68. Who?

9.3K 953 76
                                    

Asyiela

Hari ini adalah hari pertama aku Sekolah dengan status baru ku sebagai Tunangannya Asten, tadi sempat Arfa dan Mario mengolokku tapi dalam hal positif ya mengenai hubungan pertunanganku dan Asten.

Mereka selalu saja meneriakkan kata 'Kawin-Kawin' sampai Pachira dan Teman-Teman yang lain ikut tahu.

Mereka memasang tampang yang tidak enak untuk dilihat.

Apalagi ketika tadi aku ke Kamar Mandi, Pachira dan Keysa sempat memojokkanku di Dinding.

Mereka bertanya-tanya mengenai kebenaran gosip yang beredar dan aku pun menjawabnya dengan kata 'Ya' hingga akhirnya membuat Pachira berlari keluar Kamar Mandi dan menangis di pelukan Sigra.

Ah selalu begitu. Pachira tidak pernah sadar dan terima jika Asten menyukaiku.

Kami saling suka, saling mencintai dan kami akan menikah sebentar lagi.

Jadi ada kalanya Pachira, Keysa, atau Teman-Teman yang lain menjauhi Asten. Dia kan sudah jadi Tunangan aku sekarang.

Dia calon Suami ku yang beberapa bulan ke depan pasti akan menjadi Suamiku kalau kami sudah lulus dari Sekolah.

"Ay, kok diem? Siomay nya gak dimakan?" suara Asten menghancurkan lamunanku.

Aku pun menarik senyumku bersamaan ke kanan dan ke kiri seraya menyembunyikan anak Rambutku ke balik Telinga.

"Emh, iya ini mau dimakan kok." jawabku sambil menyentuh Sendok yang ada di atas Piring berisi Siomay pesananku.

Sekarang ini aku dan Asten ada di Kantin.

Kami berdua duduk di satu Meja dan makan bersama-sama. Kalau dia lebih memilih memakan Mie Ayam nya favorite nya.

Tapi aku hanya memakan Siomay saja sudah kenyang.

Sejak diet bersama Oma Viola dan Opa Zionard memang Lambungku serasa mengecil.

Aku tidak bisa lagi makan sebanyak dulu sampai satu porsi penuh orang dewasa.

"Kamu mikirin apa? ayo bilang sama Calon Suami kamu." pintanya dengan nada memelan tapi aku justru geli mendengarnya.

Setiap Asten berujar jika dirinya adalah calon Suamiku, aku selalu saja tersipu.

Sampai-sampai ku palingkan Wajahku ke arah lain menghindari kontak Mata dengannya.

Kalau tidak pasti aku akan benar-benar malu sampai tidak bisa bernapas di depan dia.

"Gak ada apa-apa." jawabku cepat.

Kalau sudah berdua dengan Asten begini pasti aku dibuat mati kutu.

Lagian ini Arfa sama Mario pesan makanan nya lama banget sih.

Kemana mereka? Apa sengaja mereka berlama-lama agar aku bisa berdua begini dengan Asten.

Padahal meski aku dan Asten berdua juga kami sudah bertunangan, tetap saja kami menjalankan perjanjian kami sejak awal.

Sekolah bukanlah tempat untuk berpacaran atau menjalin kasih!

Selama ini aku dan dia selalu menjaga hal itu.

Jangan sampai kami terlihat berlebihan apalagi Sekolah adalah tempat untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya. Beda sekolah beda diluar.

Kalau diluar aku dan Asten seperti kebanyakan pasangan anak muda lainnya.

Kami juga jalan bersama ke Mall, nonton Film, makan berdua, berpegangan tangan, berpelukan, atau mencuri satu dua ciuman di Kening.

Teenager Time (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang