64. The Best Man in my Life

12.8K 1.2K 441
                                    

Setelah semua selesai, Keluarga Avelo sampai di Rumah dan mereka semua memilih untuk beristirahat kecuali Ramsey yang harus mengantarkan An pulang ke Rumah terlebih dahulu.

"Pah, aku antar An dulu ya."

"Iya. Setelah itu pulang ya, jangan kemana-mana."

"Iya Pah."

Ramsey pun bergegas mengantarkan An yang sebelumnya sudah berpamitan pulang kepada Avelo dan Alice terlebih dahulu. 

"Mau pulang langsung?" tanya Ramsey kepada An yang sudah duduk di samping nya.

"Iya." jawab An lembut. Tubuh Perempuan itu sudah amat sangat letih karena seharian ini dia tidak beristirahat sama sekali. Tubuhnya memerlukan istirahat untuk memulai aktivitas esok hari. 

"Kamu capek banget An?" disamping konsentrasinya menyetir, Ramsey sesekali melihat ke arah Kekasihnya yang bersandar di Punggung Jok Mobil. Wajah An tidak bisa disembunyikan sama sekali dari siapapun karena memang dia sedang lelah.

"Iya. Banget."

"Maaf ya bikin kamu sampai capek begini. Seharusnya tadi aku gak mengajak kamu ke Rumahnya Asyiela untuk temani adek aku yang melangsungkan acara pertunangan." ungkap Ramsey tidak enak hati.

"Gak papa. Udah jangan mikirin itu. Aku capek banget, aku mau tidur dulu. Nanti kalau sampai Rumah, kamu kasih tahu aku ya."

"Ya udah kalau gitu, kamu bobo aja."

Karena Ramsey sudah tidak bisa mengajak An berbicara, Laki-Laki itu membiarkan An tertidur meski hanya beberapa menit ke depan. Dia tidak tega melihat Kekasih Hatinya kelelahan seperti itu. Telapak Tangan kiri Ramsey mengayun menggapai Kepala Perempuan yang begitu dipujanya itu lalu mengusapnya lembut penuh kasih sayang.

I love you so much, An. Jangan pernah tinggalkan aku,- ungkap Ramsey dari lubuk Hati nya yang paling dalam.

***

Perempuan yang masih enggan membuka Mata itu merasa dia sudah lama tertidur tapi mengapa Ramsey tidak juga membangunkan dirinya. An pun terpaksa membuka sepasang Matanya karena lirih suara terdengar di Telinganya, tepatnya sumber suara itu berasal dari luar Mobil. 

Sepasang Mata An yang menyipit lama-lama terbuka dan melebar. Diluar Mobil dia melihat Ramsey berdiri sambil memegang Ponsel yang diletakkan di Telinganya bagian kiri. Kalau diperhatikan Wajah Ramsey seperti memancarkan sirat kecemasan yang tinggi.

Karena merasa diliputi oleh penasaran, An pun membuka Pintu Mobil disisi kiri dekat dengan dirinya kemudian dia melangkah keluar untuk memastikan Ramsey sedang melakukan sambungan Telepon dari siapa. 

"Halo, i-iya Om saya kesana. Saya akan secepatnya."

"......."

"Iya, ini sedang di jalan. Sebentar lagi saya akan kesana. Tolong jaga dia Om!"

"......."

"I-iya, baiklah."

tut tut tut

Sambungan komunikasi Ramsey melalui Ponselnya dengan orang yang berada di balik Telepon itu pun terputus.

Ramsey langsung memasukkan Ponselnya kembali ke Saku Celananya.

Ponsel milik Ramsey sempat dibawa oleh An sebelumnya tapi ketika akan berangkat menuju ke Rumah Asyiela, Perempuan itu mengembalikan kembali kepada Ramsey. 

"An?" saat Tubuh Ramsey berbalik, dia melihat An berdiri di dekat Pintu Mobilnya karena memang An baru saja turun.

An merasa ada sesuatu yang aneh dan mungkin membutuhkan perhatian khusus Ramsey saat ini. 

Teenager Time (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang