106. Something (Extra Part IX)

7.7K 888 76
                                    

Jam baru menunjukkan pukul lima pagi, namun ia sudah mulai membuka matanya. Dikucaknya sesekali mata itu agar terbuka. Begitu terbuka, sepasang matanya melirik ke arah kiri. Di samping nya saat ini, Baby A masih berada di dalam dekapannya. Semalaman tidur di sofa bersama Baby A, tidak sekalipun Baby A menangis. Bayi mungil berkulit putih kemerahan tersebut tampak nyaman dan tenang dalam dekapan sang Ayah. Bahkan sampai pagi hari ini pun, Baby A masih terlelap. Pelan, ditariknya lengan yang melingkari Baby A agar tidak membangunkan bayi tampan titisan Avelo tersebut.

Cup.

Dikecupnya pipi gembal milik putra bungsu nya tersebut. Baby A nampak sedikit tidak nyaman dengan aksi yang dilakukan sang Ayah, namun berselang beberapa detik kemudian Baby A kembali terlelap. Lalu pria itu mengambil bantal berukuran besar dari dalam kamar dan beberapa bantal kecil yang diletakkan di atas sofa untuk menjadi pembatas agar ketika putranya bergerak, bayi mungil itu tidak terjatuh ke bawah.

Setelahnya, pria itu berjalan menuju ke kamar bermaksud untuk membangunkan Istrinya dengan tujuan mengajaknya menjalankan dua rakaat bersama. Tapi disaat dia melihat wajah sang Istri yang begitu terlihat kelelahan, dia memutuskan untuk tidak membangunkan Istrinya. Posisi Istrinya yang berada di tengah diapit oleh si kembar Kaivan dan Kiyomi membuat wanita muda itu pasti akan sulit keluar. Lebih-lebih lagi lengan si kembar yang melingkari permukaan perut sang Ibu.

Akhirnya, Suami Rachelta memutuskan menuju ke kamar mandi untuk mengambil Air Wudhu dan melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Memang sejak si kembar lahir di dunia ini, dia sedikit merubah hidupnya. Tidak begitu signifikan tapi dia ingin menuju ke arah yang lebih baik lagi. Ditambah pernikahan yang dia idamkan bersama Rachel, semakin membuat pria itu ingin menjadi Suami dan Ayah yang baik untuk Istri dan anaknya. Buatnya tidak ada kata terlambat untuk berubah selagi dia mampu dan bisa melakukannya.

***

Selesai melaksanakan kewajiban dua rakaat nya di dalam kamar, Suami Rachelta berjalan ke ruang tamu kembali untuk melihat putra bungsunya. Di atas sofa itu, Baby A masih terlelap. Tidak ada perubahan signifikan dari pergerakan gaya tidurnya selain bibirnya yang sesekali bergerak-gerak mirip ketika ingin menyusu kepada sang Ibu.

"Uh, anaknya Daddy lelap banget bobknya. Ini jangan-jangan rewelnya karena kangen ya sama Daddy, bukan karena demam?" gumamnya kecil mirip seorang Dukun yang sedang membacakan mantra. Disentuhnya kening Baby A menggunakan Punggung tangannya, dan hasilnya sudah tidak ada suhu panas sama sekali. Tubuh Baby A sepertinya telah kembali normal seperti biasanya.

Cup.

Sekali lagi pria itu mengecup Pipi gembal putranya gemas. Entahlah mengapa dia merasa bahagia sekali memiliki anak ketiga bersama Istrinya. Meski tidak mewarisi wajahnya tapi tetap saja Baby A menjadi hadiah terindah dari Tuhan untuk dirinya setelah dia mendapatkan anak kembarnya dari sang Istri.

Asyik menikmati Baby A yang menggeliat pelan dan nampak lucu dari setiap ekspresi yang muncul, tiba-tiba Suami Rachelta mendengar bunyi ponsel yang masuk ke dalam ponselnya. Cepat-cepat dia meraih ponselnya yang dia taruh diatas meja agar putra bungsunya tidak terganggu juga. Sebelum menekan tombol hijau, Pria itu melihat di layar siapakah yang menelepon dirinya sekarang ini. Jawabannya adalah Ibu Mertuanya alias Ibu dari Istrinya. Sempat terbesit dalam pikirannya mengapa Ibu Mertuanya menelepon sepagi ini.

"Halo, Assalamu'alaikum." begitu tahu Ibu mertuanya menelepon, pria itu langsung mengangkatnya.

"Wa'alaikumsalam. Hm, bagaimana? Apakah Rachel sudah kamu temukan?"

"Sudah Nyonya Alice. Saya sudah menemukan Istri saya dan anak-anak kami. Nyonya tenang saja saya, mereka baik-baik saja."

"Alhamdulillah. Saya khawatir sekali. Kak Avelo juga terus menanyakan. Sudah hampir keluar rumah untuk mencari Rachel dan anak-anak kalian tapi saya cegah karena saya yakin kamu sudah menemukannya."

Teenager Time (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang