62. Nice Night (2)

9.8K 1K 54
                                    

"Kok kita jadi disini, Syiel?" pertanyaan bodoh dan terasa aneh dilontarkan oleh Asten kepada Gadis yang sudah resmi menjadi tunangan nya meski Cincin resmi belum melingkar di Jari Manis keduanya.

"Gak tahu." jawab Asyiela bingung sembari menggelengkan Kepalanya sebanyak dua kali ke kanan dan ke kiri. 

Dibawah Langit yang gelap namun berhiaskan Bintang-bintang, Asyiela dan Asten cukup menikmati situasi yang aneh di hari penting mereka.

Sekarang keduanya justru bergerak naik dan turun berkali-kali sampai membuat Bocah kecil tampan jelmaan Andres Mebarak itu tertawa riang.

Gelak tawanya yang keras terkadang sampai membuat Asyiela dan Asten juga ikut tertawa meski tergolong tawa mereka kecil. 

"Kakak lagi dooong,cepat lagi...Kaaak...." Kaivan yang duduk di depan Asyiela dan Asten yang berada di lain sisi permainan Jungkat-Jungkit itu kelihatan sangat gembira.

Terkadang dia mengintruksi Asten untuk lebih mengencangkan tumpuan Kakinya menyentuh Tanah agar ritme Jungkat-Jungkit itu lebih cepat.

Sudah hampir tiga puluh menit mereka bertiga bermain bersama-sama.

Kadang menaiki Ayunan, terkadang Perosotan atau Jungkat-jungkit.

Tapi karena Kaivan lebih menyukai Jungkat-Jungkit, jadi Putra Sulung Rachelta dan Suaminya itu kembali lagi mengajak Asten dan Asyiela bermain Jungkat-Jungkit. 

"Wuuuuuhhh...Whoooo, haaa....." teriak antusias Kaivan disertai canda dan guraunya. 

Baik Asten dan Asyiela tidak mengerti mengaja justru nasib mereka berada di Taman sedangkan semua orang di dalam sana sedang menikmati sajian yang disiapkan oleh Indra beserta Keluarga besarnya.

Kruucuk....

Kruucuk....

Ada suara Perut si kecil Kaivan berbunyi. Karena suasana di Taman sepi, Asyiela dan Asten sama-sama bisa mendengar jelas suara Perut keroncongan itu.

"Adek, kamu lapar ya?" tanya Asyiela penasaran. 

"Eng..." Kaivan takut-takut ingin menjawab 'Ya' saat Asyiela bertanya kepadanya.

Sebenarnya Kakak Kiyomi itu memang lapar.

Dia belum sempat makan dari Rumah karena heboh dengan kegiatannya mengejar Kimichi, salah satu Kucing milik Freya.

"Kai, Kaivan laper ya? Kalau laper masuk yuk. Di dalem ada Ice Cream." entah benar atau tidak dengan semua sajian yang telah disiapkan, Asten asal bunyi saja mengucapkan kata 'Ice Cream' sebab anak Laki - Laki itu ingin kembali ke dalam.

Suasana dingin dengan Angin kencang mulai terasa, seperti pertanda Hujan akan turun sebentar lagi. 

"Yang benar Kak? Kak Asten gak bohong?" tanya Kaivan kepada Asten.

Asten menganggukkan Kepalanya mengiyakan dengan cengiran senyuman yang melebar.

Asten berharap di beberapa sajian menu yang terhidang ada Ice Cream untuk Dessert agar dia tidak disebut pembual.

"Yeeeay, mau Kak. Ayoo masuk lagi." dengan lincahnya sekali melompat, Kaivan mampu turun dari permainan Jungkat-Jungkit tersebut dan menyeret paksa Lengan Asten juga Asyiela bersamaan masuk ke dalam Rumah.

"Eh, pelan-pelan dong Dek. Kamu main seret-seret dari tadi!" protes Asten yang tidak ditanggapi sama sekali oleh si tampan Kaivan Raditya Mebarak.

***

"Nyaam.. Nyaam..." 

Suara Kaivan memakan semangkuk kecil Ice Cream dan duduk dipangkuan Ayahnya terdengar sangat menggemaskan.

Teenager Time (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang