    

"Abang kenapa disini, bukannya berangkat kerja?"

"Hari ini libur dulu. Aku mau nemenin kamu jaga Mama kamu disini sama Ramsey juga Papa kamu. Nanti kalau aku kerja gak ada yang bantuin kamu kesana kemari kalau butuh sesuatu. Lagipula kamu harusnya istirahat sayang, bentar lagi kan mau lahiran?" secara otomatis tanpa di suruh, Tangan Suami Rachelta terulur meraih Perut Istrinya yang membuncit.

Kebiasaan itu selalu dia lakukan sejak sang Istri hamil kembali untuk ketiga kalinya.

Diusapnya Perut itu sembari terselip banyak doa yang terucap dari Bibirnya agar anak nya selalu sehat dan menjadi anak yang sholeh atau sholehah kelak setelah terlahir di dunia ini.

"Gak papa aku kuat kok. Oh ya gimana anak-anak? Kai sama Ki udah berangkat Sekolah belum? Mereka cariin aku gak?"

"Udah tadi udah berangkat. Aku yang antar mereka, bangunin mereka, aku juga yang mandiin mereka."

"Anak-anak rewel ya Abang?" Rachelta khawatir meninggalkan anak-anaknya meski hanya satu jam.

Karena semakin besar Kaivan dan Kiyomi, semakin selektif juga dua anak itu ingin selalu diperhatikan oleh kedua orang tuanya bukan lagi Babysitter.

"Lumayan. Tadi car-cari kamu terus gak mau diurus sama Babysitter. Tapi udah aku bujuk-bujuk buat mau sekolah dengan janji mau ajak mereka kesini pulang sekolah. Mereka juga mikirin Mama kamu, Chel."

"Yang bener?"

"Iya. Tapi gak papa, Abang libur dua hari tiga hari lah. Nanti aku minta bantu Theo untuk urus kantor beberapa hari ini."

"Emh, begitu ya. Ya udah makasih ya Abang."

Cup

Satu kecupan singkat diberikan Rachel di Pipi kiri sang Suami untuk ucapan terima kasih karena Suaminya sudah mau bersusah payah mengurus anak kembar mereka.

"Ehem. Itu tadi Daddy sama Papa kamu kenapa bisa berantem?" Suami Rachelta memang masih bingung sampai detik ini melihat kejadian yang tadi baru saja membuat Avelo dan Andres sama-sama berada pada tingkat emosional yang tinggi.

"Aku gak tahu. Tiba-tiba aku lihat Daddy udah ada aja disini terus berantem sama Papa. Mereka pakai bahas masa lalu juga. Kadang aku sedih Abang kenapa takdir itu seolah mempermainkan Papa sama Daddy."

"Maksud kamu? Aku gak ngerti?"

"Ya takdir membuat Mama sama Daddy gak bisa bersama. Terus Papa gak bisa hidup bareng Tante Naomi. Mereka tuh harusnya berpasangan seperti itu aja."

"Oh gitu. Terus kalau Mama kamu sama Daddy lalu Papa kamu sama Mamanya Asten nanti Maisha, Kallen, Freya gak bakalan ada dong di dunia ini?"

"Eh iya juga ya. Aku juga gak punya Mommy Nabila nanti. Ashh, tuh kan ribet banget tahu gak. Pokoknya Abang jangan seperti mereka ya. Jangan selingkuh, jangan main perempuan, jangan poligami juga. Karena Poligami sekarang tuh beda banget sama jaman nya Para Nabi dan Rosul dulu."

"Bedanya apa?"

"Setahu ku ya kalau jaman dulu Poligami untuk membantu mengangkat derajat Wanita. Kan jaman perang disana sini jadi banyak perempuan yang akhirnya menyandang status janda karena ditinggal Suaminya yang meninggal di medan perang. Nah karena Janda dianggap kaum yang lemah, jadi harus memiliki Suami yang bisa melindungi. Selain itu untuk mendapatkan Pahala yang besar yang sudah dijanjikan oleh Allah ke umatnya. Kalau lelaki yang bisa berlaku adil dan yang perempuan ikhlas luar dalam di poligami."

"Terus bedanya sama sekarang?"

"Kalau sekarang poligami untuk ajang pelampiasan nafsu doang. Otak-Otak mesum laki-laki sama perempuan gatel sama aja. Gak cowok gak cewek semua sama, sama-sama gak punya muka. Poligami cuma untuk seneng-seneng tanpa alasan yang jelas. Istri pertama sehat, cantik muda, pintar segalanya masih aja dipoligami. Terus Suaminya diluar malah asyik happy - happy sama cewek lain. Ya pokoknya bukan semata-mata ingin pahala yang dijanjikan Allah lah."

Pria yang berusia dua puluh tahun diatas Putri Andres dan Alicia itu harus menahan tawanya agar tidak keluar karena jika keluar maka seluruh orang yang berada di ruangan yang ada di Rumah Sakit ini pasti bisa mendengar tawanya.

Dia tahu jika Istrinya terlihat emosional dan berkobar-kobar jika membahas mengenai poligami. 

"Abang gak berani poligami, sayang. Jadi jangan takut ada wanita lain diantara kita." ujar Pria itu ingin menenangkan Istrinya.

"Beneran?"

"Iya. Serius Abang gak mau dan gak berani."

"Memangnya gak berani nya kenapa? Karena aku galak ya? Aku bawel ya?"

"Enggak juga. Kalau galak, bawel, cerewet, mata duitan itu sudah menjadi sifat mutlak Ibu-Ibu yang sudah punya anak. Jadi aku gak mempermasalahkan."

"HEH maksud Abang apa'an? Abang mau ngatain aku matre terus suka rumpi?" Rachelta langsung berdecak Pinggang sambil melototkan sepasang Matanya ke arah sang Suami yang duduk bersebelahan dengan dirinya.

"Kan memang kenyataannya gitu." Pria itu berhasil membuat Istrinya meradang.

Dengan meradangnya sang Istri maka Pria itu menganggap dirinya sudah sukses membalas sindiran yang dilakukan sang Istri ketika malam hari di Warung Sate Taichan.

Kala itu ada Pelayan yang tidak sengaja mengatakan jika dia adalah Ayah Rachelta bukan Suami Rachelta.

"Eh enggak-enggak. Kamu cantik kok, mana bahenol lagi. Abang jadi gemes pengen kunci'in kamu di Kamar. Nanti kalau Mama kamu sudah sembuh, lima ronde ya sayang ya?"pinta Suami Rachelta dengan sepasang Mata yang berbinar-binar memohon dengan sangat kepada Ibu KAivan dan Kiyomi tersebut.

"Ogah! Memangnya mau Tinju pakai lima ronde?"

"Abang ikhlas kok jadi Samsak nya. Dah Tinju aja gak papa tapi setelahnya Abang yang gelitikin kamu berjam-jam ya?"

"Apa'an? gelitikin berjam-jam? Abang pengen aku bolak-balik kamar mandi cuma buat pipis ya? Tega banget!"

"Gak masalah. Nanti Abang bantuin kalau mau pipis. Abang yang pegangin."

"Pegangin apa'an? Idih jorok. Dasar Om-Om mesum, masih pagi nih! Duh mana dedek bayi nya denger lagi. Bisa keikutan mesum seperti Abang kalau kayak gini." seru Rachelta sedikit kesal sambil mengusa-usap Perutnya yang semakin membuncit.

"Biar Casing nya Om-Om yang penting dalem nya masih jreeng sehat buger seperti seusia kamu. Nah karena masih pagi Abang bawa'annya mesum mulu. Biasanya sebelum Subuh dapet satu ronde tapi hari ini kan gak dapet karena kamu jagain Mama kamu."

"Ya ampun libur sehari aja diprotes. Nanti kalau aku harus Nifas, kamu liburnya makin lama Abang. empat sampai enam minggu tuh Burung masukin ke Kandang dulu."

"Kalau aku gak kuat gimana?"

"Ya udah sana kamu main nya sama Kimi, Kucing nya Freya."

***

to be continue

***

Surabaya, 20 Januari 2017 ; 07.30 WIB

Salam, 

Denz91 ^_~

Teenager Time (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang