70. Bad Mood

8.2K 945 53
                                    

Asyiela

"Dia ngambek sama gue, Fa."

Sudah lima kali aku menjelaskan kepada Arfa yang ada di depanku juga Mario yang berada di depanku juga.

Kami bertiga sedang ada di Cafe selesai pulang Sekolah.

Sedangkan Asten sudah pulang duluan. Dia tidak mau berbicara denganku selama di sekolah tadi.

Kegiatannya terus menerus menghindariku, bahkan dia lebih asyik bermain Sepak Bola dengan Teman-Teman Ekskul nya.

Kalau sudah begini kan aku jadi sendiri. 

Kemarin saja setelah melihat Logan mengirim Foto dengan kalimat yang menggelikan untuk dibaca, Asten langsung mengajakku pulang.

Dia tidak berbicara apapun kepadaku sampai dia mengantarku ke Rumah.

Aku sudah ingin menjelaskan tapi Asten menyuruhku untuk diam tanpa satu katapun terucap kepadanya.

Kalau sudah begini aku jadi pusing sekali.

"Lo sih pake kurus segala. Kalau lo kurus begini kan lo jadi banyak yang naksir. Cowok-cowok yang gak kalah handsome  dari Asten pada deketin lo." jawab Arfa disertai dengan tawanya yang renyah.

Menurutnya aku tidak boleh merubah bentuk tubuhku.

Kalau merubah pasti ada saja yang membuat orang lain ingin mendekatiku. 

"Gak ada hubungannya, Fa!" suaraku meninggi mengingatkan dia yang terus menerus menertawai bersama Mario. 

"Ya ada lah, Syiel. Kalau lo kurus, lo seksi pasti banyak cowok bakalan deketin lo. Lo sadar gak kalo lo cantik?" Arfa sekarang malah melempar pertanyaan kepadaku.

Aku sendiri tidak tahu harus menjawab apa.

Setahuku kalau merubah bentuk tubuh agar lebih enak dilihat saja dan tentunya sehat.

Tapi untuk didekati banyak laki-laki, aku tidak berpikir sampai kesana.

Pacaran sekali sama Asten saja aku sudah ingin menikah dengan dia meski tidak secepat kemauannya. 

"Bener tuh yang dibilang sama Arfa. Lo sih pake diet segala. Coba kalau enggak, paling yang suka cuma Asten." celetuk Mario yang kelihatannya lebih ke arah menghina bukan memuji.

Dia ini sama saja dengan Arfa, gak ada benarnya. 

"Sialan lo!" ku lempar Mario dengan sodotan minuman Jus Melon yang ku pesan.

Dia tidak kesal tapi malah semakin terkekeh karena melihatku pusing sendiri seperti ini. 

"Raindra juga pernah kali suka sama gue pas gue sebelum diet. Bukan cuma Asten." ungkap ku kepada Mario yang pasti didengar oleh Arfa.

"Wee serius lo, Syiel? Muke gile si Rain. Diem-diem dia suka sama lo? Alamaak, berarti se genk kita dulu yang gak suka sama lo cuma gue doang dong?" Arfa bertanya kepadaku tapi ku balas dia dengan jitakan Kepala.

Sontak Arfa mengaduh sambil mengusap-usap Kepalanya yang sakit bekas jitakanku.

"Sigra enggak." sahutku atas pernyataan Arfa baru saja.

"Halah dia mah juga suka sama lo. Meski muka nya tengil gitu, pas lo battle dance  di atas Bar versus Pachira juga Air Liur dia sampai netes." Mario justru menambahkan Arfa yang masih meringis kesakitan. 

Menurut orang-orang yang ada disekitarku memang sejak aku mengenal dunia Fitness dan Taekwondo, power  ku lebih besar.

Jadi sekali pukul dengan tingkat yang ringan, orang tersebut sudah merasakan kesakitan luar biasa. 

Teenager Time (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang