103. Why & Who (Extra Part VI)

8K 907 82
                                    

Oek...

Oeeek....

"PSshtt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"PSshtt...dedek ganteng, kenapa Nak? Sayang nya Mommy kok rewel terus hari ini. Kenapa jagoan? Siapa yang nakalin Adek? Biar Mommy jewer ya Telinga nya. Uhh sayaang, diem sayang ya."

Sejak pagi hari Baby A terus menerus rewel. Selepas sang Ayah pergi ke kantor untuk bekerja, Baby A tiba-tiba saja merasa tidak nyaman, terkadang menangis, lalu seperti mengeluarkan suara menggerutu, dan terlebih lagi gerakan aktif tangan kaki nya seirama dengan tangisannya. Bayi kecil yang masih berkulit putih kemerahan itu memang seharian ini membuat Rachelta cemas sekali. Kekhawatiran nya sempat membuat Ibu muda itu ingin bergegas ke dokter untuk memeriksakan kondisi putra bungsu nya. Dia takut putranya sedang sakit atau mengalami hal buruk yang dia tidak tahu.

"Chel, gimana? Masih rewel juga?" dari balik pintu kamar Rachelta ada Alice berdiri dengan raut wajah yang sangat cemas. Melihat cucu nya yang baru saja terlahir di dunia ini dan menangis dalam jarak waktu yang dekat membuat dirinya juga tidak tenang sama seperti Rachel.

"Iya Mah. Aku gak tahu anak aku kenapa. Mana Babe nya belom pulang juga lagi," satu jam yang lalu Rachel sudah menghubungi Suaminya untuk pulang lebih cepat. Tapi karena sang Suami harus menemui Client dari Medan, Pria itu terpaksa mengundur jadwal kepulangannya. Hal ini tentu membuat Rachelta menjadi semakin bingung harus berbuat apa dengan putranya, "Apa aku bawa ke rumah sakit aja ya?" tambahnya.

"Tunggu suami kamu pulang dulu, Chel. Nanti dia makin cemas kalau kamu tiba-tiba langsung bawa anak kamu ke rumah sakit." Alice meminta Baby A untuk dia gendong terlebih dahulu. Sembari menunggu kepulangan Suami Rachelta, Alice mencoba menenangkan cucu nya tersebut. Sesekali diusapnya punggung dan kepala Baby A untuk menenangkan Bayi mungil tersebut, namun tetap saja gagal. Semakin lama suaranya semakin meninggi, tangisannya semakin keras dan tidak terkendali.

"Ya Allah Nak, kamu kenapa sih?" Rachel menilik serius ke arah sang putra yang menangis keras dalam gendongan Alice. Karena merasa khawatir, Rachel meminta putranya kembali untuk dia gendong.

Kini Baby A pun berada di pelukan Rachel. Biasanya jika sudah berada di pelukan Rachel, Baby A akan merasa tenang. Namun kondisi saat ini sepertinya berbeda. Baby A tidak kunjung diam, sampai-sampai Kallen dan Freya harus terganggu waktu belajarnya. Kedua anak kandung Alice dan Avelo itu berjalan menuju ke kamar Rachel, menghampiri Rachelta dan Alice yang ada di dalam sana bersama Baby A.

"Kak, kenapa sih dedek bayi nya nangis mulu? Aku mau belajar Kak! Besok aku ujian!" Kallen menggaruk rambut dan kepalanya kesal. Otaknya sudah mulai penuh dan tentu saja kepalanya pusing karena dia harus belajar esok hari untuk menghadapi ujian.

"I-iya. Maaf ya, belajar kalian jadi keganggu ya." Rachel tidak tahu harus berbuat apa selain meminta maaf kepada kedua adik nya. Tangisan keras Baby A sampai membuat Kallen dan Freya menjadi ikut pusing. Dengan seperti ini sedikit banyak Rachel menjadi merasa bersalah.

Teenager Time (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang